Malam ini,Chika menghabiskan waktunya ditaman,sepulang dari rumah Irene. Dia mendongkak,menatapi indahnya langit,yang dihiasi ribuan bintang yang indah itu. Selalu begini,tak akan bosan bagi Chika untuk menatapi langit.
Namun,tidak dengan kehadiran Bastian ditaman ini.
Dengan mata yang membola kaget,Chika memandangi Pemuda yang berdiri tak jauh didepannya itu. Padangan Sayu yang menyiratkan seribu kesediahan.
"Lo ngapain malam-malam disini?"Chika menetralkan detak jantungnya yang berpacu cepat
"Eh, L-lagi lihatin langit"Jawabnya Jujur
Pemuda bermata setajam elang itu tersenyum,melangkah gontai dan mendudukan dirinya di samping Chika.
Tidak seperti dulu,Chika menjauh,sangat menjaga jarak.
"Sorry,kalo bikin lo kaget. Gue gak sengaja lihat lo sendirian disini"Ucap Bastian
Chika hanya berdehem kecil,tidak mampu untuk bicara lebih jauh.
Bastian mendongkak,menatap langit malam,sekaligus menahan sesuatu yang berembun dimatanya. Dia rindu waktu berdua saja dengan Chika.
Suasana menjadi Sunyi,tidak ada yang bersuara. Bastian tertegun,mendengar suara berisik kantong plastik dari Chika.
"Chika?"
"Emm,Aku pulang duluan yah Kak. Udah malam,Bunda pasti nyariin"Ucap Chika pelan
Bastian tidak menjawab,pikirannya jauh entah kemana. Chika memang menjaga jarak darinya.
Chika tau,jika ini tidaklah benar. Maka,sesegera mungkin dia harus pergi dari sini. Menjauh dari pemuda ini. Dia tidak boleh luluh apalagi merasa kasihan lagi pada pemuda ini.
Namun,langkahnya terhenti. Usahanya untuk kabur dari Bastian hanyalah angan-angan. Bastian menahannya,memeluk tubuhnya dari belakang,sangatlah erat seakan tidak mau Chika pergi meninggalkannya.
Rasa sakit kembali datang,membuat sesak didada Chika. Dia lemah,lidahnya keluh. Tuhan,tolonglah Chika.
"Tolong jangan pergi,Chika. Jangan jauhin gue,gue minta maaf",Ucap Bastian pelan,membisikan kata itu dengan suara bergetar di telinga Chika.
"K-kak,lepasin aku. Aku harus pulang,ini sudah malam"Chika mengalihkan pembicaraannya,semakin dia ingat masalah itu,Sakit itu semakin tumbuh.
"Gak Chika,Tolong maafin gue. Gue salah,gue menyesal. Jangan jauhin gue"
Tidak ada yang berbicara lagi,hanya hembusan angin yang terdengar menyapa malam.
"Kak,dengan kakak begini hanya membuat aku tambah benci sama Kakak"Bastian melemah,Iya benar kata Chika. Terpaksa,dia melepaskan pelukannya,menatap sendu gadis yang telah mencuri hatinya itu. Yang telah membuat dunianya berantakan itu.
Bisa,Chika menatap mata pemuda itu. Dia harus bisa,walau sakit. Menahan tangis yang sebentar lagi akan meledak.
"Kak,jangan gini lagi. Jangan egois jadi Cowok. Harus berapa kali aku bilang sama Kakak,butuh waktu lama aku untuk sembuh dari luka yang Kakak kasih. Jadi tolong,jauhin aku Kak. Aku udah nyerah,dan gak akan ganggu Kakak lagi. Bodoh,kalo roda udah berputar,tapi aku udah lebih dahulu kecewa sama Kakak"
"Stop minta maaf,karena aku udah maafin Kakak. Ingat,disini hanya hubungan kita yang gak akan balik seperti awal lagi. Jangan buat aku tambah benci sama Kakak,karena ulah Kakak"
"Aku udah nyerah,dan belajar buat lupain Kakak. Mungkin ini takdir,kalo kita berdua gak akan bersama. Karena,hanya akan menambah derita. Jadi,tolong lepasin Aku kayak aku lepasin Kakak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy Gone Bad
Romance"Gue minta maaf untuk semua rasa sakit yang gue beri selama ini. Tapi, gue makin tergiur buat milikin lo. Gue secinta itu sama lo" Vante dulunya seorang lelaki culun yang sangat baik. Semasa sekolah sering dibully,mendapatkan kekerasan fisik hingga...