Kira tiba di rumahnya diantar oleh abang gojek, karena sopirnya hari ini full mengantar adiknya kerja kelompok. Dan abangnya yang tidak bisa menjemput karena ada jadwal kuliah.
Sedikit info, Akira itu 3 bersaudara, punya 1 abang namanya Daniel, yang sedang berkuliah semester 2 dan 1 adek perempuan, Zilka kelas 6 Sekolah Dasar.
"ASSALAMUALAIKUM BUNA, RARA CANTIK PULANG, KARPET MERAH MANA NIHH!?" teriaknya diambang pintu.
"GA USAH TERIAK TERIAK RAA!! LO MAU JADI ORANG UTAN!!" teriak Bunanya tak kalah nyaring.
Bunanya itu emang orang gaul gess.
"BUNA JUGA TERIAK TUHH, MASAK ANAKNYA DIBILANG ORANG UTAN JAHAD BANGED. KARPET MERAH DULU MANA BUNN, RARA UDAH SPEK PRINCES NIH." teriak Kira lagi.
Membuat Bunanya menghela nafas lelah menghadapi putri nya yang tidak seperti manusia sewajarnya itu.
"Heran gue, kok bisa punya anak model begitu, tapi dulu gue juga gitu! ya ampun lelah." ucap Buna dalam hati. Sambil melenggang pergi meninggalkan ruang utama keluarga.
Turunan tuhh Bun wkwk.
"Ga ada karpet merah, adanya karpet hitam." balas Bunanya dengan wajah kesal, acara menonton drama favoritnya Indosiar jadi terganggu.
Suara hati seorang istri.
"Mwehehe, Buna cantik banged deh kayak Selena gomes." ucap Kira sambil menyalami tangan Buna.
"Emang, gue cantik dari dulu, makanya Ayah lo cinta banged sama Buna."
Kira yang mendengar itupun
berusaha menahan tawanya, karena melihat wajah Buna nya yang mengpede itu sangatlah lucu."Iyaa, sipaling dicinta sama Ayah. Ayah depresot ga ya sama kelakuan istrinya??" ucap Kira dengan memelankan kalimat pertanyaan terakhir.
"Ngomong apa tadi!?"
"Engga Bun, ya allah. Sensitip amat."
Mereka berdua berjalan menuju ruang utama dan mendudukkan dirinya di sofa. Sang Buna melanjutkan acara menonton drama tercintanya. Sedangkan Kira sesekali melihat apa yang ditonton Bunanya.
"Ngerjain Buna keknya cakep nih." Batinnya dengan senyum mistis.
"Bun, istrinya cakep banged ya Bun." ucapnya hanya dibalas deheman malas.
"Coba aja, itu jadi istri Ayah, behh! pasti Kira cantik banged kek Amanda manopo." ucapnya santai, dan langsung ngacir lari ke kamar sebelum ada singa tutul ngamuk.
Bunanya yang mendengar itupun sontak melototkan matanya tak bersahabat.
"AKIRA PUTRI QHANAYA, BUNA HAPUS LO DARI KARTU KELUARGA!!" teriak Buna menggelegar.
Sudah dipastikan sang Buna marah dengan mata melotot bersorot tajam dengan bayangan pisau.
Kira yang mendengar itupun langsung tertawa cekikian, puas sekali dia.
Durjana iya neng.
"Huftt, capek banged. Udah kek sekolah di antartika, pulangnya ke samudra pasifik." ucap Kira asal sambil menghempaskan tubuhnya ke kasur tercinta bermotif kupu-kupu.
"Mandi kuyy, biar seger. Kalo kata orang orang si mandi guyur kepala mendinginkan otak, pertanyaannya kok bisa mendinginkan otak? Kan otak nya ada di dalem kepala. Kok bisa gitu ya??" tanyanya heran pada diri sendiri.
"Auahh, gelap. Otak gue ngebug."
Beberapa menit kemudian
"Udah imut, cantik, baik, rajin menabung, rajin solat lagi. Kurang apa coba gue." ucapnya sambil menatap dirinya dipantulan kaca dengan rambut yang masih basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAFENZO SHAQUILLE
Teen FictionVote + follow yakk!!! Joss sakpolee pokoe 😎😎😎 Mampir kuyyy🙏🙏💙 Berbeda dengan Fenzo yang sangat menyukai hitam, sepi dan terkesan mistis. "Maaf." ucapnya lirih sambil melihat foto seseorang di kalung yang dipakainya. "kenapa lo pergi." "lo nin...