Narendra's.It's a scorcher outside!
Berbeda dengan hari-hari yang lain, di mana biasanya gue disibukkan seharian di kantor atau datang menghadiri meeting-hari ini atau lebih tepatnya sejak 2 jam yang lalu, gue sibuk memeriksa renovasi salah satu stadion sepak bola di Jakarta yang memang menjadi salah satu target kerja yang harus gue selesaikan tahun ini.
Dira nggak berhenti mengoper beberapa lembar tissue ke gue, meski kepala gue sudah terlindungi dari matahari lewat topi yang gue pakai dan payung yang Abdi buka tepat di atas kepala gue.
There is also no sign of rain today. Isn't this great news?
"Panas, ya?"
Gue mendengkus, melirik tajam ke arah beberapa staf dari Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta yang juga ikut mengecek perkembangan renovasi stadion siang ini.
"Targetnya cuma 3 bulan, bisa nggak, nih?" Gue memicingkan mata, menatap ke arah tribun penonton yang sudah mulai dibenahi. "Harusnya, sih, bisa. Ya, 'kan?" timpal gue lagi.
Pak Rawis-Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga-yang ikut melempar tatapan ke bagian tribun penonton sempat tertawa pelan, membuat gue mengalihkan pandangan ke arah pria berumur 56 tahun itu.
"Lah, kok, malah ketawa, Pak? Saya nanya serius ini," tanya gue yang malah dihadiahi tawa beberapa orang yang ikut masuk ke dalam stadion.
Apa yang lucu memangnya?
Dira dan Firman yang sejak tadi berdiri di dekat gue cuma bisa menurunkan tatapan sambil berdehem canggung.
Pak Rawis yang untungnya lebih peka langsung menatap gue segan, "Maaf, Pak. Kalau dilihat dari perkembangannya, targetnya bisa dicapai, Pak. Bahkan, kami optimis bisa selesai akhir bulan ini."
Oke, lah. "Nggak ada masalah berarti, ya? Prosesnya semua aman?" Kepala gue mengangguk-angguk, masih sambil mengedarkan pandangan ke arah seluruh stadion.
Pak Rawis menganggukan kepala, "Sejauh ini masih belum ada masalah, sih, Pak. Jangan sampai kalau bisa...," tambahnya sambil tertawa kecil.
Setelah masalah track race, jangan sampai renovasi stadion ini juga kena masalah. Amit-amit, lah, ya!
Harusnya, semua orang yang terlibat di project renovasi stadion ini juga tahu konsekuensi yang bakal mereka tanggung kalau sampai bikin masalah sama gue.
Setelah Hakim-project manager dari CORE yang bermasalah-itu resmi dijatuhi hukuman penjara 11 tahun dan denda 300 juta, gue pikir orang-orang di sini udah nggak berani lagi macam-macam.
Setelah memastikan semuanya beres, gue memutuskan untuk mengakhiri kunjungan gue di stadion.
"Pak, ini saya barusan dapat pesan dari Pak Gilang." Berjalan di belakang gue, Firman menunjukan iPhone dengan detail pesan yang Gilang kirim. "Bapak ada janji ketemu sama Pak Gilang sore ini, ya?"
Kami akhirnya bersisian berjalan menuju ke arah depan stadion, tempat di mana Hilman dan lainnya sudah menunggu.
"Iya. Kenapa memangnya? Dia bilang nggak bisa datang?"
Firman kembali menatap iPhone-nya. "Pak Gilang ada usul untuk ketemu sama Bapak siang ini," jelasnya, menyampaikan pesan dari Gilang yang gue yakin sudah pria itu tanyakan lebih dulu ke gue tadinya.
"Kamu balas saja, lah." Gue nggak berniat buat memeriksa pesan di iPhone gue sama sekali. "Saya ada jadwal nggak siang ini, Dir?" Setelahnya, gue beralih memanggil Dira yang berjalan di belakang gue dan Firman.
![](https://img.wattpad.com/cover/332579214-288-k81511.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCONNECTED (COMPLETED)
Chick-Litdisconnected /ˌdɪskə ˈ nɛktəd/ : not connected to something. Nothing matters to them except the other person's perception of themselves. Achievement, success, intelligence, and wealth are all things that both parties strive to "keep" in order for ot...