Episode 51

377 49 0
                                    


▀▄▀▄ 𝑾𝑬𝑬!!▄▀▄▀
━━━━━━━━ ◦ ❖ ◦ ━━━━━━━━

Di sebuah ruang kelas yang kosong, terlihat tiga pemuda sedang nongkrong selagi memanfaatkan suasana sunyi itu


"Yakin tuh kaki aman aja dit? " Tanya Akira, ke duo lembar yang ia sangat kenal, yaitu Radit dan Adit


Adit yang kakinya sedang terluka hanya mengangguk " Aman, luka gini mah kecil"


"Sering di pukul sampe mati rasa, ya? Sama dit" komen Akira watados nya


Radit sweat drop "he kak Akira, gak boleh gitu"


"KAK AKIRAAAA!!"


"Siapa tuh?? " heran Radit sementara Adit tersentak kaget


"Mulai" Akira berhela nafas kasar, geleng-geleng kepalanya sebelum menoleh ke ada suara tadi


Yaitu dari Amu yang berlari ke arahnya dengan sangat cepat, sampai...


BRUK!

Dirinya bertabrakan dengan Akira, yang aslinya sudah siap dengan tabrakan itu biar dirinya dan Amu gak jatuh


Pltak!

Amu meringis samar saat Akira men jitak pelan dahinya tiba-tiba, "kamu kalo manggil orang itu yang sopan, btw kenapa teriak-teriak" tanya Akira


Amu yang masih mengelus jidatnya yang nyeri menjawab "ayo ke warung teteh sama Upi!! Sudah lama gak kesitu!"


"Kamu ngajak aku biar aku traktir kan?" Duga Akira yang dibalas kekehan kecil oleh Amu


Akira sekali lagi berhela nafas, lalu menoleh kembali ke arah si kembar yang dari tadi cuman nyimak


"He, kalian berdua aku tinggal di sini gak papa? Ato aku minta ada yang jemput??" Tanya Akira, selagi mengenggam tudung jaketnya Amu


Radit menggeleng kepalanya "gak usah, nanti kami mau ke supermarket dulu aja kok"


Adit mengangguk setuju "beliin bakso 2,di bungkus!"


Radit langsung menampol kepalanya adiknya "He jangan ngerepotin orang-"


puk

"Okelah, nanti aku anterin ke rumah" seru Akira, tangannya yang gemas mengelus lalu mengacak-acak surai milik Radit dan Adit


"Yey!" Seru Adit seperti nya tak peduli rambutnya sekarang berantakan, beda dengan Radit yang mencoba merapikan miliknya


Setelah itu, Akira menoleh kembali ke arah Amu yang sepertinya juga terlampau senang


"Iya, iya aku traktir, dah sanah" gumam Akira selagi mengulurkan tangannya, tahu apa yang akan terjadi selanjutnya


Grep WIIIIIING!

Dan benar saja, Amu menggenggam tangan Akira erat-erat sebelum berlari sekencang mungkin ke arah warung bakso


"Hati-hati!!" Panik Radit









───➤ timeskip


"Aku sudah bilang ke mereka dari tadi, kok belum nyampe ya? " lirih Akira


Sudah beberapa menit berlalu saat Amu menyeretnya dan Upi ke warung teteh bakso, dan sekarang mereka sedang menunggu teman lainnya sambil menikmati baksonya masing-masing


WEE!! x M!ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang