Rose bergegas menghampiri Sara yang ternyata sudah sadar itu "Ibu" panggilnya.
"Rose-ah" sahut Sara.
"Kenapa Ibu bisa pingsan? Ibu dipukul sama Ayah lagi bukan?"
"Ibu hanya capek sayang"
"Bohong! Dokter bilang Ibu dipukul. Ini pasti ulah Ayah" sambar Rose "Ck, aku benci Ayah!"
"Sayang, jangan benci Ayah kamu. Apa pun yang terjadi, dia tetap Ayah kamu" nasihat Sara.
"Tapi Ayah kejam Bu. Kenapa Ayah tega menghancurkan keluarga kita?"
"Semuanya salah Ibu. Andai saja Ibu tidak menerima perjodohan sama Ayah kamu, semua ini tidak akan terjadi"
"Maksud Ibu?"
"Dulu Ibu sama Ayah dijodohkan tapi ternyata waktu itu Ayah kamu sudah punya pacar. Setelah menikah sama Ibu, Ayah kamu masih berhubungan sama pacarnya itu tapi pacarnya kecelakaan dan meninggal. Ayah terpuruk dan dia menyalahkan Ibu atas semua yang terjadi. Maafkan Ibu. Gara gara Ibu, kamu yang harus menanggung segalanya"
"Tidak Bu. Ini bukan salah Ibu. Semua ini sudah takdir. Hanya saja Ayah yang tidak bisa menerimanya"
"Jangan benci Ayah kamu ya. Ibu yakin suatu hari nanti dia akan berubah"
Rose menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah Bu" sahutnya patuh.
"Eh Ibu sudah sadar" Lisa berjalan memasuki ruang inap dengan membawa beberapa bungkusan makanan ditangannya.
"Ibu, Lisa lah yang membawa Ibu kerumah sakit" ujar Rose.
Sara tersenyum "Lisa, terima kasih nak"
"Iya Bu. Ibu jangan sungkang sama aku dong. Aku sudah seperti anak Ibu bukan?" Sahut Lisa.
Sara terkekeh kecil "Iya, kamu sudah seperti anak Ibu"
"Nah Rose, ini gue ada beliin makanan buat lo" ujar Lisa.
"Jangan merepotkan diri lo gara gara gue Lis" ujar Rose.
"Gue tidak merasa direpotkan kok. Sekarang habisin makanan lo. Biar gue yang suapin Ibu makan" ujar Lisa.
"Baiklah. Makasih Lis"
*
Pagi sudah tiba dan Rose sudah selesai bersiap siap untuk berangkat bekerja. Kali ini, dia harus kembali merepotkan Lisa dengan meminta Lisa untuk menjaga Sara dirumah sakit.
Ingin sekali Rose meminta libur dari atasannya itu namun dia takut. Jisoo memang tidak suka ada karyawan yang meminta libur tanpa alasan yang jelas. Lagian, Rose juga memang tidak pernah menceritakan kisah hidupnya pada Jisoo jadi Jisoo tidak tahu apa yang dilalui olehnya.
"Akhirnya" guman Rose bernafas lega ketika dia tiba di perusahan dan dia tidak melihat mobil Jisoo di parkiran. Sepertinya, atasannya itu belum tiba.
"Untung kamu tidak telat" ujar Yeri.
"Kenapa hari ini Mr Ji telat? Bukannya biasanya dia datang tepat jam 8?" Tanya Rose penasaran.
"Loh, kok nanya aku? Sekertaris dia itu kamu, bukan aku" sahut Yeri.
Rose terkekeh kecil. Apa yang dikatakan oleh Yeri itu ada benarnya juga si. Sebagai sekertaris, dia memang harus sentiasa peka dengan jadual atasannya.
"Apa berkasnya sudah siap!?" Jisoo tiba tiba muncul dengan wajah datarnya seperti biasa.
"Sudah Mr Ji" sahut Rose.
"Bagus. Ikut keruangan saya sekarang!" Jisoo berjalan memasuki ruangannya diikuti oleh Rose yang buru buru dibelakangnya.
"Ini berkas yang Mr Ji inginkan" ujar Rose menyerahkan 1 berkas kepada Jisoo.
"Saya mendapat laporan kalau tadi malam kamu pulang sebelum kamu menyelesaikan kerja kamu. Apa itu benar?" Datar Jisoo.
Rose menunduk "Benar Mr Ji. Tapi kerjanya sudah saya siapkan dirumah"
"Kenapa kamu pulang? Bukannya saya bilang kalau kamu tidak bisa pulang sebelum kamu menyelesaikan pekerjaan kamu itu?"
"Maaf Mr Ji. Saya punya urusan makanya saya terpaksa pulang. Saya benar benar meminta maaf"
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar dan membaca berkas yang disiapkan oleh sekertarisnya itu "Kamu tidak mendengarkan arahan saya tapi tidak apa apa. Untuk kali ini, saya memaafkan kamu karena kamu menyelesaikan berkas ini seperti yang saya inginkan"
"Terima kasih Mr Ji"
"Apa jadual saya untuk hari ini?"
"Jadual Mr Ji hari ini tidak terlalu padat, tidak ada meeting" sahut Rose.
Jisoo mengangguk faham "Baiklah, kamu bisa keluar. Tapi tolong siapkan coffee untuk saya"
"Baiklah Mr Ji" setelah membungkuk sopan, Rose bergegas keluar dari ruangan itu.
Tidak butuh waktu yang lama, dia kembali dengan membawa secangkir coffee untuk Jisoo.
Bersamaan dengan itu, pintu ruangan Jisoo dibuka dan masuklah sosok Jennie yang menghampiri mereka "Cie, dibikin coffee sama calon istri nih" godanya.
"Maksud kamu apa Jen?" Datar Jisoo.
Jennie terkekeh kecil "Kalian cocok loh. Apa Oppa tidak ada niatan untuk menjadikan Rose sebagai istri Oppa?"
Jisoo menatap sang adek dengan datar. Rose pula hanya mampu terdiam dengan canggung.
"Jangan aneh aneh Jen. Oppa sudah punya pacar dan pacar Oppa itu yang akan menjadi istri Oppa!" Tegas Jisoo.
Jennie memutar bola matanya dengan malas "I don't care" sahutnya.
Helaan nafas kasar Jisoo kedengaran. Ditatapnya sang adek dengan malas "Mau apa kamu kesini?"
"Aku ingin meminjam sekertaris Oppa. Apa bisa?" Tanya Jennie.
"Pinjam?" Beo Jisoo.
"Jam kerja berakhir pukul 6 sore dan nanti aku akan menjemput Rose untuk keluar bersama. Awas saja kalau Oppa bikin dia lembur!" Ancam Jennie menatap Jisoo dengan mata kucingnya.
Jisoo berdecak "Terserah kamu saja"
"Rose, nanti pas jam kerja selesai, kamu tunggu aku di parkiran ya. Aku akan menjemput kamu! See you later!" Tanpa menunggu jawaban dari Rose, dia langsung berganjak pergi dari sana.
"Permisi Mr Ji" Rose membungkuk sopan dan bergegas ikut pergi dari sana.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Ji, I Love You✅
Hayran KurguPunya Bos yang sombong + menyebalkan memang bikin pusing dan itu jugalah yang dialami oleh Roseanne setelah menjadi sekertaris Jisoo. Chaesoo📌 BxG📌 Fanfiction 📌