24

420 67 26
                                    



Semakin hari,hubungan Chika dan Bastian juga dengan ketiga sahabatnya semakin menjauh. Sebaliknya,Chika dan Cyan semakin dekat layaknya kertas dan perangko.

Cyan itu gentle,selalu ada disisi Chika,kapan dan dimanapun itu. Chika bahagia memilki Cyan,mengenal Sosok berhati malaikat seperti Cyan.

Seperti biasa,Chika enggan keluar kelas dan memilih berdiam diri sendirian di dalam kelas meskipun jam isirahat.

Tidaklah lama,Cyan datan menemuinya.

"Cyan,Astaga hahahahah" Chika sontak tertawa terbahak-bahak,melihat Cyan yang susah payah membawa semangkok bakso panas dengan kedua tangannya,lalu tak lupa dengan minuman di dalam sebuah kantong kantong plastik yang dia bawa pakai giginya.

Lantas,Chika bangkit menahan tawa mengambil Alih Kantong plastik tersebut dari mulut Cyan,dan memegangnya.

"Sini,nanti gigi lo rontok. Masa ganteng-ganteng ompong"Cibirnya mengekori Cyan yang berjalan mendekat kearah mejanya.

"Huhu,Panas banget. Tapi untung sampai dengan selamat,dan Tuan Putri bisa menikmati"Chika tersenyum manis

"Thanks,Cyan. Gue beruntung kenal sama orang kayak lo"

"Sama-sama. Ayo duduk,dimakan baskonya,nanti keburu dingin"Chika mengangguk patuh,kemudian melangkah duduk di kursinya diikuti oleh Cyan yang duduk di samping Chika.

"Gue makan Yah,lo juga mau?"Tanya Chika

Cyan menggeleng"Gak usah!Tapi kalo disuapin sama lo,gue mau"Goda Cyan diikuti dengan Kekehan.

Niat Cyan hanya menggoda saja,tapi apa lah daya,Chika kini tengah menyodorkan bakso yang dia tancapkan ke garpu tepat di muka Cyan.

"Nih,buka mulutnya"Gadis ini berubah. Cyan tersenyum,lalu tanpa menolak dia membuka lebar mulutnya dan segera Chika menyuapi pemuda itu.

Cyan tertegun,mukanya mungkin sudah memerah padam dimata Chika. Menatap lamat Chika yang sedang menyuapi dirinya sendiri itu,dengan garpu yang sama. Ouhh,Cyan ingin mati sekarang.

"Chika,lo gak ada niatan buat nyari pelaku yang udah sabotase HP lo dan buat pesan palsu itu?setidaknya,lo bisa buktiin kalo lo gak salah dan Sahabat lo kembali,Bastian juga" meski sakit,tapi Cyan memberi saran. Dia bukanlah orang yang egois.

"Sorry,udah sembunyiin hal ini lama dari lo. Demi nama Tuhan,Semua yang gue katakan ini benar. Pelakunya adalah Jingga dan Ayah gue sendiri" Dengan Suara bergetar,Chika mulai bercerita.

Dan demi apapun,Cyan sangat kaget mendengar bahwa pelakunya adalah Ayah kandung Chika sendiri. Apa sudah gila membuat anaknya menderita seperti ini?

"Ayah lo?"Tanya Cyan lagi

"Iya,Ayah gue. Lo pasti gak percayakan,tapi emang itu kenyataannya. Ayah ngelakuin semua itu supaya gue gak dekat sama Kak Bastian,dia gak suka sama Kak Bastian dan Om Surya jadi dia ngelakuin hal itu"

"Ayah yang bilang itu sendiri ke gue,waktu gue ngamuk dirumah. Gue mau ngasih tau yang lain,tapi gue cuman sendirian"

"Chika,ingat ada gue"

"Sorry. Gue hanya takut,mereka semua gak percaya karena gue gak punya bukti kuat. Siapapun gak akan percaya,ada Ayah yang setega itu sama anaknya"Cerita Chika panjang lebar.

"Lo yang kuat,Chika. Gue bakalan cari cara supaya lo bisa ngungkapin kejahatan Jingga ke Bastian dan yang lainnya. Gue janji,bakalan bantu lo"Ucap Cyan meyakinkan Chika

Chika menggeleng kecil"Cyan,emang lo mau gue balik lagi sama Kak Bastian?"Cyan mematung ditempat

"Gue rasa,gue udah mulai Capek sama Kak Bastian. Lo suka kan sama gue?perjuangin gue,Cyan. Cukup gue ngerasain sakit hati"Jantung Cyan berdetak tidak karuan,Apa ini lampu hijau dari Chika.

"Bantu gue buat lupain Kak Bastian,tolong Cyan"

























___________________















Jingga melangkah kan kakinya,menapak satu persatu tangga menuju ke arah Rooftop.

Senyumnya dari tadi tidak pernah lepas dari wajah angkuhnya.

"Ada apa ngajak gue ketemuan?mau bahas soal Bastian lagi?"Tanya Jingga tepat setelah dia sampai di Rooftop disambut dengan tatapan nyalang dari Chika

"Hush,jangan bahas soal Kak Bastian dulu. Gimana rasanya setelah dihina Opa?malu?"Cibir Chika tertawa mengejek

"Tutup mulut lo,sialan"

"Ouhh,Kayaknya emosi banget. Ingat,lo emang pintar tapi gue lebih pintar. Gue punya Opa,yang selalu ada buat gue. Jadi,kalo lo berani nyentuh gue sejengkalpun,gue bakalan aduin ke Opa dan lo sama Ayah gak akan dapat warisan apapun"

"Lo bisa Fitnah gue dengan semua omong kosong lo itu,sabotase HP gue dan kerja sama dengan Ayah untuk buat pesan itu,tapi gue lebih pintar dari lo,Jingga. Semakin lo fitnah gue,semakin kecil harapan lo buat dapatin harta warisan dari Opa"Cibir Chika

"Ckck,setidaknya usaha gue membuahkan hasil. Bastian jauhin lo dan kembali benci sama lo."

Chika tersenyum mendengar celotehan Jingga yang sedang membanggakan diri itu.

"Ingat Chika,gue bakalan bikin Bastian makin benci lo,dengan cara apapun. Gue pastiin,lo gak akan dapatin dia"

"Silahkan,ambil Kak Bastian. Dan gue akan bahagia lihat lo hidup dalam kemiskinan nantinya"

Jingga mengepalkan tangannya kuat,menatap Chika tidak suka. Sebaliknya,Chika menatap Jingga dengan tatapan meremehkannya.

"Lo bakalan nyesal nanti,Chika. Gue gak akan tinggal diam"Dengan penuh emosi,Jingga berlalu pergi dari sana.

"Gue tunggu,Sialan"Teriak Chika


Setelah Jingga benar-benar menghilang dari sana,Chika bernafas lega.

"Cyan,lo bisa keluar sekarang"

Tidak lama Cyan keluar dari balik tumpukan kardus yang ada di dekat berdirinya Chika.

"Beres,rencana kita berhasil"Cyan berucap semangat

Chika ikut tersenyum,keduanya bahkan sempat melakukan tos tangan.

"Thanks,Cyan. Lo emang pahlawan buat gue"

Meski sudah Chika larang,Cyan tetaplah kukuh ingin membongkar semuanya. Alasannya simpel,karena tidak ingin Chika merasa sendiri dan kesepian.

Padahal,Chika bisa walau hanya dengan Cyan saja.












































Tbc.

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang