-9-

1.4K 237 12
                                        

Jisoo menghela nafasnya dengan lega ketika selesai meminum obat yang dibawa oleh sekertarisnya itu.

"Terima kasih" ujarnya

"Kalau Mr Ji butuh apa apa, kabarin saja aku. Aku permisi" setelah membungkuk sopan, Rose berganjak keluar dari sana untuk melanjutkan pekerjaannya. Dia bahkan melewatkan makan siangnya demi membeli obat untuk atasannya itu.













Disisi lain, terlihatlah Jennie mendorong kursi roda sang Mommy memasuki perusahan Jisoo.

"Mom, aku mau ketoilet duluan ya. Sudah tidak tahan nih" ujar Jennie.

Haerin terkekeh kecil "Ya sudah, pergi saja. Mommy tunggu disini"

"Jennie, Tante?" Rose yang kebetulan melihat mereka langsung saja menghampiri mereka.

"Eh Rose, kebetulan kamu disini. Bisa kamu bawa Mommy keruangan Oppa? Aku mau ke toilet" ujar Jennie.

"Bisa dong" sahut Rose

"Nanti kita ketemu diruangan Oppa!" Setelah itu, Jennie bergegas berlari ketoilet.

"Ayo Tante" perlahan lahan Rose mendorong kursi roda Haerin.

"Tante merasa tidak enak karena sudah merepotkan kamu" ujar Haerin.

"Jangan merasa tidak enak. Aku ikhlas kok membantu Tante" sahut Rose.

Hati Haerin menghangat. Ah, cewek polos ini memang pintar menyenangkannya.

"Eh, mau kemana kalian!?" Secara tiba tiba Hanjoo muncul dan menghalang mereka.

"Siapa kamu?!" Tanya Haerin kesal.

Hanjoo terkekeh sinis "Aku? Ck, aku ini pacar CEO perusahan ini!"

"Erm Tante. Ini Nona Hanjoo. Dia pacarnya Mr Ji" ujar Rose dengan kaku.

"Pacar Jisoo!?" Ulang Haerin tidak percaya. Astaga, tidak mungkin yeoja minus akhlak ini pacar anaknya bukan?

"Heh Rose!" Dengan kasarnya Hanjoo mendorong pundak Rose "Apa lo fikir perusahan ini milik lo hah!? Seenaknya saja lo membawa wanita cacat ini kesini!"

"Jaga omongan kamu Hanjoo-ssi!" Untuk pertama kalinya Rose memarahi Hanjoo. Dia memang tidak suka kalau ada yang berbicara kurang ajar sama orang tua.

Para karyawan yang lain sudah berkumpul dan mereka hanya menyaksikan apa yang terjadi tanpa ada niatan untuk memisahkan. Lagian, mereka memang tidak tahu kalau Haerin itu adalah Mommy Jisoo karena ini pertama kalinya Haerin datang ke perusahan. 

"Lo berani menentang gue hah!?" Teriak Hanjoo.

Plakkk

Rose meringis ketika Hanjoo menampar pipinya. Ah, pipinya sudah berdenyut sakit. Kuat juga ya tamparan cewek minus akhlak itu.

"Kamu jangan keterlaluan ya!" Kali ini Haerin yang mengeluarkan amarahnya.

"Mendingan Tante diam saja!" Sentak Hanjoo mendorong kursi roda Haerin membuatkan wanita itu tersungkur jatuh.

"Tante!!" Rose bergegas menghampiri Haerin "Tante tidak apa apa!? Apa ada yang luka!!" Khawatirnya.

"Tante tidak apa apa" sahut Haerin.

"Mwo!? Apa yang terjadi!?" Jennie yang baru kembali dari toilet langsung membantu Rose mengangkat Haerin untuk kembali duduk diatas kursi roda.

"Hanjoo mendorong Tante dari kursi roda" jelas Rose

"Heh! Lo tidak sopan sama gue huh!? Gue akan pastikan Jisoo memecat lo!" Sentak Hanjoo marah.

Plakkk

Kali ini pipi Hanjoo yang menerima tamparan dari Jennie "Kurang ajar ya lo!" Marah Jennie.

"Jen, kamu malah membela cewek ini sama wanita cacat ini huh!?" Kesal Hanjoo.

"Rose, panggil Jisoo Oppa kesini" arah Jennie yang sudah emosi.

Tanpa membantah, Rose bergegas berlari keruangan Jisoo. Tidak butuh waktu yang lama dia kembali bersama Jisoo.

"Ada apa ini?" Bingung Jisoo.

"Sayang" Hanjoo langsung bergelayut dilengan Jisoo "Adek kamu menampar aku gara gara membela sekertaris kamu" adunya.

"Jen-"

"Apa!?" Sentak Jennie memotong perkataan Jisoo "Asal Oppa tahu, pacar Oppa itu sudah memanggil Mommy wanita cacat terus dia mendorong kursi roda Mommy sehingga Mommy jatuh! Oppa seharusnya berterima kasih sama Rose karena dia yang membantu Mommy!"

"Mommy!?" Ulang Hanjoo dengan tatapan tidak percayanya.

Jisoo berjongkok menyamakan tingginya dengan sang Mommy "Mommy tidak apa apa?" Tanyanya khawatir.

"Pacar kamu sudah menghina Mommy Ji. Dia bahkan mendorong Mommy" ujar Haerin.

"Tante, maafin aku. Aku tidak tahu kalau Tante itu Mommy nya Jisoo" ujar Hanjoo bergegas menghampiri Haerin.

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Hanjoo, kamu sudah keterlaluan!" Datarnya.

"Sayang, maafin aku" rengek Hanjoo menarik tangan Jisoo.

"Cukup Han!" Sentak Jisoo "Mulai sekarang, kamu jangan pernah muncul didepan aku lagi! Aku tidak akan menikahi orang yang tidak bisa menghargai Mommy aku!" Marahnya. Jisoo memang mencintai Hanjoo namun rasa cintanya untuk sang Mommy bahkan lebih besar dari segalanya jadi siapa siapa yang menyakiti Mommynya harus menerima amukan darinya.

"Ji, maafin aku sayang" Hanjoo terus saja memohon kepada Jisoo namun sepertinya Jisoo sama sekali tidak terpancing.

"Gue bilang pergi!!" Teriak Jisoo emosi.

"Mendingan lo pergi sebelum Oppa gue kehilangan kesabarannya" ujar Jennie.

Dengan mata berkaca kacanya, Hanjoo berganjak pergi dari sana. Arghh sial! Sekarang sumber kekayaannya sudah tidak ada. Apa yang harus dia lakukan?














   Tekan
    👇

Mr Ji, I Love You✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang