2

1.3K 105 0
                                    


Vante sekarang dilanda rasa kebingungan dan cemas. Pasalnya,dia bangun di sebuah ruangan rumah sakit,yang hanya bisa di tempati oleh kalangan atas. Vante cemas,bagaimana mungkin dia bisa berada diruangan ini,bahkan bisa masuk rumah sakit?dia memang ingat kalo dia di pukuli habis-habisan oleh Nelson tetapi dimana Mamanya Bisa mendapatkan uang untuk memasukannya kedalam rumah sakit?.

"Untunglah gue masih hidup. Tapi,dimana Mama dapat uang?gak mungkin dia pinjam?"Cemasnya dalam Hati

"Ini gak bisa. Ini sama aja gue bikin keluarga gue dalam derita,makan aja udah susah dan gue malah enak-enakan dirawat di rumah sakit"Vante mencoba bangkit dan duduk di atas ranjang rumah sakit itu.

Matanya menatap sekitar"terus,dimana Mama sama Mauren?jangan bilang mereka lagi Nyari uang diluaran sana. Ckck,gue emang beban. Kenapa gak biarin gue mati aja,setidaknya satu beban Mama hilang"Memikirkan hal ini membuat Hati Vante terasa begitu sakit.

Ibu mana yang mau membiarkan anaknya mati?perjuangannya selama mengandung sembilan bulan dan melahirkan?Ibu bodoh yang akan membiarkan anaknya pergi untuk selama-lamanya.

Ckleck



"Bas,Syukurlah lo udah sadar"Vante menyerit heran. Tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampilkan seorang pemuda seumuran mungkin dengannya.

Apa dia salah tempat?tidak sepertinya.

"Lo udah mendingan?apa perlu gue panggilin dokter. Yah,emang itu seharusnya"Ucap Pemuda itu yang kini sudah berada disamping Vante

"Gue kabarin juga ke Om dan Tante"Ucapnya lagi

Vante hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan oleh pemuda itu.

Seperti saat ini,dia tengah menelpon seseorang.

"Halo Tante,Bastian udah sadar"

"Puji Tuhan,Syukurlah. Om sama Tante akan segera kesana. Kamu hubungin dokter untuk periksa dia,jaga Bastian Sayang"

"Baik,Tante. Hati-hati dijalan. Kalo begitu Cyan tutup Teleponnya"

Bastian?Apa Vante tidak salah dengar?dia mengatakan Nama Bastian dengan diikuti kata Sudah sadar.

Apa pemuda ini gila?dia salah orang!

"Lo siapa?Bastian siapa?"Tanya Vante penuh selidik dan was-was

Pemuda yang bernama Cyan itu menoleh ke arah Vante dengan muka penuh tanya nya.

"Wah,Gak benar nih anak. Habis ngegelindingin diri dari atas tangga,tiba-tiba lupa ingatan. Emang benar gue harus Panggilin dokter"

Tanpa menjawab pertanyaan Vante,pemuda itu malah berlari keluar.

Tidak lama Dia kembali,membawa Seorang dokter dan Perawat,Juga Dua orang lainnya,seperti sepasang suami istri.

"Bastian,Anak Mama. Syukurlah kamu sudah sadar,Mama khawatir banget tau sama kamu. Tidur terus selama tiga hari gak bangun-bangun"Wanita Paruh bayah itu berlari menerjang tubuh Vante

Lagi,Vante ngeblank. Apa yang telah terjadi. Orang-orang asing ini kenapa?

"Ma,Biarin Dokter periksa Bastian Dulu. Lepas kangennya sebentar dulu. Yang penting anak kita sudah Sadar"Vante beralih mencari suara bariton itu. Menemukan seorang pria paruh bayah yang tengah menatapnya dengan penuh haru. Membuat hati Vante mencelos.













"Mama sama Papa urus administrasi kamu dulu. Maaf yah,Hanya sebentar jenguk kamu,karena Mama sama Papa ada banyak Urusan. Besok pasti Mama sama Papa kesini lagi buat Jenguk kamu"Vante Mengangguk kecil. Bagai terhipnotis dengan Suara lembut dan perhatian Wanita itu.

"Cyan,Om titip Bastian. Kamu jagain dia yah,Tapi ingat kalo udah malam pulang kerumah,besok kamu sekolah"Pemuda Bernama Cyan itu mengangguk

Sebelum pergi Kedua Paruh bayah itu menyempatkan untuk menciumi Pucuk kepala Vante,membuat pemuda itu menegang.

"Mama sama Papa pergi dulu yah"













Setelah kepergian Sepasang suami istri tadi,kini hanya tersisa Vante bersama Pemuda asing bernama Cyan itu.

Vante berbaring di atas ranjang,menatap kosong langit-langit kamar tersebut dengan pikiran yang entah berkelana kemana.

Rumit dan membingungkan. Vante ingin menangis saja,mengapa dia dipertemukan dengan begitu banyak orang asing ini. Lalu kemana Mama dan adik perempuannya.

Vante menampar pipinya berulang kali,mungkin ini adalah mimpi dan semoga dia bisa bangun dari mimpi buruk ini.

"Bas,lo kenapa njing. Kemasukan roh jahat hah?aneh banget. Mending bangun deh,anak-anak udah di parkiran"

Apa lagi yang dibicarakan oleh pemuda asing ini?





Baru mau menutup matanya,suara teriakan membuat Vante terlonjak kaget dari tidurnya.

"Bos,Akhirnya lo sadar juga. Gue galau tiga hari ini karena lo gak bangun-bangun. Gue kira lo udah dipanggil sama yang diatas"Vante menganga kaget. Dihadapannya sekarang,terdapat lebih dari sepuluh pemuda yang datang mengerumuninya.

"Puji Tuhan. Gue kira lo udah mati,Bos. Soalnya gak bangun-bangun"

"Hoh,Ternyata Tuhan masih sayang sama lo,Bos. Meskipun lo sering bikin anak orang masuk rumah sakit kayak gini juga"

Vante menyerit,otaknya ingin pecah sekarang. Siapa lagi mereka?

"Kalian semua siapa?"Suasana Ruangan itu menjadi hening seketika

"Buset,Bos. Lo kenapa?lo gak kenal kita beneran atau lo lagi ngeprank kita nih. Bisa lawak juga lo"

"Bos,jangan nunjukin muka aneh gitu deh. Sumpah,jelek banget"

"Cy,Bos kenapa bego. Lo gak lagi kerjasama dengan Bos buat prank kita kan?sumpah,gak lucu. Masa Bos amnesia,minggu depan kita mau War loh sama geng sebelah"

"Siapa juga yang lagi prank kalian. Positif aja nih,dia kan gelindingin dirinya dari tangga rumahnya,mungkin amnesia ringan. Gue aja ditanyain demikian,padahal sepupunya"

Mereka semua menatap lirih kepada Vante"Cepat Sembuh total,Bos. Sumpah,gak enak banget gak dikenal sama lo"

"Btw,kok bisa bos sampe jatuh dari tangga?"

"Iya,heran. Masa jatuh?lawan preman aja menang"

"Gak ada sangkutannya,bego"

"Kepeleset"Semua membola,Saat Vante berbicara.

Sebenarnya Vante ingin diam,tapi mengapa mulutnya gatal sekali ingin mengucapkan ini.

Pemuda-pemuda ini begitu asik dan perhatian.

"Huhu,lo asik,Bos"







Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang