-13-

1.5K 225 30
                                    

Dengan tangan yang saling bergandengan, pasangan pengantin itu turun dan bergabung dimeja makan.

"Cie" goda Jennie.

"Bacot!" Ketus Jisoo.

"Dih dih" sahut Jennie terkekeh geli.

"Sudah lah, ayo kita makan" lerai Haerin.

Dengan sigapnya Rose mengambil makanan dan meletakkannya kedalam piring Jisoo. Haerin dan Jennie yang melihatnya sontak tersenyum. Pilihan mereka memang benar benar tepat.

"Ji, apa Hanjoo masih mengganggu kamu?" Tanya Haerin.

Jisoo menelan makanannya "Masih si tapi aku tidak peduli" sahutnya.

"Baguslah. Ingat, kamu sudah punya istri dan Mommy harap kamu bisa menjaga pernikahan kalian ini!"

"Iya, Mommy tenang saja"

"Kalian tidak ada niatan untuk honeymoon?" Timpal Jennie.

"Sepertinya tidak bisa. Urusan diperusahan masih banyak" sahut Rose. Lagian dia sekertarisnya Jisoo jadi kalau Jisoo libur, masa dia harus ikutin libur? Nanti siapa yang akan menguruskan perusahan?

"Kalian honeymoon saja. Soal perusahan, biar aku uruskan" ujar Jennie.

"Memangnya kamu bisa?" Ledek Jisoo.

Jennie mendengus "Hey! Ini Jennie, pasti bisa lah!"

"Apa yang dikatakan sama Jennie itu ada benarnya Ji. Biar dia saja yang mengurus perusahan untuk sementara waktu. Kamu bawa saja istri kamu liburan" ujar Haerin.

Jisoo melirik Rose sekilas "Nanti deh aku fikirkan" sahutnya.





















Hari terus berlalu dan pernikahan mereka berjalan seperti biasa. Jisoo tetap saja menjalankan tugasnya sebagai suami begitu juga sebaliknya. Namun, Jisoo sepertinya belum membuka dirinya sepenuhnya. Dia hanya akan berbicara sama Rose jika ada urusan penting dan Rose juga memakluminya.

Seperti sekarang, Jisoo sibuk menyiapkan kerjanya didalam ruangannya begitu juga dengan Rose yang fokus menjalankan tugasnya sebagai sekertaris Jisoo.

"Jadi gimana?" Tanya Joy yang kepo.

"Biasa saja si. Dirumah dia tetap menjalankan tugasnya sebagai suami" sahut Rose.

"Kalian sudah?" Yeri tidak melanjutkan kata katanya karena dia tahu Rose memahaminya.

Dengan malu malu Rose mengangguk "Kita tetap menjalankan semuanya seperti suami istri diluar sana kok walaupun kita belum mencintai" ujarnya.

Joy sama Yeri tertawa "Akhirnya si Rose sudah tidak polos!!" Ujar Yeri.

"Yesss ponakan coming soon!!" Lanjut Joy bertos bersama Yeri.

"Apaan si kalian" pipi Rose bersemu merah. Anak? Dia bahkan belum kefikiran soal itu tapi kalau Tuhan ingin memberikan titipan kepadanya, dia pasti akan menjaganya dengan baik.

"Bukannya kerja malah ngegibah hah!?!" Mereka sontak menatap kearah sosok yang tiba tiba muncul didepan mereka itu.

Joy bangkit dan menatap sosok itu dengan sinis "Untuk apa lagi anda kesini Hanjoo-ssi?"

"Buat ketemu sama pacar gue lah!" Sahut Hanjoo percaya diri.

Joy menatap Yeri dan tidak butuh waktu lama, mereka berdua tertawa "Ahahaha kuping gue sepertinya bermasalah deh" ujar Joy.

"Waduh, nih cewek masih halu ya" lanjut Yeri.

"Heh! Maksud kalian apa!?!" Bentak Hanjoo.

"Maaf Hanjoo-ssi, bisa anda pergi dari sini?" Usir Rose secara sopan.

"Lo berani mengusir gue hah?! Lo mau gue bilang sama Jisoo untuk pecat lo!?!" Sentak Hanjoo.

"Anda sudah tidak ada hak untuk itu. Anda bukan siapa siapa nya Mr Ji lagi!" Balas Rose.

Joy sama Yeri bahkan sudah cengo. Ini pertama kalinya mereka melihat Rose yang berani menentang Hanjoo.

Hanjoo malah terkekeh sinis "Asal lo tahu, Jisoo terlalu mencintai gue jadi dia tidak mungkin putusin gue. Waktu itu dia hanya lagi emosi makanya dia bilang kalau dia putusin gue. Tapi gue tahu kok kalau gue masih ada posisi dihati dia"

Rose menghela nafasnya dengan kasar. Cewek didepannya itu memang sering memancing emosinya "Silakan pergi dari sini dan lanjutkan halu anda dirumah. Ini perusahan dan saya tidak ingin urusan pekerjaan saya terganggu gara gara anda Hanjoo-ssi!"

"Lo berani banget sama gue hah?!! Gue kesini karena ingin ketemu sama Jisoo!"

Tanpa mempedulikan yang lain,Hanjoo langsung berjalan menuju keruangan Jisoo.

"Tuh cewek mau godain suami kamu tuh" ujar Yeri.

"Hajar saja Rose!" Lanjut Joy.

Rose menghembuskan nafasnya dengan kasar dan bergegas menyusul Hanjoo.
















Bukannya fokus menyelesaikan pekerjaannya, Jisoo malah kelihatan melamun memikirkan nasib rumah tangganya itu. Dia bersama sang istri memang sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh mereka dan jujur saja dia sudah mula merasa nyaman sama istrinya itu.

"Sepertinya gue harus belajar mencintai dia" gumamnya.

Ceklekk

Secara tiba tiba pintu ruangannya dibuka dan masuklah Hanjoo bersama Rose yang menyusulnya dibelakang.

"Maaf Mr Ji. Saya sudah menghalang dia masuk tapi dia tetap saja masuk kesini" ujar Rose.

"Tidak apa apa" sahut Jisoo datar "Kamu bisa keluar" lanjutnya.

Rose terdiam untuk beberapa detik. Apa apaan itu? Kenapa suaminya malah membiarkan Hanjoo masuk dan memintanya untuk keluar?

"Heh, lo tidak dengar hah?! Jisoo sudah mengusir lo, pergi sono!" Sentak Hanjoo.

Rose menatap Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah itu, dia membungkuk sopan dan bergegas pergi dari sana.

















  Tekan
    👇

Mr Ji, I Love You✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang