·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳𝙒𝙀𝙀!!ˏˋ°•*⁀➷
✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈Saat waktunya piket untuk beberapa siswa, terlihat seorang perempuan yang rambutnya sepanjang pinggang dan ikal, ia membawa beberapa kardus berisi perlengkapan kebersihan baru dan beberapa barang yang kelasnya butuhkan
"Ump!" Tapi sepertinya perempuan itu, atau Fira sedang kesulitan karena seberapa beratnya kardus-kardus itu, hampir saja dia tersandung kalau bukan tembok di sampingnya
"Fyuh-untung aja, eh?" Kaget Fira saat tiba-tiba dua dari tiga kardus yang ia bawa diambil oleh seseorang dari belakang
Menoleh kebelakang, Fira di kagetkan lagi dengan pemilik manik ungu yang menatapnya datar tapi dia tersenyum miring
"Butuh bantuan?" Tanya Akira, walau pertanyaan itu tak perlu karena dia sudah mengambil barang yang Fira bawa
Fira tersenyum malu "a-ah iya, maaf ngerepotin"
Akira mendengus, sebelum mulai berjalan ke arah kelas dan diikuti oleh Fira, tapi mengingatkan dirinya untuk jalan pelan-pelan, stamina Fira memang di kenal kurang
"Gak papa, kamu ini kalo kesulitan jangan takut minta bantuan. Nanti malah kamu yang terbebani sendiri kan gak lucu" komen plus nasehat Akira santainya
Fira hanya bisa mengangguk mengerti, terlalu malu dan senang untuk membalas dengan kata-kata
Saat sudah sampai di kelas, Akira menaruh ketiga kardus itu ke salah satu meja, sebelum memanggil beberapa murid yang seharusnya piket lalu memberikan kardus itu ke mereka
sementara Fira berdiri disampingnya, sekali lagi merasa was was dan kagum akan bagaimana Akira ngomong sama orang-orang dengan mudahnya, padahal ekspresi sama gaya tubuhnya yang gak terlalu ramah
"Apa aku bisa gitu juga, ya?" Lirih Fira, menggenggam erat sapu ada di tangannya
"Bisa apa?" tanya Akira, menoleh ke Fira, sedikit heran
"Ah! Gak papa!..." lirih Fira, mengalihkan pandangnya lalu mulai menyapu lagi, mencoba mengabaikan keberadaan laki-laki di sampingnya
Grep
"Udah selesai belum?" Akira dan Fira tersentak kaget kala ada bisikan bernada rendah tepat di telinga mereka dan sepasang tangan yang melingkar di lehernya Akira, posesifnya
"S-sho?!" gumam Akira, heran dan kaget kenapa dia gak ngerasa kedatangan nya Sho dari tadi "ngapain kesini?'
" kamu gak suka aku disini?" tanya Sho, walau nadanya main-main aja, tapi Akira langsung menjawab "Gak! Gak gitu, kaget aja.."
"Oh iya kaah~" gumam Sho, mendekap lebih erat Akira, membuat laki-laki bersurai panjang itu malu dan memalingkan pandangannya
Sampai tak sadar tatapan tajam nya Sho yang mengarah ke Fira, fira pun membalas dengan tatapan kosong tapi sedikit sinis
"Ah... Kita udah selesai kok Sho, Akira nya seret aja, aku mau piket" ucap Fira sambil melihat ke arah lain, berlaga gak lihat tatapannya Sho
"Heh!! aku gak mau diseret" protes Akira ke Sho, membuat laki-laki terkekeh sedikit dan mengacak-acak rambut sang empu
Sho melepaskan pelukannya sebelum berjalan pergi dengan senyuman miring "Cepet kalo gitu, kamu hampir aja ketinggalan adegan terbarbar nya si Toro, untung aku inget kamu"
"Adegan?...Toro? " gumam Akira, bingung dan heran lagi selagi dia bangkit dari tempat duduknya, tapi dia menoleh ke Fira dulu
"Kalo ada apa-apa, kirim pesan ato bilang aja ya, jangan malu-malu" Ucap Akira, sebelum laki-laki itu berlari untuk mengikuti Sho
"Iya!" teriak Fira, kala Akira udah lumayan jauh, rasa hangat di dadanya ia coba tuk pendam 'itu cuman biar sopan!! Tapi nada sama ekspresinya.... Halus banget, aaa udah ah!!" pikir Fira
➤ Di tempat lain
"..... Ya kami-sama" gumam Akira, netra ungunya terbelalak kaget, selagi dia bersembunyi dengan teman-temannya yang lain, yaitu Sho, Kiki, Amu dan Upi
"I-ini kok bisa gini!! gimana ceritanya?!" bisik Akira ke Sho, sho mendengus dan memutar bola matanya malas"ya makannya jangan main sama perempuan culun itu terus, kan ketinggalan berita"
"Kenapa emang? Cemburu?"-bisik chibi Akira cemberut
" dih, siapa bilang " - chibi Sho
"Dah deh ah! kalian berdua, lihat tuh si Toro!" bisik Upi, menghentikan pertengkaran kecil Akira ama Sho, sebelum ketiganya kembali lihat ke TKP
"Apakah kakak bersedia?" mulai Toro, menganti pegangannya akan buket berisis bunga dan uang itu "memakan nasi yang saya buat sepanjang hidup kakak?"
"Saya sukanya roti" jawab Kak Umami
Toro menarik dan menghela nafas "maksud saya, saya bisa memasak makanan apapun yang kakak mau. itu karena (kata lin) saya suka kakak"
"Saya juga suka kamu" kak umami tersenyum "tapi sebagai adik"
KRACK! PRANG!
"Toro anakku apakah kamu ingat?" suara ibunya Toro terngiang di benak Toro "apa kata tukang parkir"
"mundur! mundur! lampu merah nak"
"seingatku, ibu nggak pernah ngomong begitu. tapi gak papa, aku memang harus mundur" pikir Toro, sebutir air mata mengalir dari mata ke pipinya"Suara apa tadi? Kayak ada yang pecah?" tanya Kak umami, membuyarkan alur pikirannya Toro
"oh bukan apa-apa, itu cuma suara hati kecil rapuh yang pecah. terima kasih sudah menolak saya tanpa makian kakak" jawab Toro
"Jangan nangis" ucap kak Umami
" Tentu" Toro berhela nafas dan tersenyum lembut " saya akan terima keputusan kakak dengan sabar dan lapang dada"
'walau beban di hatiku berubah jadi rasa sakit'
"Saya pergi dulu"- chibi Toro, berjalan pergi dengan tenang walau lebih lesu
" silahkan"- chibi kak Umami
"Toro!!!" gumam Upi dan Amu, terharu dan menangis buaya, Kiki yang sweat drop dan Akira ama Sho yang menatap kejadian itu dengan wajah datar
'What just happened?' pikir Akira, berkedip 2 kali dengan heran
┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈✄
▄︻デ𝚃𝚘 𝙱𝚎 𝙲𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍══━一
KAMU SEDANG MEMBACA
WEE!! x M!oc
RandomWee!! X Male oc Update time: Rabu/Kamis Kisah enam atau lebih sekawan yang menikmati masa remaja mereka dengan canda, tawa ataupun airmata Apakah mereka akan selalu bersama? Atau perbedaan dan rasa tak bisa percaya memecahkan mereka? ├┬┴┬┴ ⚠𝙒𝘼𝙍...