Teman² doain Abang Jeno kita biar cepat sembuh yaaaa dan semoga dreamies juga sehat2 semua 🤗
***
“Bang? Kok lo dari kamar tamu?”
Lijendra terkejut bukan main saat melihat Jamal keluar dari kamar tamu di rumahnya. Dia baru saja pulang pemotretan, kebetulan hari ini jadwal Lijendra padat sekali. Ada beberapa shooting iklan juga, dia antaranya iklan makanan kucing dan sabun cuci piring.
Jamal yang baru bangun tidur pun berdecak sebal. “Gue kan emang tinggal di sini sejak satu Minggu yang lalu. Ke mana aja lo?”
“Hah? Ngapain tinggal di rumah gue, kan lo ada rumah sendiri, Bang.” Lijendra tidak paham dengan jalan pikiran Jamal.
“Rumah gue udah gue jadiin kosan. Semuanya keisi, jadi gue mutusin buat pindah ke rumah lo. Minggir, gue mau renang.” Jamal melewati Lijendra menuju teras samping.
Di sana sudah ada Nono dan teman-temannya yang bermain di atas bebek raksasa berwarna kuning dan pink yang mengapung di air. Anak-anak itu berteriak dan tertawa heboh karena saling menyipratkan air satu sama lain.
“Bang, gue serius ini. Lo jangan bercanda deh,” kata Lijendra membuntuti Jamal ke kolam renang.
“Gue juga serius, Jen. Kalau nggak percaya tanya noh sama Bapak lo. Dia juga udah kasih izin kok. Nono juga tahu, semua orang di rumah ini tahu gue pindah ke rumah lo, cuman lo doang yang nggak tahu gara-gara kebanyakan turu.” Jamal melepaskan celana tidurnya dan kini dia hanya mengenakan celana kolor ungu bunga-bunga.
“Abang, ayo sini kita tembak-tembakan!” teriak Nono yang mengenakan pelampung berwarna pink.
“Bang, misi, Bang.”
Seseorang tiba-tiba melewati tubuh Lijendra. Dia membawa gayung hijau lengkap dengan sabun, shampoo dan sikat gigi.
“Sung? Sungjana?!”
Lijendra semakin terkejut melihat adik tingkatnya di kampus tahu-tahu ada di rumahnya juga. “Lo ngapain di rumah gue?!”
“Air di sebelah mati, Bang. Gue numpang mandi sini, ya,” kata Sungjana yang kebetulan kakak kandung Icung. “Gue ngekos di rumahnya Bang Jamal, lo tahu sendiri kan kosan lama gue itu di Bekasi. Jauh banget kalau ke kampus kita, makanya gue pindah ngekos ke sebelah,” tambah Sungjana lagi.
Lijendra hanya bisa memasang tampang bodoh, dia masih berdiri di pinggir kolam sambil memegangi piring cantik pink bergambar flamingo hadiah dari merk sabun cuci yang bekerjasama dengannya.
Sementara itu, Jamal sudah menceburkan diri ke sudut kolam yang lain. Kolam renang itu memang panjang dan luas berbentuk L. Sisi sebelah kanan di penuhi oleh Nono dan teman-temannya yang berisik, sementara sisi kiri ada Jamal dan Sungjana yang sedang mandi sambil duduk di lantai. Dia menimba air dengan ember kecil miliknya sambil mengobrol dengan Jamal yang sedang menyelam.
Lijendra tidak tahu siapa yang gila di sini. Entah dirinya atau dunia yang sedang ditinggalinya. Tanpa banyak bicara, cowok itu duduk di kursi santai sambil mengawasi Nono yang terbahak-bahak di tengah kolam.
“Seru juga yah main di rumah Nono, gimana kalau tiap hari kita main ke sini?!” seru Eican yang sudah duduk ke pinggir dibantu Pak Yuda. Iya, Pak Yuda juga ada di sana karena dia kesepian, jadi dia ikut ke rumah Nono untuk mencari hiburan.
“Nana juga senang main di sini. Di rumah Nana sepi cuma ada Kak Jem. Nggak seru. Mending di rumah Nono aja.” Nana ikut berkomentar.
“Injun setuju, kalau di rumah Injun dimarahin mulu sama Koh Juna. Kokoh galak jadi Injun nggak bebas. Mending kita tinggal di rumah Nono aja kan teman-teman.” Injun ikut bersuara. Dia duduk di samping Eican sambil menikmati bekalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nono & Abang (DITERBITKAN)
Fiksi UmumIni tentang Nono, Abang, dan orang-orang. [Order novel Nono Dan Abang di shopee Lunar Books sekarang! Link ada di bio] ^_^