Sedari tadi Lisa hanya menatap Rose dengan iba. Dia sudah mendengarkan semua penjelasan dari sahabatnya itu membuatkan dia emosi sama ulah Jisoo yang tidak mempercayai Rose.
"Apa yang harus gue lakukan Li?" Tanya Rose yang sudah sedikit tenang.
Lisa mengelus pundak Rose "Biarkan Jisoo tenang duluan. Nanti lo harus jelaskan semuanya kepadanya"
"Percuma Li. Gue sudah menjelaskan semuanya namun dia tetap saja tidak percaya sama gue"
"Apa Ibu tahu soal ini?"
"Tidak. Tolong jangan ngomong sama Ibu soal ini Li. Gue tidak mau Ibu khawatir. Lagian ini masalah rumah tangga gue jadi gue akan berusaha menyelesaikan semuanya sendiri"
Lisa menghembuskan nafasnya dengan kasar "Terus sekarang gimana? Apa Jennie juga tidak percaya sama lo?"
"Dia bilang dia percaya tapi gue bisa melihat kalau dia ragu sama gue. Gue sudah tidak punya siapa siapa Li. Hanya lo yang bisa membantu gue"
Lisa memijit pelipisnya. Dia juga sudah bingung memikirkan cara untuk membantu sahabatnya itu "Untuk sekarang kita hanya perlu menunggu Tante Haerin sadar. Semoga saja dia segera sadar agar dia bisa menjelaskan semuanya kepada Jisoo sama Jennie"
Huekk
Secara tiba tiba Rose merasa mual. Dia menutup mulutnya yang ingin muntah itu.
"Lo kenapa!?" Tanya Lisa khawatir.
"Akhir akhir ini gue sering merasa mual" sahut Rose.
"Lo sudah ketemu Dokter?" Tanya Lisa.
Rose menggeleng "Belum si" sahutnya "Mungkin gue masuk angin"
"Aishh jjinja!? Lo harus ketemu sama Dokter. Gue tidak mau lo kenapa napa. Sekarang, ayo ketemu sama Dokter. Gue akan menemani lo" tanpa mendengar sahutan dari Rose, dia langsung menggandeng sahabatnya itu menuju keruangan Dokter.
"Selamat Nyonya Kim, kamu hamil"
"Mwo!?" Rose menatap Lisa dengan tatapan tidak percayanya.
"Ternyata tebakan gue benar! Selamat!" Seru Lisa senang.
"B-berapa usia kandungan saya Dok?" Tanya Rose yang masih kaget.
Dokter Tiffany tersenyum "Ayo kita lakukan USG"
Rose mengikuti arahan Dokter Tiffany. Dia membaringkan dirinya diatas brankar dan menyibak sedikit bajunya. Dokter Tiffany langsung mengoles jel diperut Rose dan dia meletakkan satu alat diperut yang masih datar itu "Apa kamu melihat biji yang kecil itu?"
"Lihat Dok" sahut Rose.
"Itu anak kamu" jelas Dokter Tiffany "Usia kandungan kamu sudah 3 bulan"
"3 bulan?" Ulang Rose dengan tatapan tidak percayanya.
"Dimana Jisoo?" Tanya Dokter Tiffany. Buat pengetahuan semua, dia memang mengenali Jisoo karena dia juga sahabat Irene bahkan dia sering bertemu sama Jisoo.
"Dia sibuk Dok. Tapi aku akan memberikan kejutan untuk dia" sahut Rose.
Dokter Tiffany tersenyum "Diawal kehamilan kamu memang akan sering merasakan pusing dan mual jadi saya akan menyiapkan resep obat yang bisa membantu kamu"
Rose fokus mendengarkan segela penjelasan dari Dokter Tiffany. Ini kehamilan pertamanya jadi dia harus bersiap siaga.
Lisa yang menemaninya itu juga fokus mendengarkan penjelasan Dokter Tiffany. Walaupun dia belum menikah, namun tidak ada masalah untuk dia mempelajarinya dari awal bukan?
"Kandungan kamu cukup kuat. Kamu bisa menaiki pesawat kalau kamu ingin honeymoon kembali bersama Jisoo" ujar Dokter Tiffany menggoda.
Rose hanya tersenyum canggung. Honeymoon kembali bersama Jisoo? Hah~ Jisoo saja tidak ingin bertemu dengannya jadi tidak mungkin dia bisa menikmati waktunya bersama Jisoo.
"Terima kasih Dok. Aku permisi" pamit Rose setelah urusannya selesai.
Mobil yang dikendarai oleh Lisa akhirnya tiba diperkarangan rumah Sara. Rose memilih untuk menginap dirumah sang Mama karena dia belum siap untuk bertemu sama Jisoo. Dia terlalu takut untuk melihat Jisoo yang tersulut emosi. Lagian dia juga takut Jisoo menyakitinya apalagi saat ini dia lagi hamil.
"Besok pagi gue akan menjemput lo disini. Sekarang lo masuk terus istirahat saja. Jangan difikirkan masalah yang terjadi. Ingat, lo lagi hamil" nasihat Lisa.
Mata Rose berkaca kaca "Gomawo Lisa-ya"
Lisa tersenyum tipis "Santai saja Rose. Lo sahabat gue dan gue tidak ingin sahabat gue terluka. Besok gue akan menemani lo ketemu sama Jisoo dan gue akan membantu lo menjelaskan semuanya" bukannya dia ingin ikut campur masalah rumah tangga Rose namun dia tidak ingin masalah itu berlanjutan sehingga membuatkan sesuatu yang tidak diinginkan seperti penceraian, terjadi.
"Baiklah" Rose berganjak keluar dari mobil Lisa dan langsung menghampiri rumah sang Ibu.
Untung sekali Sara belum tidur dan menyambut kepulangannya dengan pelukan yang hangat.
Walaupun Rose bilang dia ingin merahsiakan semuanya dari Sara, faktanya dia tidak mampu. Tangisannya langsung pecah ketika Sara memeluknya dan menanyakan kondisinya. Ternyata benar, firasat seorang Ibu memang tidak pernah salah.
"Bu, apa yang harus aku lakukan Bu?" Tanya Rose dengan mata sembabnya.
"Ibu akan bicara sama Jisoo"
"Tidak Bu, jangan" halang Rose "Biarkan aku sendiri yang menyelesaikan masalah ini. Aku hanya butuh pendapat dari Ibu"
Sara mengelus kepala Rose "Kita berdoa saja semoga Mommy nya Jisoo cepat sadar agar segalanya kebongkar" ujarnya "Sudahlah, jangan fikirin soal ini lagi. Mendingan sekarang kamu masuk tidur. Ibu tidak ingin calon cucu Ibu ini ikutan sedih" lanjutnya.
Dengan pasrahnya Rose melepaskan pelukan sang Ibu dan berlalu memasuki kamar. Benar kata sang Ibu, dia tidak perlu memikirkan semua masalah itu karena ianya bisa memberi efek yang buruk kepada kehamilannya.
Baby Kim is coming🤣
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Ji, I Love You✅
FanfictionPunya Bos yang sombong + menyebalkan memang bikin pusing dan itu jugalah yang dialami oleh Roseanne setelah menjadi sekertaris Jisoo. Chaesoo📌 BxG📌 Fanfiction 📌