➣Episode 15

773 97 0
                                    

·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳𝙒𝙀𝙀!!ˏˋ°•*⁀➷
✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈


"Aniki ngapain kita kesini" tanya Akira bernada datar+bosan, selagi menatap banyaknya pintu menuju ruang pasien di rumah sakit itu


Ryouta yang membawa tas selempang hitam dan kotak kecil ditangannya menjawab dalam nada kecil "Cuman njenguk temennya ayah, katanya ada perjanjian jadi kita harus ngasih kotak ini ke dia"


"Selagi aku ngelakuin itu kamu jalan-jalan boleh, tapi hp mu jangan di bisu" lanjut Fuji melirik sejenak Akira


"Haaaah okelah" gumam Akira









---➤ Beberapa saat kemudian

Selagi Ryouta mengurus urusan tadi, Akira terlihat ber jalan-jalan di lorong rumah sakit, sekali-kali membalas sapaan beberapa anak-anak dan pasien


Tapi Akira diam ditempat melihat orang yang ia sangat kenal berdiri di depan salah satu pintu dengan ekspresi ragu


"Toro...." Lirih Akira selagi menghampiri teman masa kecilnya itu


Saat sudah berada disampingnya, Akira buka suara "Toro ngapain berdiri didepan sini terus?"

Toro tersentak kaget langsung menoleh ke Akira "AH! A-akira, tolong kalau mau deketin orang sapa dulu"


"Hai'k~, tapi kamu njenguk ibu mu ya?" Tanya Akira sedikit memiringkan kepalanya


Toro terdiam sejenak ".... Iya, tapi aku agak ..." Toro menggantung kata nya


"Sedih? Takut?" Tebak Akira yang diangguki oleh Toro


Akira mengangguk mengerti, lalu berhela nafas dan menggarik tengkuknya yang nggak gatal


"yaaah, aku agak ngerti sih perasaan mu. Tapi lebih baik ketemu sama beliau dulu, walau dia nggak nginget kamu tapi hubungan ibu dan anak itu secara mental dan spiritual itu kuat. Kamu do'a juga sama Tuhan biar ibu mu bisa pulih" ucap Akira pertama kalinya p + l


Toro sekali lagi terdiam sambil menatap Akira dengan ekspresi sulit diartikan, membuat Akira auto gugup


"Maaf aku nggak terlalu pinter nenangin orang pake kata" ucap Chibi Akira


Chibi Toro me pat pat kepalanya Chibi Akira "gak papa, yang penting kamu berusaha. Dan makasih ya"
















---➤ Keesokan harinya


"Toro kayaknya lebih murung dari sebelumnya" lirih Radit melihat Toro yang sedari tadi melamun di tempat duduknya


"Hn, muka sih tetep datar tapi hawa nya agak suram" sahut Adit dalam nada bisik


"Dia habis njenguk ibunya" singkat Akira masih sibuk dengan cairan sedikit berasap ditangannya


Radit dan Adit ber-oh ria


"Aneh ya, kalo ibu ku nggak inget aku, aku malah seneng" ucap Adit watadosnya


Plak

Radit langsung mukul kepala Adit dari belakang "beda ibu beda sifat lah Adit, ibu Toro itu orangnya baik nggak kayak dia"


Akira hanya menggeleng kepalanya sambil hela nafas

Sepertinya bukan mereka bertiga aja yang mengetahui mood Toro yang tiba-tiba suram, karena dua orang bergender perempuan mendekati Toro

"Amu, Upi. Toro jangan di ganggu du-daaan mereka dah pergi" lirih Akira sweatdrop


"Torooooo~"


"Gud morning" Sapa Amu dan Upi tiba-tiba nongol di belakangnya Toro


"Ada apa ini? Wajahmu lebih madesu dari biasanya,bahkan kelihatan lebih dari pada kak Aki" Tanya Amu melihat wajah Toro yang datar tapi suram


"Sakit ya?Mau dibeliin es gak? Aku lagi ada duit nih" Tawar upi ke Toro


"Sakit itu dikasih teh ato obat bukannya es, bego" kata Akira yang baru saja datang mendekati mereka bertiga


Upi menoleh ke Akira dengan perempatan imaginer dipipinya "Aki bisa gak? Omongannya dijaga"


Akira membalas dengan menatap datar Upi "gak"


"Sudah lah kalian dan nggak makasih,aku sehat kok" Jawab Toro


"Masa?"-upi


" Iyakah? "-Amu


" Wajahku sudah begini dari lahir"-Toro


"coba kali-kali senyum begitu tor,"-Upi


"Iya biar gantengnya nambah" Lanjut Amu


"Emangnya Toro bisa senyum ya?" Gumam Akira


"Kalian ini sebenernya mau apa?" Tanya Toro


"Ayo coba senyuummm, tuh kan cakep" Ucap Upi sambil menarik pipinya Toro membuat senyuman paksa

"Ayo coba senyuummm, tuh kan cakep" Ucap Upi sambil menarik pipinya Toro membuat senyuman paksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan dibackground terlihat Amu yang diseret oleh tangan misterius dan Akira yang hanya menyimak


TEPLAK

"Minggir" Ucap Sho tiba-tiba memukul kepalanya Upi dengan Buku


"Augh!,apasih! Gausah mukul dong!" Keluh Upi seraya mengelus kepalanya


"Bodo" singkat Sho


Sho beralih ke Toro selagi memegang bahunya "U okey?"


Toro berhela nafas "Yea"


Akira menepuk bahunya Toro "sabar ya Toro, kalo lu nggak kuat nanti gantian aku aja yang ngawasin teman laqnat kita"


"Sama kalo ada masalah cerita aja ya, kita kan teman. "lanjut Akira dengan nada bisik sampai hanya Toro saja yang kedengaran


Toro melihat Akira sejenak lalu mengangguk paham saja


Upi sweatdrop tapi dia baru sadar sesuatu "bentar Amu kemana?"


"Lha iya"-Akira


┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈✄
▄︻デ𝚃𝚘 𝙱𝚎 𝙲𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍══━一

WEE!! x M!ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang