Bab 26

98 9 0
                                    

Aaron tidak banyak bicara setelah membawa Rihany keluar dari kamar kos Bunga. Sepanjang perjalanan menuju apartemen suasana dia dalam mobil dihiasi keheningan. Rihany tidak berani membuka mulutnya untuk berbicara karena ekspresi Aaron yang suram. Pria itu tidak mengatakan apapun sejak tadi hanya diam dengan tatapan tajam yang sesekali diarahkan kepada Rihany. 

Begitu mereka tiba di apartemen, Aaron mengantar Rihany hingga masuk ke dalam kamar mereka. Kemudian dia keluar dari rumah dan kembali ke kantor meninggalkan Rihany tanpa mengatakan apapun. Aaron ingin meredakan amarahnya dulu sebelum mendengarkan penjelasan Rihany. Dia tidak tahu apa alasan Rihany yang menginginkan pisah darinya. Karena dia harus mendinginkan kepalanya dulu dan mempersiapkan hatinya untuk kemungkinan terburuk.  

Aaron membanting pintu ruangan kerjanya, melampiaskan kemarahannya ke pintu tersebut. Seingatnya dia tidak membuat kesalahan. Lalu kenapa istrinya itu ingin bercerai darinya? Sepanjang perjalanan menuju kantornya, dia terus memikirkan apa salahnya, kenapa Rihany ingin berpisah? Istrinya itu mengatakan kalau dia mencintainya lalu kenapa ingin bercerai?

Aaron tidak bisa lagi fokus pada pekerjaannya. Pikirannya terus tertuju pada Rihany. Dia ingin tahu apa yang perempuan itu lakukan sekarang. Apa perempuan itu kembali keluar  dari apartemen? Memikirkan hal itu, Aaron semakin tidak tenang. Pada akhirnya dia menyambar kunci mobil di meja lalu berkendara menuju apartemennya. Sepanjang perjalanan, Aaron sering mengumpat pada pengendara yang menghalangi jalannya. 

Begitu tiba di apartemen, Aaron langsung mencari keberadaan Rihany. Dia menemukan perempuan itu sedang berada di dapur. Kemudian menarik perempuan itu masuk ke dalam kamar mereka. "Jelaskan!" kata Aaron menutut. Dia jelas tidak akan menceraikan wanita itu apapun yang terjadi. Sepanjang perjalanan Aaron banyak menduga-duga. Dia takut Rihany kembali pada pria brengsek itu. Dia baru tahu kalau ternyata Demon dan Netta sudah bercerai. mengenai anak yang Netta bicarakan tempo lalu, itu tidak ada. Perempuan itu tercatat tidak pernah menjadi pasien di rumah sakit manapun di Bali. Aaron sudah menyelidikinya.

"Rihany, saya menunggu penjelasan kamu." Aaron berjalan mendekat dan kini dia sudah berdiri tepat di hadapan Rihany. 

Rihany masih diam, dia tidak tahu harus mulai dari mana untuk menjelaskan pada Aaron. Dia hanya asal mengatakannya tadi, tidak benar-benar dari hati. Dia tidak ingin berpisah dari Aaron karena dia mencintai pria itu. Namun, dia juga tidak bisa  terus bersama Aaron tanpa adanya cinta dari pria itu. Dia tidak tahu sampai kapan bisa bertahan dengan orang yang tidak mencintainya. 

"Kamu tidak mau bicara?" Kesabaran Aaron sudah menipis. Dia ingin Rihany segera menjelaskannya maksud dari ucapannya. Kalau perlu perempuan itu menarik perkataannya yang ingin bercerai darinya. 

"Kita tidak akan keluar dari kamar sampai kamu mau berbicara." Aaron melonggarkan dasinya kemudian membuka jasnya dan melemparkan benda tersebut ke sembarangan tempat. 

"Sejujurnya aku tidak mau bercerai dari kamu, Aar. Tapi, aku juga tidak bisa terus bertahan dalam pernikahan kita kalau kamu tidak mencintaiku. Aku sadar diri dengan perbedaan kita yang jauh. Kamu bisa menikah dengan perempuan yang kamu cintai." Mata Rihany memanas setelah mengatakannya. Air matanya membendung siap jatuh membasahi pipinya. 

"Itu alasan yang sebenarnya atau ada alasan lain?" Rihany menggeleng. 

"Kamu minta cerai bukan karena ingin kembali pada pria brengsek itu, kan?" Rihany kini berani membalas tatapan mata Aaron. 

"Tentu saja tidak! Kalaupun aku tidak sedang jatuh cinta sama kamu, aku tidak akan pernah memilih kembali dengan pria itu. Dia tidak punya pendirian, dan lagi aku tidak mencintainya lagi. Aku tidak pernah berharap untuk kembali padanya sekalipun kamu menceraikan aku." Aaron berdecak kesal ketika Rihany kembali menggunakan kata cerai. 

Karena KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang