Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam namun Jisoo masih belum menemukan keberadaan sang istri. Dia sudah kerumah Sara namun rumah itu kosong bahkan Sara juga tidak ada disana.
Sekarang, dia hanya duduk didalam ruang inap sang Mommy dan menunggu kabar dari orang suruhannya.
Drtt drtt
Bunyi ponselnya membuatkan Jisoo bergegas menerima panggilan dari orang suruhannya itu "Sudah ketemu?"
"Nyonya Kim menaiki pesawat XXX untuk menuju ke Aussie"
"Siapkan pesawat! Saya akan menyusul dia!"
Panggilan dimatikan. Jisoo beralih menatap Haerin dan Jennie yang juga menatap kearahnya "Gimana?" Tanya Haerin.
"Rose naik pesawat Mom. Dia menuju ke Aussie" sahut Jisoo.
"Susul dia goblok! Bawa Rose sama calon ponakan aku pulang!" Ujar Jennie yang ternyata masih kesal sama Jisoo.
"Iya, ini juga mau susul kok" sahut Jisoo.
"Ck, dasar! Tidak ada rasa bersalah sama sekali ya!" Gerutu Jennie.
Jisoo tersenyum miris. Memang dia kelihatan santai saja tapi tidak ada siapa siapa yang tahu kalau sekarang batinnya tersiksa. Dia menyesal dan dia berjanji akan langsung memohon maaf kepada sang istri setelah mereka bertemu nanti.
Jennie berdecak kesal. Dia memilih untuk menonton tv daripada menatap sang Oppa yang cukup menyebalkan itu.
"Breaking News! Pesawat XXX yang baru berlepas ke Australia beberapa jam yang lalu mengalami kecelakaan. Pesawat terjatuh kedalam laut dan semua korban dinyatakan tewas"
Suasana seketika menjadi hening. Mereka bertiga saling tatap dengan tatapan yang sulit diartikan "Ji-"
"Tidak!" Potong Jisoo "Itu tidak mungkin istri aku!" Sangkalnya.
"Aku akan menanyakannya sama sahabat aku yang kebetulan bekerja di bandara" ujar Jennie bergegas menghubungi sahabatnya.
Beberapa menit berlalu, panggilannya berakhir. Dia menatap Jisoo dengan mata berkaca kacanya "S-sahabat aku bilang kalau ada satu penumpang yang bernama Roseanne Skyler Park"
Deg
"Tidak! Itu tidak mungkin!!" Jisoo masih saja berusaha menyangkalnya.
Dengan nafas yang memburu dia berlari keluar dari sana. Apa pun yang terjadi, dia harus mencari keberadaan sang istri!
Seminggu sudah berlalu dan selama seminggu itu juga Jisoo berusaha mencari keberadaan sang istri. Dia tidak bisa menerima fakta kalau istrinya sudah pergi seperti yang dia inginkan.
Jisoo bahkan sudah ke Aussie untuk mencari Rose namun tidak ada petunjuk sama sekali membuatkan dia harus menelan kenyataan pahit yang menyatakan kalau Rose dan calon anaknya pergi untuk selama lamanya.
Hanjoo juga sudah tidak mengganggu Jisoo lagi karena dia sudah ditahan oleh polisi atas kelakuannya yang sudah hampir membunuh Haerin. Menyesal. Hanya itu yang bisa dia rasakan saat ini. Dia kehilangan peluang untuk mendapatkan harta Jisoo dan sekarang dia juga sudah kehilangan kebebasan hidupnya. Ck, miris sekali.
"Oppa" Jennie menatap lirih sang Oppa yang berjalan masuk kedalam mansion itu.
Oppa nya itu sudah berubah. Dia sering ke bar untuk mabuk mabukan dengan berharap agar sosok Rose bisa hilang dari fikirannya.
Ceklekk
Dengan kondisi yang masih sepenuhnya sadar, Jisoo membuka pintu kamarnya. Kamar yang dulunya menjadi saksi tentang kebahagiannya yang dialami bersama Rose.
"Sayang" lirihnya. Diambilnya gaun yang sering dipakai Rose dan dibawanya kedalam dakapannya. Aroma khas Rose bahkan masih tercium dengan jelas "Aku rindu. Maafin aku Sayang"
Seperti biasa, ini lah yang akan dilakukan oleh Jisoo ketika dia pulang dengan kondisi mabuk. Dia akan meringkuk diatas kasur dengan memeluk gaun sang istri.
"Oppa, tolong jangan seperti ini lagi" ujar Jennie memasuki kamar Jisoo. Sebagai seorang adek, dia tidak suka melihat kondisi Oppa nya saat ini.
Jisoo menatap kedua tangannya "Tangan ini, tangan ini lah yang hampir membunuh dia. Oppa kejam Jennie-ah. Oppa mencekik dia. Oppa mengusir dia. Gara gara Oppa dia pergi bersama anak Oppa. Oppa bahkan belum sempat untuk menyapa anak Oppa. Oppa sosok suami dan Papa yang buruk untuk mereka" racaunya.
"Oppa" lirih Jennie sedih.
Dengan air mata yang mengalir dipipinya, Jisoo menatap sang adek "Oppa bahkan belum sempat mengungkapkan rasa cinta Oppa untuk dia. Dia pergi sebelum tahu kalau Oppa mencintai dia"
Pecahlah tangisan yang sedari tadi ditahan oleh Jennie itu. Dia duduk disamping Jisoo dan memeluk sang Oppa dengan erat untuk memberi kekuatan walaupun nyatanya saat ini dia juga tidak mempunyai kekuatan.
"Oppa harus kuat. Rose sama anak Oppa juga pasti tidak suka melihat Oppa seperti ini. Ikhlasin mereka ya. Biarkan mereka bahagia disana. Aku yakin kalau Rose sudah memaafkan Oppa" ujar Jennie menenangkan sang Oppa.
"Oppa kejam Jen. Oppa tidak pantas untuk mendapatkan maaf dari dia. Oppa hanya lah monster yang sudah menghancurkan hidupnya" sahut Jisoo beralih mencium gaun sang istri "Sayang, aku rindu" lirihnya.
Tidak jauh bedanya dari Jisoo, kondisi Haerin juga sama. Dengan duduk diatas kursi rodanya, dia hanya melamun di balkon kamarnya. Selama ini dia sudah menyayangi Rose dan menganggap Rose seperti anaknya sendiri. Tapi sekarang dia harus kehilangan menantu bahkan calon cucunya yang belum sempat disapa olehnya.
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Ji, I Love You✅
FanfictionPunya Bos yang sombong + menyebalkan memang bikin pusing dan itu jugalah yang dialami oleh Roseanne setelah menjadi sekertaris Jisoo. Chaesoo📌 BxG📌 Fanfiction 📌