Part 24

97 14 0
                                    

Keluarga besar Aaron saat ini sedang disibukkan dengan acara pernikahan Aaron dengan Rihany. Rangkaian acaranya sudah berjalan hampir delapan puluh persen. Selama itu tidak ada kendala yang mereka hadapi. Para undangan yang hadir menikmati acara pernikahan tersebut. Aaron sendiri saat ini sedang mengobrol ringan dengan teman-temannya semasa kuliah sementara Rihany duduk sendiri di pelaminan. Aaron tadi mengajaknya untuk bergabung bersamanya namun, Rihany menolak karena dia sudah merasa sangat kelelahan. Rihany lebih memilih duduk dan mengistirahatkan kakinya yang pegal karena berdiri dengan waktu yang lama. 

"Aku lihat kamu tidak mau bergabung dengan teman-teman Aaron." Netta datang menghampiri Rihany dengan wajah angkuhnya. 

Rihany hanya menanggapi perkataan Netta dengan anggukan. Keluarganya tentu tidak akan melewatkan hari pernikahannya. Hanya saja papa tirinya tidak ikut hadir karena sedang dalam pemeriksaan dari pihak yang berwajib karena kasus penipuan yang melibatkan perusahaannya. Dan selama masa pemeriksaan, pria itu dilarang bepergian ke Luar Kota.  

"Papa tidak datang karena harus membereskan masalah yang terjadi di perusahaan kita." Netta kembali mencoba memancing pembicaraan dengan Rihany. 

"Kamu  sudah mengatakan hal itu sebanyak tiga kali sebelumnya." Rihany bukannya tidak tahu tujuan Netta terus membicarakan hal itu. 

"Iya dan kamu tidak berinisiatif menawarkan bantuan. Berat badan Papa bahkan turun drastis karena menangani masalah yang kamu buat." Rihany mengangkat alisnya tinggi. 

"Masalah yang aku buat? Aku tidak pernah ingat membuat masalah yang melibatkan Papa kamu." 

"Perusahaan Papa hancur, kan, karena kamu. Kalau saja kamu tidak membuat ulah perusahaan Papa pasti baik-baik saja sampai sekarang." Netta mengatakannya tanpa beban. Dia sama sekali tidak merasa kalau awal dari kehancuran perusahaan itu karena ulahnya sendiri. 

"Bukan aku, tapi kamulah yang membuat ulah." Sama seperti Netta, Rihany juga berusaha berbicara dengan nada yang santai. Netta membuang muka, dia tidak mau memperlihatkan wajah kesal pada Rihany. Kali ini dia tidak mau gagal membujuk Rihany agar perempuan itu mau berbicara dengan keluarga suaminya. 

"Baiklah, aku yang salah. Jadi, kapan kamu akan membicarakan hal ini dengan Aaron? Aku sudah sangat merindukan anakku tapi, perusahaan Papa masih belum ada perkembangan." Ini adalah yang pertama dan yang terakhir kalinya dia merendahkan harga dirinya di hadapan Rihany. Setelah ini dia akan membuat Rihany menyesal, karena telah membuatnya merendahkan diri seperti ini. 

"Aku sudah berbicara dengan Aaron beberapa waktu lalu. Namun, Aaron menolak membantu. Ada baiknya kamu coba cari pekerjaan untuk menopang kehidupan kamu dan anak kamu kedepannya. Atau kamu bisa meminta pada Demon, bagaimanapun pria itu harus bertanggung jawab atas kehidupan kalian."  

"Lalu apa gunanya kamu menjadi menantu dari keluarga orang terpandang kalau tidak bisa membantu keluarga sendiri? Lagipula aku dan Demon sudah bercerai." Rihany menarik napasnya mencoba menahan kesal terhadap pertanyaan yang dilontarkan Netta. 

"Rihany bukan alat yang harus memenuhi kepuasan kalian yang serakah." Aaron tiba-tiba datang dari belakang Netta. 

"Jika kamu mendatangi Rihany hanya untuk kepentingan pribadi yang tidak masuk akal, silakan pergi!" Aaron duduk di samping Rihany. 

"Kamu baik-baik saja?" Aaron bertanya lembut. yang dibalas anggukan kecil oleh Rihany. Hal itu membuat Netta iri. Dia menginginkan tempat Rihany di hati Aaron. Selama menikah dengan Demon dia tidak pernah diperlakukan selembut itu bahkan saat dia mengandung anak pria itu. Demon melakukan apapun dengan terpaksa.

"Aku hanya mengingatkan tentang kewajibannya untuk membantu keluarga kami yang sedang kesulitan." Aaron mendengus sinis.

"Rihany tidak memiliki kewajiban untuk itu. Dia hanya memiliki kewajiban untuk membahagiakan dirinya sendiri." Aaron kemudian berdiri lalu dia mengajak Rihany pergi dari sana. 

Karena KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang