➣Episode 35

555 62 1
                                    

·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳𝙒𝙀𝙀!!ˏˋ°•*⁀➷
✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈


T

AK!

"Baiklah anak-anak madesu, hari ini kita ujian tematik" ucap Pak Eko selagi gak tau kenapa membanting buku

'NOOOO!!!'
↑batin dua orang yang lupa dan nggak ada persiapan sama sekali, alias Amu, Upi dan beberapa murid lainnya

"Saya kasih waktu 1 setengah jam buat persiapan. Kiki, tolong bantu saya buat nge-print kertas ujiannya" ucap dan minta Pak Eko

"Ya pak" Kiki mulai beranjak dari tempat duduknya menuju kedepan kelas

Sementara itu, terlihat dua laki identik yang satu terlihat tenang, dan satunya lagi terlihat kesusahan

"Kak, aku nggak ngerti" gumam Adit dengan lesunya

Radit terkekeh "makannya tadi malem belajar, kita aja sampe diingetin Kak Aki kalo hari ini ada ujian inget"

Adit menghela nafas "Nggak ngerti aku, kita lahir dari orang sama, belajar waktunya sama, bahkan sekolahnya sama. Tapi sifat sama keterampilan kita beda jauh, kecuali kalo tentang gelud "

Radit menatap prihatin adiknya "Ya itu kayak kamu lebih yang pinter sepak bola, aku lebih pinter main voli. Kamu lebih pinter di pelajaran seni tapi aku lebih pinter di tematik"

"Walau dua atau bahkan lebih orang itu latar belakangnya sama, tapi kemampuan sama kelebihannya pasti beda. Tapi bukannya itu buat dunia lebih menarik?" Jelas Radit tersenyum manis ke arah adiknya

Adit terdiam sejenak, sebelum dia mengangguk setuju "hn, kurasa begitu"

Tuk
Tiba-tiba sebuah buku kecil di taruh di kepalanya Adit oleh seseorang

Si kembar pun menoleh ke si pelaku, mendapati kalau itu adalah Akira sendiri

"Nih, belajar pake ini" Ucap Akira mengacu ke buku yang sekarang di tangan Adit

Radit membuka buku itu dan membacanya "ini... "

"Hm, ini rangkuman materi yang dipake pas ulangan nanti. Belajar ini sampe waktunya habis, aku tapi nggak jamin nilai mu akan bagus" jelas Akira sebelum dia berbalik dan berjalan menuju tempat duduknya tanpa mendengar balasan dari si kembar yang masih menatap bukunya seperti itu seharga emas

"Misi... Akira?"

Akira yang sudah duduk anteng di mejanya, menoleh ke asal suara, mendapati Fira yang menggenggam erat buku catatannya dengan ekspresi ragu+malu

Akira yang mengerti langsung menunjuk ke kursi di depannya "duduk situ, orangnya pas lagi gak masuk"

Fira pun menurut, duduk di kursi di depan Akira lalu membuka buku catatannya dengan hati-hati, jantungnya rasanya dag dig dug kala netra ungu yang baginya seindah bunga kesukaannya, lavender itu menatapnya dengan penuh perhatian

"Jadi, materi yang belum kamu ngerti apa? Kita mulai sama itu aja dulu" ucap Akira, juga mengeluarkan buku catatan dan paketnya

"Ah! Itu aku belum ngerti sama yang, ini" seru Fira, selagi menunjuk ke suatu bab yang ada di buku paketnya Akira

"Oh..." Lirih Akira, sebelum dia mulai menjelaskan materinya ke perempuan itu

Tidak sadar dengan tatapan Toro 'aku sampai lupa Fira biasanya minta di ajarin Akira... Mereka keliatan akrab' pikirnya

WEE!! x M!ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang