-3-

1.4K 225 10
                                    

Didalam ruangan sang atasan, Rose hanya berdiri dengan kaku bahkan dia menunduk takut ketika Jisoo terus menatapnya dengan wajah yang datar.

"Saya minta maaf"

Dengan refleknya Rose menatap Jisoo "Maksud Mr Ji?"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Pacar saya memang cemburuan orangnya. Semuanya juga salah saya karena bilang sama dia kalau kamu sudah memberikan makan siang untuk saya. Maafin pacar saya ya"

"Tidak apa apa Mr Ji. Saya mengerti" sahut Rose.

"Baguslah. Kamu bisa keluar. Tapi sebelum itu, tolong siapkan satu cangkir coffee untuk saya"

"Baiklah Mr Ji" setelah menunduk sopan, Rose berganjak keluar dari ruangan itu.

Beberapa menit kemudian, dia kembali dengan membawa secangkir cofeee untuk atasannya itu "Ini coffee nya Mr Ji"

Jisoo mengambil cangkir itu dan meniupnya. Perlahan lahan dia mula meminum coffee itu "Enak. Seperti biasa" komentarnya.

"Terima kasih Mr Ji" ujar Rose "Kalau sudah tidak ada apa apa lagi, saya permisi" setelah Jisoo mengangguk, Rose bergegas keluar dari ruangan itu meninggalkan Jisoo yang masih menikmati coffee nya.






















*
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan Rose akhirnya menyelesaikan pekerjaannya itu. Karyawan yang lain bahkan sudah pulang meninggalkan dirinya sendirian.

Jisoo? Cowok itu sudah pulang dari jam 6 karena dia akan menikmati makan malam diluar bersama sang pacar.

"Eh Non Rose masih disini. Bapak kirain sudah pulang" ujar Pak Haru, satpam perusahan.

"Kerja aku baru selesai Pak" ujar Rose.

"Ini Non Rose pulang bareng apa?"

Rose melihat jam di ponselnya "Aku pulang jalan kaki saja Pak. Bus juga sudah tidak ada"

"Baiklah Non. Hati hati ya"

"Iya Pak, terima kasih" setelah berpamitan, Rose akhirnya bergegas pulang.

Rumahnya bisa dibilang jauh dari perusahan namun dia sudah tidak punya pilihan lain selain berjalan kaki untuk pulang.


















Baru saja tiba dirumah, dia dikagetkan dengan sosok sang Ayah yang memukul sang Ibu. "Cukup Ayah!" Teriak Rose berlari menghampiri sang Ibu.

"Diam kamu!" Sentak Hyunjae yang sudah mabuk itu.

"Hiks sayang, mendingan kamu kekamar" ujar Sara.

"Tidak Bu!" Sahut Rose cepat "Rose tidak mau Ibu dipukul sama Ayah lagi"

"Gue tidak akan memukul Ibu lo kalau dia memberi uang buat gue!" Sentak Hyunjae.

"Uang!? Seharusnya Ayah kerja! Ayah yang harus memberi uang buat ibu!" Sahut Rose.

Plakkkk

Satu tamparan mendarat dipipinya membuatkan Rose meringis perih.

"Jangan sakitin anak gue brengsek!" Marah Sara.

Hyunjae tidak peduli mencengkram kedua pipi Rose "Lo sama Ibu lo hanya beban gue!"

Dengan kasarnya dia mengambil tas Rose dan membukanya "Jangan Ayah! Itu gaji aku!" Halang Rose berusaha mengambil kembali tasnya.

Brukkk

Hyunjae malah menendangnya membuatkan dia tersungkur "Ck, hanya segini uang lo? Ck, merepotkan" setelah mengambil semua uang yang ada didalam tas, Hyunjae melemparkan tas itu didepan muka Rose.

"Hiks uang aku Ayah" isak Rose.

Tanpa mempedulikan tangisan sang anak, Hyunjae berjalan keluar dari rumahnya dengan santai.

"Hiks maafin Ibu" Sara beralih memeluk Rose "Semuanya salah Ibu"

"Hiks tidak Bu. Semuanya bukan salah Ibu" sahut Rose membalas pelukan sang Ibu dengan tidak kalah eratnya.

Inilah penderitaan yang dilalui oleh Rose. Hyunjae sering mabuk mabukan bahkan sering berhutang sama rentenir dan Rose bersama Ibu nya lah yang harus menyelesaikan hutang sang Ayah.

Namun penderitaan Rose tidak berhenti disitu saja. Dia sering mendapat pukulan dari Hyunjae jika dia tidak memberikan Hyunjae uang dari gajinya.

















*

"Ji, kamu mau kemana?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Haerin membuatkan langkah Jisoo terhenti.

"Aku bakalan keluar makan malam sama Hanjoo. Mommy makan sama Jennie saja ya" ujar Jisoo. Jisoo memang akan bersikap hangat jika bersama sang Mommy. Dia begitu menyayangi Mommy nya bahkan dia tidak segan segan untuk menghukum sosok yang menyakiti sang Mommy.

"Kamu masih pacaran sama dia?" Tanya Haerin.

Jisoo mengangguk tanpa ragu "Aku juga sudah berencana untuk menikahi dia"

"Kamu bahkan tidak pernah membawa dia bertemu sama Mommy"

Jisoo terdiam. Dia berjalan mendekati Haerin "Maaf Mom. Dia belum siap untuk ketemu Mommy. Nanti aku akan membawa dia ketemu Mommy setelah dia siap"

"Sampai kapan juga dia tidak akan pernah siap. Lagian dia tidak ingin menikah sama Oppa" sambar Jennie berjalan mendekati mereka.

"Jen, jangan asal ngomong ya" tegur Jisoo.

"Apa Oppa tidak bisa melihat kalau selama ini dia hanya menggunakan uang Oppa? Dia hanya mencintai harta Oppa! Dia matre!"

"Oppa sendiri yang memilih untuk memberikan semua yang dia inginkan! Dia bukan matre! Jadi, jaga omongan kamu! Oppa tidak suka kamu menjelekkan dia!"

"Sudah cukup!" Lerai Haerin "Kalian itu saudara! Masa gara gara masalah sepele ini kalian berantem hah!?" Marahnya.

"Maaf Mom" ujar Jisoo beralih mengecup pipi Haerin "Jisoo berangkat duluan" pamitnya bergegas pergi dari sana.

Jennie pula mendengus sebal. Dia benar benar kesal sama sikap keras kepala sang Oppa.

















Cerita baru Chaesoo sudah dipublish... Judulnya Mommy Chu:) silakan mampir

  Tekan
   👇

Mr Ji, I Love You✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang