Episode 54

331 51 4
                                    

·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳𝙒𝙀𝙀!!ˏˋ°•*⁀➷
✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

"Fir, Fira!" tersadar dari lamunannya, gadis bersurai hitam itu dengan cepat menoleh ke arah si pemanggil


Yang ternyata adalah Akira yang menatapnya bingung campur sebal dengan buku di tangan kiri


"Lu kenapa bengong terus hah? Katanya mau diajarin?.... Apa cara ngajar gw bosenin?" tanya dan duga Akira ke gadis didepannya


Fira dengan cepat menggelengkan kepala " enggak kok! Cuman aku lagi mikirin nanti malem enaknya buatin makan apa buat nenek"


Akira berhela nafas "yasudahlah, tapi kalo memang lu capek bilang, kita istirahat sebentar"


Fira mengangguk mengerti dengan kaku "a-ah iya"















Fira POV:

aku dan laki-laki itu bertemu, di gedung sekolah SMP saat kami menaiki jenjang kelas 2


Aku yang naik ke peringkat ke 3 tapi nilainya sering naik turun, khawatir akan masa depan kalau saja aku tak mendapat biaya siswa untuk kuliah nantinya, dan akan mengecewakan nenek yang telah membesarkan ku dan orang tuaku yang berkerja keras diluar kota sampai mereka hanya bisa pulang saat hari liburan besar


Sampai guruku merekomendasikan aku untuk mengambil kursus les, tapi aku tak ingin membebani nenek ku dengan pembayarannya beralih ke alternatif lain


"Lu minta gw ngajarin elu? Elu yang notebate nya peringkat 3 ini? " lirih Akira, memicingkan matanya hingga pupil hitam nya mirip seperti kucing


Aku mengangguk dengan cepat "i-iya! Tolong bantu aku Akira. Aku tahu kita gak terlalu dekat, t-tapi aku janji akan nurutin apapun perintah mu nantinya! "


"Apapun~" seringai licik terlihat di muka Akira sekarang, yang jujur membuat bulu kuduk di leher ku berdiri


Tapi aku yang mengingat laki-laki ini yang hanya bisa membantu ku karena dia sekarang peringkat ke 1 pun sekali lagi mengangguk "Iya, apapun!"
















◥◤

Setelah beberapa lama bersama, aku jadi sedikit kenal dia


Saat SMP, Akira memiliki rambut yang yang sedikit panjang dan berantakan, (walau dia kuncir biasanya), tutur katanya kasar dan dingin, tambah lagi dia sering keliatan dengan beberapa luka kecil di tangan atau mukanya


beberapa kali aku liat laki-laki berjaket geng dan berwajah menyeramkan mendatangi Akira, DAN ANEHNYA mareka hanya bicara santai seperti teman baik pada umumnya, teman Akira yang membuat ku nyaman hanya grup teman Amu dan si kembar


anehnya lagi dia bersikap beda saat mengajar ku, dia lebih halus dan tak pernah membentak atau marah saat aku salah menjawab salah satu pertanyaannya


metode menngajar nya pun manjur karena setelah beberapa minggu ia mengajariku, nilai ku naik dan sekarang sudah stabil, tapi peringkat ku masih nomer 3....... karena dua laki-laki yang sudah terlampau pintar













◥◤


"Nilai mu sudah bagus sekarang" tersentak kaget karena mendengar suara rendah dan familiar di belakang ku, apalagi dengan deru nafasnya yang hangat itu membuat pipi ku merona


Aku berbalik menghadapi Akira dengan senyuman lebar, rapot yang berisi nilai memuaskan aku peluk erat "Ah! Akira, iya makasih sudah ngajarin aku ya!.... Tapi aku belum ngasih kamu apa-apa..."


Akira sepertinya ingin menjawab, tapi dengan samar kami mendengar suara deru kaki yang dengan cepat, dan sepertinya laki-laki bersurai panjang didepan ku menyadari sesuatu karena dia dengan cepat berbalik


Bruk!

Netra kuning ku terbelalak kaget kala melihat seorang laki-laki bersurai hitam tiba-tiba saja lompat begitu saja ke Akira


"Ump! S-Sho" seru Akira saat Sho dengan erat memeluk leher nya dan menyembunyikan mukanya di dada bidang Akira


"Ayo beli bakso sama yang lain, traktir~" ucap Sho yang sedikit terendam


Akira yang sudah merona mirip stroberi dengan cepat mencoba melepas dekapannya Sho "Iya iya!, jangan main peluk-peluk disini"


Sementara itu, Aku hanya bisa terdiam menyimak interaksi dekat mereka dengan rasa tak nyaman di menjalar dari dadaku, apalagi saat Sho menatap ku dengan tajam dari sela bahunya Akira













◥◤

Bicara tentang mereka.... Sejak dulu aku menyadari mereka sepertinya SANGAAT dekat, walau Sho dan Akira sering beradu peringkat sejak kelas 1 SMP


Bahkan saat sesi les ku, Sho sering terlihat tak jauh dan selalu duduk di pojok selagi pakai tas miliknya dan tas milik Akira sebagai bantal


Saat aku meminta istirahat sejenak pun, Akira menuruti tapi dia selalu berjalan ke arah Sho dan mulai berbicara dengan laki itu, walau beberapa kali dia sepertinya memastikan aku tak merasa kesepian dengan mengajak ku bicara juga


Tapi jujur sedikit sakit, saat aku mulai jatuh cinta dengan kepintaran, tutur kata dan sifat dingin tapi lembut nya, tapi dia lebih milih meladeni orang lain, apalagi mulai menganggap ku sebagai teman, hanya teman


Tapi tak apa, toh aku dari awal tahu aku gak akan punya kesempatan untuk meraih  sang bintang yang selalu memerhatikan dan selalu menyayangi bulan nya


Aku hanya bisa mengagumi nya dari jauh dan berharap aku akan menemukan bintang ku juga




┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈✄
▄︻デ𝚃𝚘 𝙱𝚎 𝙲𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍══━一










WEE!! x M!ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang