Tidak terasa waktu terus berjalan dan kini kandungan Rose sudah berusia 9 bulan. Selama itu juga dia mengalami ngidam aneh yang membuatkan Jisoo tidak mampu menunaikan keinginannya dan menyebabkan suaminya itu harus menerima amukan darinya. Namun begitu, Jisoo tetap menikmati waktu waktu yang menurutnya berharga itu.
Kini, mansion itu juga sudah tidak lagi menjadi sepi. Jennie sudah menikah dengan Sean dan suaminya itu memutuskan untuk tinggal disana karena Jennie tidak sanggup untuk berjauhan dari sang Mommy.
"Kamu sudah memikirkan nama untuk Baby Kim?" Tanya Jennie menatap perut buncit Rose.
"Belum si" sahut Rose.
"Gimana kalau namanya Dalgom?" Usul Jisoo.
"Oppa fikir anak Oppa ini anjing hah!?" Sambar Jennie galak.
"Dih, galak. Hamil?" Sahut Jisoo.
Jennie melotot "Aku baru saja menikah 2 bulan ya!!"
"Kamu harus honeymoon tuh" ujar Jisoo beralih menatap adek iparnya "Lo tidak ada niatan buat bawa si kucing galak ini honeymoon?"
"Aku sudah merencanakan untuk membawa Jennie honeymoon pas Baby Kim lahir. Jennie sudah tidak sabar untuk menunggu Baby Kim lahir" sahut Sean.
"Lagian, aku harus membantu Mommy menjaga Baby Kim sama Rose setelah Rose melahirkan" lanjut Jennie.
"Kamu fikir Oppa tidak bisa mengurus Rose sama anak Oppa?" Balas Jisoo.
Jennie menatap Jisoo dengan remeh "Kalau dilihat Oppa tidak bisa dipercaya si. Bisa bisanya nanti Baby Kim diajar kayang"
"Kayang bagus untuk melatih otot loh" sahut Jisoo.
"Memangnya kamu ada niatan untuk mengajar anak kita kayang!?" Tanya Rose yang sudah melotot kearah sang suami.
Jisoo cengesan "Tidak sayang. Tidak mungkin aku mengajarkan sesuatu yang aneh sama anak kita bukan?"
"Ji, apa semua persiapan Rose sama Baby Kim sudah siap?" Tanya Haerin.
"Sudah Mom. Semuanya sudah aku masukkan kedalam bagasi mobil " sahut Jisoo.
"Shh" secara tiba tiba Rose mencengkram tangan Jisoo.
"Sayang, kenapa!?" Kaget Jisoo.
"M-mulas" sahut Rose mengernyit sakit.
"Ji, mendingan langsung dibawa kerumah sakit" ujar Haerin khawatir.
"Baiklah Mom!" Sahut Jisoo bergegas membantu Rose berjalan menuju kemobil.
"Kalian duluan, nanti aku sama Mommy menyusul" ujar Jennie.
Sean pula akan ikut bersama Jisoo karena dia yang akan menyetir. Disaat yang seperti ini, Rose membutuhkan Jisoo disampingnya makanya Jisoo harus menjaga Rose dijok belakang.
"Masih sakit?" Tanya Jisoo menghapus keringat didahi Rose.
Rose mengangguk dengan berusaha bernafas dengan tenang.
Beberapa menit kemudian, tibalah mereka di rumah sakit. Rose langsung dibawa keruangan Dokter. Jisoo bersama Sean pula hanya menunggu diluar.
*
*Semua ahli keluarga sudah berkumpul diruang inap Rose. Wanita itu harus dipantau dirumah sakit karena waktu untuknya melahirkan Baby Kim sudah hampir tiba.
"Ibu" lirih Rose menatap Sara.
"Ibu tahu anak Ibu ini kuat. Berjuang ya sayang" ujar Sara mengelus kepala Rose.
"Rose-ah, lo harus kuat! Pokoknya gue mau lo datang ke acara pernikahan gue nanti!" Ujar Lisa.
Rose tersenyum tipis "Gue pasti datang" sahutnya.
"Oppa, jangan tinggalin aku ya" lirih Rose menggenggam tangan Jisoo.
"Jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkan kamu. Aku akan menemani kamu" sahut Jisoo mengecup punggung tangan Rose "Berjuang ya untuk Baby Kim. Aku tahu kamu kuat " lanjutnya.
Rasa sakit terus menghantam Rose membuatkan dia mengalirkan air mata. Jisoo setia menggenggam tangan Rose bahkan dia tidak peduli kalau sang istri mencakar tangannya.
Beberapa menit kemudian, Dokter Tiffany menghampiri mereka dan memeriksa pembukaan Rose "Pembukaannya sudah sempurna. Rose akan dibawa keruangan persalinan" ujarnya beralih menatap Jisoo "Ji, apa kamu mau menemani Rose?"
"Aku mau!" Sahut Jisoo tanpa ragu.
"Baiklah, kamu harus memakai pakaian steril duluan" ujar Tiffany "Suster, bawa dia keruangan steril"
"Ayo Tuan" ujar sang suster.
"Sayang, aku keluar sebentar ya. Nanti kita ketemu didalam. Aku janji tidak akan meninggalkan kamu" ujar Jisoo mengecup dahi Rose sebelum berganjak menyusul sang suster.
*
*Mata Jisoo berkaca kaca. Pria itu hampir saja menangis ketika melihat perjuangan sang istri.
"I know you're strong. Please fighting" bisik Jisoo yang terus memberi semangat kepada Rose yang sudah lemes.
Nafas Rose memburu "O-Oppa, m-maafin aku" ujarnya sebelum dia tidak sadarkan diri.
"Sayang!? Hey Roseanne! Bangun Sayang!" Panik Jisoo berusaha membangunkan sang istri.
"Ada yang salah sama posisi plasentanya menyebabkan terjadinya pendarahan!" Ujar Dokter Tiffany membuatkan Jisoo ketakutan.
"Nuna, apa yang harus kita lakukan!?" Tanya Jisoo.
"Tenang Ji" ujar Dokter Tiffany "Operasi harus segera dijalankan. Kamu harus menandatangani surat persetujuannya"
"Lakukan lah apa saja! Tolong selamatkan Rose dan anak aku" sahut Jisoo memohon.
Dokter Tiffany mengangguk dan para suster bergegas menyiapkan peralatan untuk melakukan operasi.
"Sayang, aku tahu kamu kuat. Tolong bertahan demi aku sama anak kita. Aku mohon sayang" bisik Jisoo meneteskan air matanya.
Sad end? :)
Tekan
👇
![](https://img.wattpad.com/cover/334243711-288-k392179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Ji, I Love You✅
FanfictionPunya Bos yang sombong + menyebalkan memang bikin pusing dan itu jugalah yang dialami oleh Roseanne setelah menjadi sekertaris Jisoo. Chaesoo📌 BxG📌 Fanfiction 📌