41

349 55 9
                                    






Jingga kira,semua yang telah dia lewati akan berjalan mulus dan baik sesuai rencana yang dibuatnya secara matang. Namun,semuanya harus terhalang karena adanya Cyan. Pemuda yang sudah bagai pahlawan kesiangan bagi Chika.

Pemuda itu mendapati kejahatan Jingga,dan berhasil menahan gadis itu. Menahan dan kemudian mengadili gadis itu,tanpa pandang bulu.

Didalam ruangan itu,Bastian tanpa henti menampar dan melakukan kekerasan kepada Jingga. Meskipun,didalam ruangan itu pula ada Darman dan Ratu.

Cyan duduk menatap kosong kearah Jingga,rautnya datar dan dingin. Ada banyak kekagetan disana,tentang kejadian beberapa menit lalu. Gadis itu senekat ini,ingin membunuh Chika.

Cyan bersyukur karena bisa datang secepat mungkin,jika tidak mungkin ini adalah hari duka bagi mereka.


Plak

Plak

Suara tamparan terdengar nyaring mengisi ruangan tersebut. Jingga sudah terlihat tidak bisa berkutik. Wajahnya penuh lebam dan darah. Bastian orang kedua yang mengadilinya,setelah Cyan.

"Hikss,Bastian. Lepasin aku,tolong"Sambil menahan sakit di kepalanya akibat sedang dijambak oleh pemuda itu,dia mengaduh

"Mama,hikss tolong. Sakit,huaaa" Tidak,Ratu tidak bisa melakukan apapaun sekarang. Dia sedang terpojok.

"Sialan. Paling benar,lo yang mati Sialan"

"Kenapa lo tega ngelakuin ini ke Chika,hah? Lo emang gak punya hati. Lo licik,Jingga"Umpat Bastian,mendorong kepala Jingga kasar. Bahkan tangannya kini penuh dengan rambut gadis itu.

"Ini semua salah kamu,Bastian. Udah aku bilang,ini salah kamu" Lawan Jingga. Bastian bungkam seribu bahasa

"INI SALAH KAMU,HAAAAA. kalo kamu gak berpaling dari aku dan milih Chika,ini gak akan terjadi. Chika gak akan berakhir seperti ini"Teriaknya

Ratu menahan isakannya.

"Chika gak boleh bahagia. DIA GAK BERHAK BAHAGIA. DIA HARUS SELAMANYA MENDERITA. sialan itu tidak boleh tersenyum sedikitpun"

Plak

"Hahahaha,pukul!pukul aku sepuas kamu,Bastian. Ini gak akan ngerubah apapun,kamu akan tetap dibenci sama Chika,sampai kapanpun. Cowok kayak kamu,gak pantas untuk Chika. Kamu lemah,pengecut,pecundang dan sialan."

"Hikss,Chika gak akan mau sama kamu,ingat itu."

"Seharusnya,kalian berterimakasih sama gue. GUE NGEBANTU CHIKA UNTUK GAK MENDERITA DAN RASAIN SAKIT LAGI. KALO DIA MATI,DIA TENANG DAN GAK SEDIH LAGI"Ucapnnya nyaring. Matanya lolos,menatap Karin,Danuar dan yang lainnya yang menatapnya di depan pintu sana

"CHIKA GAK BOLEH BAHAGIA,GAK BOLEH. TAKDIRNYA HANYA BOLEH MENDERITA,IYA MENDERITA SAMPAI MATI"

Semuanya membola takut,tidak percaya akan ucapan Jingga itu. Rose,Sania dan Irene saling memeluk,katakutan dan sedih akan apa yang mereka dengar.

Plak

Bukan Bastian yang melayangkan pukulan itu,namun Darman.

"Jaga ucapanmu,anak sialan"

"Seharusnya,dari awal aku tidak memungutmu dan Mamamu. Semua tidak akan begini,putriku tidak akan berakhir begini"

"Hiksss,AYAH JUGA SAMA SAJA. KALIAN SAMA SAJA,ORANG YANG MENABUR PENDERITAAN BAGI CHIKA. JANGAN MENJADI BIJAK SECARA MENDADAK"

"siapa suruh ayah memungutku,hah? Ayah memang pria tua yang sangat bodoh. Jika ayah punya otak dan akal,tidak akan memungutku dan Mama. Hei,semuanya sudah terjadi dan tidak akan diulang. Sekarang,ayah hanya akan hidup dalam penderitaan dan penyesalan. Ayah akan hidup dengan rasa dibenci oleh Opa,Chika dan Tante Karin. Selamat,sekarang Aku juga membenci Ayah,sangat"

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang