Sesampainya diluar kedai, Kira langsung menatap Arman dengan mata yang tak bersahabat.
Kedua tangganya yang sudah berada di pinggang. Arman yang ditatap seperti itupun hanya menampilkan wajah dengan senyum manis nya.
"Ngapain lo senyum-senyum. Stres lo??"
"Gimana?? Enak ga dikerjain balik?" tanya balik Arman.
"Mboh, males gue sama lo. Gue penggal juga pala lo lama-lama." balas Kira kesal.
"Penggal aja kalo bisa. Tapi nanti kamu ga ada jodoh."
Kira menaikkan sebelah alis matanya, "Lahh?? apa urusannya sama jodoh gue?"
"Kan saya jodoh kamu." balas Arman santai.
"Anjrit, pede abiss lo Mamad."
"22 nya gimana?" tanya Arman sambil menaik turunkan alis matanya.
"22 matamu!"
"Iyaa mata saya memang dua."
"MBOH COK MALES BABI." kesal sudah Kira.
Arman menghela nafas pelan, "Jangan sering mengumpat Kira."
"Itu bukan mengumpat Om, itu kata kata mutiara dari saya." balas Kira membenarkan.
"Emang saya tidak tau Cok itu bahasa yang kasar."
"Lahh, cok itu artinya sayang kalo kata saya." balas Kira dengan senyum simpul.
"Oke Kira cok mau ikut saya ga cok?"
Kira menepuk jidatnya, "Astagfirulloh! ga gitu juga masyaallah...."
"Gimana? Mau ikut saya ga??" tanya Arman sekali lagi.
"Kemana??"
"Ke rumah orang tua kamu."
"Mau ngapain? ketemu orang tua saya?"
"Mau minta izin buat nikahin anak nya." balas Arman sambil tersenyum menggoda kearah Kira.
"Jangan deh Om. Ayah saya galak lho om, lebih galak dari yang galak."
"Saya ga peduli."
"Terus nih ya om. Buna saya itu behh, orang nya ngeri banged. Kalo lagi gabut atau kesel pasti nyemil nya daging manusia Om!" ucap Kira mencoba menakuti Arman.
Arman terkekeh pelan, "Saya jadi sangat tidak sabar bertemu dengan Buna kamu itu."
"Wah, gila nih orang." ucap Kira berguman.
"Saya ga gila."
"Oh."
"Gimana mau ga?"
"Mau apa sih Om?"
"Nikah sama saya."
"OGAH ANJIR."
Arman yang melihat ekspresi kesal Kira seperti itupun dibuat tertawa.
"Saya beneran, mau nikah sekarang atau besok dek?"
"Dek matamu." kesal Kira.
Arman kembali tertawa mendengar itu. Baru kali ini dia ditolak dengan kata kata umpatan dan pedas oleh seorang cewe.
Biasanya dia yang dikejar, kini dia yang mengejar. Aneh memang.
"Mau ikut saya mantai ga? Saya beneran ini."
"Beneran kagak nih!?"
"Iyaa, izin dulu sama calon mertua saya." balas Arman.
Kira mendelik sinis kearah Arman, "Mertua mata lo lima belas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAFENZO SHAQUILLE
أدب المراهقينVote + follow yakk!!! Joss sakpolee pokoe 😎😎😎 Mampir kuyyy🙏🙏💙 Berbeda dengan Fenzo yang sangat menyukai hitam, sepi dan terkesan mistis. "Maaf." ucapnya lirih sambil melihat foto seseorang di kalung yang dipakainya. "kenapa lo pergi." "lo nin...