"Chika,tunggu"Tangannya dicekal oleh Bastian,membuat Chika sontak berhenti.
Tatapannya tenang,sambil menatap Bastian bertanya.
"Iy,kenapa Kak?"Ucapnya tenang,mencoba biasa saja.
Bastian menghela nafas panjang. Chika sudah berubah. Secepat ini,dimana tatapan tulus penuh binar itu?
Perlahan dia melepaskan cekalannya,lalu berucap sendu
"Mau pulang?"Chika mengangguk sebagai jawaban.
"Bareng gue yah,kali ini aja"Seakan tidak terjadi apa-apa,Bastian melontarkan kalimat bodoh itu
"Maaf,Kak. Aku pulang bareng Cyan"Ucap Chika seolah sengaja
"Lo lagi gak ngehidarin gue kan,Chika?"Tanyanya
Chika tersenyum simpul"Gak kok Kak,cuman aku kan udah kasih tau kalo hubungan kita gak akan kayak dulu lagi. Cyan udah nawarin aku pulang bareng,mana mungkin aku milih pulang sama Kakak dan nolak ajakan Cyan yang emang udah duluan. Lagian,aku gak mungkin ngecewain orang yang selama ini baik dan selalu ada buat aku"
Ucapan tenang dan menohok itu mampu membuat Bastian sadar.
"Kak,ada saatnya aku akan Capek sendiri sama perasaan aku. Hanya wanita bodoh yang mau kembali menjalin hubungan yang sama seperti semula setelah dikasari. Seakan tidak punya harga diri,padahal tidak melakukan kesalahan apapun"Bastian mati kutu,diam tidak berdaya. Lidahnya keluh.
Chika menatap pemuda itu dalam,menahan tangisannya. Sakit,tapi Chika harus mampu.
"Kak,aku milih nyerah sekarang. Udah dari kelas 10,dua tahun aku ngejar Kakak dan gak ada hasil apapun"
"Semakin aku mencoba dekat sama Kakak, yang ada aku semakin menderita. Mungkin lebih baik emang kita gak sama-sama,Kak."
"Aku permisi,Kak."Chika memilih abai,dia bisa sekarang. Bisa melawan perasaanya walupun rasanya masih sakit.
Bastian hanya mampu memandangi punggung yang menjauh itu,mendekat keaarah seorang pemuda yang setia menunggunya.
"Maaf,gue menyesal"
"Bastian ngomong apa?"Tanya Cyan membuka suaranya
"Ngajakin gue pulang bareng"Jawab Chika seadanya
"Terus?"
"Gue tolak"
"Lo tolak?kenapa?"Chika mencebik mendengar rentetan pertanyaan dari pemuda disampingnya ini.
"Karena gue milih pulang bareng lo,puas?"Cyan tertawa pelan,menahan salting.
"Udah berubah yah?
"Harus"
Chika berdiri di depan gerbang sekolah,menunggu Cyan yang masih diparkiran mengambil mobilnya.
"Chika,belum pulang?masih nunggu jemputan?"
"Ooh,Hi Kak. Iya,ini masih nunggu Cyan"
"Ouhh,padahal niatnya mau ngajakin pulang bareng. Kurang gesit,nih"
Chika tertawa renyah mendengarkan Celotehan Theo.
"Hahah,lain kali ajak Kak. Kalo Cyan nya gak sekolah"Theo tertawa pelan,terpaksa.
"Yaudah kalo gitu gue duluan. Lo hati-hati"
"Iya,makasih Kak. Kak Theo juga hati-hati"Theo mengacungkan jempolnya kemudian melajukan motornya menjauh dari area sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy Gone Bad
Romance"Gue minta maaf untuk semua rasa sakit yang gue beri selama ini. Tapi, gue makin tergiur buat milikin lo. Gue secinta itu sama lo" Vante dulunya seorang lelaki culun yang sangat baik. Semasa sekolah sering dibully,mendapatkan kekerasan fisik hingga...