Pukul 5. 35 menit petang, terdengarlah tangisan bayi yang menggema didalam ruangan operasi.
Air mata Jisoo sontak mengalir keluar bahkan dia tidak hentinya menggumamkan kata kata syukur.
"Ji, ini anak kamu sebelum dia dibersihkan" ujar Dokter Tiffany membiarkan Jisoo menatap anaknya "Dia anak perempuan yang cukup sehat dan cukup cantik" lanjutnya.
"Baby Kim, terima kasih karena kuat. Kita tunggu Mama kamu sadar ya" ujar Jisoo menatap sang anak dengan tatapan haru.
Setelah itu, Jisoo diminta untuk tunggu diluar walaupun dia tidak ingin meninggalkan istrinya didalam ruangan operasi.
"Ji, kamu baik baik saja?" Tanya Haerin menatap Jisoo dengan khawatir.
Jisoo menggeleng dengan tatapan kosongnya "A-anak aku sudah lahir Mom. Dia anak perempuan yang cantik banget. Ini pertama kalinya aku merasakan kebahagiaan seperti ini"
"Terus, kenapa Oppa kelihatan sedih?" Tanya Jennie.
"Terjadi pendarahan dan Oppa tidak tahu gimana kondisi Rose. Dia belum sadar. Oppa khawatir Jen" lirih Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar.
"Tenanglah Hyung. Kita doakan saja yang terbaik untuk Rose Nuna" ujar Sean menepuk pundak Jisoo.
Sedari tadi Jisoo terus menggenggam tangan Rose yang belum sadarkan diri. Kondisi wanita itu masih kritis dan belum ada tanda tanda kalau dia bakalan sadar dalam waktu yang terdekat.
Baby Kim juga sudah dibersihkan bahkan sudah berada didalam ruang inap yang sama dengan sang Mama namun Jisoo memilih untuk berada di samping sang istri yang sudah berjuang melahirkan anaknya, membiarkan Baby Kim ditemani oleh ahli keluarganya yang lain.
"Dia persis seperti Jisoo waktu bayi hanya saja Baby Kim ini perempuan" ujar Haerin.
"Lihatlah, bibir hatinya persis seperti bibir Oppa. Mini Jisoo versi perempuan" lanjut Jennie.
"Sepertinya Rose terlalu bucin sama Jisoo makanya Baby Kim persis seperti Jisoo" ujar Sara.
"Asal Tante tahu, Rose sering dibikin kesal sama Jisoo Oppa loh. Mungkin gara gara Rose kesal sama Jisoo Oppa, muka Baby Kim malah persis seperti Jisoo Oppa" sahut Jennie membuatkan yang lain terkekeh.
"Kamu sudah memikirkan nama untuk Baby Kim?" Tanya Haerin.
"Aku mau Rose yang memberikan nama untuk Baby Kim. Lagian dia yang berjuang melahirkan Baby Kim" sahut Jisoo.
Malam harinya, hanya Jisoo yang menemani istri dan anaknya dirumah sakit. Ahli keluarga mereka yang lain sudah pada pulang.
"Sayang, bangun dong. Anak kamu butuh asi dari kamu" gumam Jisoo terus menatap wajah sang istri.
Oekk
Baby Kim mula merengek kecil membuatkan Jisoo bergegas menghampirinya "Princess Papa kenapa hurm?" Digendongnya sang bayi dengan hati hati "Kita tunggu Mama ya"
Perlahan lahan Jisoo mengusap kepala sang anak "Kamu cantik banget" gumamnya.
Setelah memastikan sang anak tertidur, Jisoo kembali membaringkan anaknya itu kedalam box bayi. Tidak lupa juga dia menyelimutinya agar anaknya tidak merasa kedinginan.
Jisoo kembali menghampiri Rose dan menggenggam tangan sang istri "Kamu tahu, anak kita cantik banget. Apa kamu tidak ingin melihatnya? Dia persis seperti aku loh. Punya bibir hati yang menggoda. Aku yakin pas besar nanti pasti banyak cowok yang terpesona sama dia. Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan membiarkan cowok brengsek muncul didalam kehidupan anak kita"
Disepanjang malam, Jisoo terus bercerita walaupun dia tahu sang istri tidak bisa meresponnya. Hanya saja saat ini dia ingin memberikan semangat kepada Rose agar segera bangun dari tidur panjangnya.
*
*Pagi tiba dan Jisoo akhirnya bangun dari tidurnya. Dia meregangkan ototnya yang terasa kaku gara gara dia tidur dengan posisi duduk dan kepalanya diletakkan diatas kasur Rose.
"Selamat pagi Sayang! Kamu belum bangun hurm?" Sapa Jisoo dengan ceria.
Dia bangkit dan berjalan kearah Baby Kim "Oh, princess Papa sudah bangun hurm?" Jisoo langsung menggendong anaknya itu dan memberikan ciuman didahi sang anak yang tidak menangis. Ah, anaknya itu memang anak yang cukup pintar.
Ceklekk
"Selamat pagi" sapa seorang suster dengan ramah.
"Pagi Sus" sahut Jisoo.
"Apa Baby Kim sudah bangun?"
"Sudah Sus"
"Saya akan memandikan Baby Kim dulu ya"
"Silakan Sus"
Suster itu tersenyum dan menggendong Baby Kim dengan hati hati. Setelah itu, dia berganjak keluar untuk memandikan Baby Kim.
Jisoo pula memilih untuk membersihkan dirinya di toilet yang ada didalam ruangan itu. Kebetulan sekali dia memang sudah membawa baju gantinya jadi dia tidak perlu repot repot untuk pulang dan mengganti bajunya.
Beberapa menit kemudian, Jisoo akhirnya selesai dengan urusannya. Dia berganjak keluar dari toilet namun sedetik kemudian dia membeku.
"S-Sayang?" Dengan matanya yang sudah berkaca kaca, dia berlari menghampiri Rose yang ternyata sudah membuka matanya "Sayang, akhirnya kamu sadar" bisiknya dengan suara seraknya.
"D-Dimana anak kita?" Tanya Rose dengan lemah.
"Baby Kim lagi dimandikan" sahut Jisoo mengecup dahi Rose "Kamu hebat Sayang. Terima kasih karena sudah melahirkan mini Jisoo versi perempuan untuk aku"
"A-anak kita perempuan?"
"Iya. Dia persis seperti aku tapi kulitnya putih seperti kamu. Dia mempunyai perpaduan kita"
Rose tersenyum haru. Dia bahagia karena mampu melahirkan anak yang akan melengkapi keluarga kecilnya itu.
Capek diterror sama readers kalo sad end😭🏃♀️💨
Tekan
👇
![](https://img.wattpad.com/cover/334243711-288-k392179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Ji, I Love You✅
FanfictionPunya Bos yang sombong + menyebalkan memang bikin pusing dan itu jugalah yang dialami oleh Roseanne setelah menjadi sekertaris Jisoo. Chaesoo📌 BxG📌 Fanfiction 📌