-15-

1.7K 247 41
                                    

Seperti yang diputuskan, Jisoo akhirnya akan membawa sang istri untuk melakukan honeymoon di Paris. Dia sudah bertekad untuk belajar mencintai Rose karena gimanapun juga, Rose sudah menjadi istrinya, tanggungjawabnya.

"Semuanya sudah siap?" Tanya Haerin setelah mereka tiba di bandara.

"Sudah Mom" sahut Jisoo

"Kalian menikmati saja waktu kalian. Jangan fikirkan soal perusahan. Ada Jennie sama Mommy yang bisa memantaunya" ujar Haerin.

"Dan aku butuh ponakan ya" timpal Jennie menggoda keduanya.

"Bacot ya kamu" sahut Jisoo dibalas kekehan dari Jennie.

"Rose itu polos, gass saja Oppa" bisik Jennie terkekeh jahil.

"Sudah di gas kok" sahut Jisoo santai.

"Sudah, mendingan kalian berangkat sekarang" timpal Haerin.

"Baiklah Mom, kita duluan" pamit Jisoo.

Setelah memeluk Jennie dan Haerin secara bergantian, Rose bersama Jisoo akhirnya berlalu memasuki pesawat.

Sebelumnya mereka sudah berpamitan sama Sara dan Hyunjae kok bahkan Rose sudah memberi uang kepada kedua kedua orang tuanya dan memohon kepada Hyunjae agar tidak menyakiti Sara. 















Beberapa jam berlalu dan mereka akhirnya tiba di Paris dan Jisoo langsung membawa sang istri ke hotel yang sudah dipesan olehnya.

"Senang?" Tanya Jisoo.

"Senang banget!! Makasih Oppa!" Sahut Rose menatap pemandangan Paris di balkon kamarnya.

Jisoo tersenyum tipis dan menghampiri sang istri. Sekarang tiba tiba dia memeluk Rose dari belakang membuatkan istrinya tersentak kaget.

"Tumben" ujar Rose.

Dahi Jisoo mengernyit "Tumben apa?"

"Tumben Oppa baik sama aku. Dulu Oppa marah marah mulu bahkan Oppa bikin aku nangis" jujur Rose.

"Nangis? Kamu nangis?"

Rose mengangguk "Waktu itu Oppa bentak aku jadi aku nangis di toilet perusahan deh" jujurnya dengan polos.

Jisoo terkekeh kecil "Mianhe. Waktu itu aku belum membuka diri aku. Kamu juga pasti tahu gara gara apa bukan?"

Rose membalikkan dirinya dan menangkup kedua pipi Jisoo "Kecelakaan yang terjadi itu bukan salah Oppa. Daddy Oppa meninggal juga bukan salah Oppa. Semuanya sudah menjadi takdir dan Oppa tidak boleh dibayangi oleh masa lalu Oppa lagi. Lupakan semuanya ya. Daddy juga pasti tidak suka melihat Oppa yang terus menutup diri Oppa gara gara merasa bersalah"

Jisoo memegang tangan Rose yang berada dipipinya itu. Dia tersenyum tipis dan mengangguk "Aku akan coba dan aku juga akan belajar mencintai kamu. Jadi maafin aku kalau aku masih kaku atau cuek sama kamu ya"

"Tidak apa apa. Aku mengerti" sahut Rose.

"Sekarang cuaca lagi dingin. Tidur dulu yuk. Nanti malam kita jalan jalan" tanpa mendengar jawaban dari sang istri, Jisoo langsung menggendong Rose dan membaringkan istrinya diatas kasur. Dia ikut rebahan disamping Rose.

"Masih dingin" adu Rose.

"Kesini sayang"

Duh, Rose dibikin meleyot deh dipanggil sayang. Dengan malu malunya dia masuk kedalam dakapan Jisoo dan menenggelamkan mukanya diceruk leher Jisoo. Ah, rasa nyaman membuatkan rasa kantuk mula menghampirinya.

Jisoo tersenyum tipis ketika mendengarkan dengkuran halus si istri.

















Malam harinya, Jisoo memilih untuk membawa Rose mengelilingi kota Paris.

"Woahh daebak!" Seru Rose dengan senang.

Jisoo tersenyum ketika melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh istrinya. Istrinya memang kelihatan cantik tanpa memakai kacamata.

"Rosie"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rosie"

"Rosie? Nuguya?"

"Aku akan memanggil kamu Rosie si. You like it?"

"Hurm, i like it"

"Aku mau nanya sama kamu"

"Waeyo Oppa?"

"Kamu itu sosok yang polos bukan? Tapi kenapa kamu mewarnakan rambut kamu? Siapa yang mengajarkan sosok polos seperti kamu ini huh?"

"Dulu waktu kuliah aku sering di bully soalnya aku kutu buku. Aku dibawa ke salon terus tiba tiba saja mereka mengganti warna rambut aku. Awalnya aku nangis si soalnya aku tidak punya uang untuk mengembalikan warna rambut aku yang dulu tapi setelah dibujuk sama Mama, aku akhirnya menerima deh warna rambut aku. Dan sampai sekarang aku malah suka warna rambut ini jadi aku sering ke salon untuk mengekalkan warna rambut aku ini. Untung saja aku sudah bekerja jadi punya uang deh" jelas Rose dengan polosnya "Tapi, apa Oppa tidak suka sama warna rambut aku?"

"Aniyo. Aku suka kok. Kamu semakin cantik. Warna blonde memang cocok sama kamu" sahut Jisoo jujur.

"Kalau aku cantik, kenapa dulu Oppa tidak melirik aku? Oppa bahkan sering marah marah sama aku. Cuek banget lagi" gerutu Rose.

"Karena waktu itu aku mencintai Hanjoo. Aku setia orangnya loh. Kalau aku mencintai satu wanita, aku tidak akan melirik wanita yang lain" sahut Jisoo.

Raut wajah Rose sontak berubah "Apa sekarang Oppa masih mencintai Hanjoo?"

Jisoo terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan "Erm gimana kalau kita ke cafe? Cuaca semakin dingin. Kita butuh sesuatu yang bisa menghangatkan kita" ujarnya mengalihkan perbicaraan. Tanpa mendengar sahutan dari Rose, dia langsung menggandeng wanita itu pergi dari sana.

Rose peka kok dan dia sedikit kecewa tapi cinta tidak bisa dipaksa. Kalau suaminya masih mencintai Hanjoo, dia hanya perlu berusaha menghilangkan sosok itu dari hati Jisoo.













  Tekan
   👇

Mr Ji, I Love You✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang