BONUS CHAPTER

612 52 7
                                    


"Huaaaa,Mommy" Jena tertegun,menatap anak lelaki kecil yang tengah memegangi kakinya itu sambil nangis

"Mommy mau Susu" Seketika Jena ikut menangis membuat Vante berlari bagai orang kesetanan menuruni tangga

"K-kenapa?" Tanyanya khawatir saat mendapati Istri dan anak tampannya itu tengah menangis bersama.

"Huaaaa,Aku capek hiksss" Sudah dikatakan kalo Jena itu polos nyerepet tolol. Kadang kalo Jake nangis, dia juga ngikut nangis.

Vante jalan mendekat, gendong Jake yang lagi nangis itu. Lalu tangan satunya ngelus surai Jena lembut. Rasanya Vante sedang merawat dua bayi sekarang.

Vante menarik pelan tubuh Jena terus memeluknya. Pemandangan yang sangatlah indah di hari minggu pagi ini.

"Maafin Aku yah. Sekarang kamu Temani Jake,Aku yang masak sarapan" Memanglah suami yang sangat baik. Idaman semua wanita.

Jena ngangguk pelan, terus ngambil Jake dari gendongan Vante,membuat anak itu kegirangan.

"Ehhh,bau apa ini?"

"Jake Pup?"

"Tidak"

"Kayak bau gosong,ihhh"

"Huaaa Vante, telornya hangus"










Setelah sarapan, Vante beralih mencuci piring dan membersihkan dapur. Hitung-hitung hari ini dia memanjakan istrinya itu. Lagian,Jena pasti capek mengurus rumah tanpa asisten rumah tangga dan juga mengurus Jake sendirian. Apalagi,sekarang gadis itu sedang hamil muda pula. Sungguh,Vante tidak menyangka hidupnya akan berakhir seperti ini. Berakhir bahagia dan penuh tawa dengan Seorang gadis yang sangatlah mirip dengan Chikanya. Rumah tangganya pun berjalan baik, mungkin hanya cekcok sedikit,itupun karena kepolosan Jena.

Setelah seleasi dengan pekerjaannya di dapur, Vanta bergabung keruang tengah. Dimana disana Jena tengah sibuk menemani Jake yang tengah menonton, sambil Jena suapi sarapan pagi. Karena namanya anak kecil,bawaannya bawel kalo makan.

Vante mengambil tempat tepat di samping Jena yang juga terlihat asik menonton kartun anak-anak itu.

"Besok jadwal periksa kan?" Tanyanya

Jena ngangguk pelan" hmm, iya"

"Yaudah,besok aku yang anter. Aku cuti sehari,buat luangin waktu buat kamu dan anak kita" Jena merona dengan mata melongo

"Nanti kita miskin kalo kamu gak kerja" Vante ngusap Wajahnya datar

"Nggak bakalan, cuman sehari aja kan"

"Kan aku bisa sama Jean"

"Aku suami kamu,bukan Jean"

"Siapa bilang Jean suami aku? Dia kembaran aku,Ihh" tolonglah, kenapa tololnya Jena nambah waktu hamil ini. Tuhan,jangan sampai anak Vante nanti ikutan polos dan totol.

Vante ngangguk pasrah, tangannya beralih buat ngelus pelan perut Jena yang sedikit membuncit itu.

"Sabar yah sayang,semoga kuat didalam sana. Kalo lahir, yang pintar yah" Ucap nya dramatis

"Ihh,pasti pintarlah. Kan aku Mommy nya" Cebik Jena memajukan bibirnya tidak suka

"Iya, Sayang. Sore nanti kerumah Mama yah? Mauren udah kangen sama Jake sama kamu" Jena ngangguk pelan dengan pipi yang memerah. Karena demi apapun, dia diperlakukan layaknya seorang ratu oleh Mama mertua dan Mauren

"Hmm, aku juga kangen sama Mama dan Mauren. Hihi,Vante bisa minta Mama buatin Kue beras buat naymbut kita?"

"Kamu ngidam?"

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang