6. King Cobra vs Scorpion🌿

2K 204 17
                                    

Udara malam yang begitu dingin, kini cahaya lampu sudah menghiasi jalan-jalan di Kota pahlawan ini. Suasana malam yang selalu ramai di hari apapun itu,entah hari libur ataupun hari biasa. Dan seperti biasa, markas sebuah geng motor yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Surabaya kini sudah ramai dengan ocehan dari para anggotanya.

Geng dengan jumlah anggota yang lumayan banyak yaitu 200 orang sekaligus dengan anggota intinya yang berjumlah 6 orang.

Anggota bukan berasal dari satu sekolah saja, melainkan dari beberapa sekolah yang ada di kota Surabaya.

Kedatangan keenam pemuda dengan ikat kepala hitam yang setia melekat dikepala, serta jaket kebanggaan dengan lambang di punggung bergambar kepala ular kobra seketika membuat suasana di ruangan menjadi hening.

Kedatangan keenam pemuda dengan ikat kepala hitam yang setia melekat dikepala, serta jaket kebanggaan dengan lambang di punggung bergambar kepala ular kobra seketika membuat suasana di ruangan menjadi hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lupa dengan wajah mereka yang datar tanpa senyuman, membuat Markas seketika senyap tanpa suara.

Sampai suara bariton sang Leader membuat mereka semua menatap dan menyimak apa yang akan keluar dari mulut pemimpin mereka itu.

"Malam semua." sapanya sebagai sambutan.

"Malam." jawab mereka serempak.

Dua orang yang biasanya selalu bertingkah kini diam dengan raut wajah yang sangat datar dan menatap lekat ke arah semua anggota dengan kepala tegak berwibawa.

Siapa lagi kalau bukan Daren dan Satria, anggota inti dari King Cobra.

"Disini. Gue mau, kalian bisa kenal dan menerima dengan baik sang pembuat strategi selama ini yang belum kalian semua tahu." ucap Fenzo menatap seluruh anggotanya.

Tanpa bantahan mereka lantas mengangguk. Tatapan mereka jatuh pada seorang laki-laki yang sangat asing dimata mereka berdiri di samping wakil ketua, Abimanyu.

Langkah kakinya mengisi kesunyian, maju kedepan dengan wajah datar.

"MALAM SEMUANYA." sapanya lantang.

"MALAM!"

"PERKENALKAN, GUE RADENDRA ABIGAIL ADNANJAYA, PANGGIL GUE RADEN. GUE HARAP KALIAN BISA MENERIMA GUE DENGAN BAIK SEBAGAI BAGIAN DARI DIRI DAN PARTNER KALIAN DI SINI!"

"Jangan pernah sungkan dan merasa sendiri. KARENA DISINI KITA BUKAN HANYA SEBAGAI TEMAN ATAU KAWAN, BUKAN JUGA SEBAGAI SENIOR ATAU JUNIOR, BAHKAN BUKAN JUGA SEBAGAI ATASAN ATAUPUN BAWAHAN!"

"DISINI KITA SATU BERSAUDARA YANG SALING MENJAGA SATU SAMA LAIN. BUKAN HANYA MENJAGA DIRI SENDIRI! PAHAM!!?" ucapnya lantang mengisi kesunyian di dalam ruangan itu.

Matanya menyorot tajam dengan rahang yang mengeras, urat leher yang mulai terlihat menonjol.

Semua yang mendengar itupun menganggukkan kepalanya.

"PAHAM." balas mereka semua serempak.

"BAGUS! SEBELUMNYA GUE UCAPIN TERIMAKASIH DAN SALAM KENAL!" ucapnya sebagai penutup dari perkenalan dirinya.

DRAFENZO SHAQUILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang