Dunia ini hanyalah sementara, tetapi rasanya dunia begitu kejam terhadap remaja yang masih belasan tahun. Remaja perempuan yang kurang mendapatkan kasih sayang orang tuanya dan selalu dibanding-bandingkan dengan saudara tirinya.
Sore hari yang diindahi dengan sunset, burung-burung berterbangan untuk kembali kesarang mereka dan angin yang sejuk mampu membuat suasana sore menjadi tentram.
Disuasana sore yang indah terdapat keluarga kecil Kevin Smith yang lagi bersantai ditaman rumah, mereka saling bercerita, bercanda tawa dan menikmati pemandangan serta camilan.
Dibalik kebahagiaan kecil tersebut, ada anak yang memandangi dari kejauhan.
Zuhra terdiam memandangi keluarganya, dirinya merasa tidak dianggap oleh keluarga kecilnya.
"Zuhra, ambilkan mama sendok makan." perintah Raisa yang mampu membuat Zuhra tersadar dari lamunannya yang melihat Papa, mama dan kakaknya dari kejauhan, dia dengan segera menuju dapur.
Zuhra berjalan pelan menuju dapur dan mengambil sendok makan. Didapur Zuhra melihat bi Mirna lagi sibuk memasak "Bi, lagi masak apa?" tanya Zuhra yang lagi memilih sendok.
Bi Mirna yang mendengar pertanyaan Zuhra, dia mengambil sendok dan menyodorkannya ke mulut Zuhra "Coba deh, Non." ujar bi Mirna.
Zuhra mencoba sup tunjang buatan bi Mirna "Enak banget bi, bawakan supnya semangkuk di meja nonton ya."
Bi Mirna mengernyitkan dahinya mendengar penuturan Zuhra "Hmm, bukannya di taman? keluarga kecil Nonkan lagi ngumpul ditaman." ujar bi Mirna.
Langkah kaki Zuhra yang ingin menuju taman terhentikan, dia menatap nanar sang bibi dengan gelengan dan pergi ketaman belakang rumahnya.
Zuhra yang baru saja sampai ditaman, dia menatap sendu keluarga kecilnya yang bercanda tawa. Dia melihat Aldara yang sangat dimanja oleh kedua orang tuanya.
"Ma, ini sendoknya." ujar Zuhra memberikan sendok, Raisa menerima sendok tersebut.
"Zuhra, sini duduk dekat mama." ujar Raisa yang mampu membuat hati Zuhra senang, dengan cepat Zuhra mengangguk dan duduk disamping Raisa.
"Zuhra, mama sama papa mau bicara." ujar Aldara yang menatap datar Zuhra.
"Nak, papa minta kamu pantau kakak kamu ya. Kamu taukan Aldara lagi mengindap gagal ginjal,"
"Papa gabisa pantau kakak kamu setiap saat, Papa sibuk dengan pekerjaan kantor. Jadi, kamu bisakan, Nak?" tanya Kevin dengan lembut, Zuhra yang mendengarkan Kevin berbicara dengan nada yang lembut, mampu membuat dirinya kembali teringat akan pertama kali dirinya bertemu dengan Kevin.
"Bisa Pa, Zuhra akan jagain kak Dara sepenuh hati Zuhra. Papa tenang aja, fokus aja kepekerjaan kantor." ujar Zuhra dengan senyum tulusnya.
Disela-sela mereka asyik mengobrol, bi Mirna datang memberikan sup tunjang buatannya untuk Zuhra "Non, ini supnya. Tadi bibi cariin di ruang nonton, Non Zuhra ga ada." ujar bi Mirna.
Zuhra memasang raut wajah bersalahnya "Maaf ya bi, udah bikin bibi nyariin Zuhra. Tadi tiba-tiba mama ajak Zuhra untuk duduk bersama disini." ujar Zuhra yang dijawab bi Mirna dengan anggukan kecil dan pergi meninggalkan keluarga kecil Kevin.
"Mas, nanti kalau Zuhra sekolah, biar aku aja yang jaga Aldara. Aldara kamu kuliahnya home schooling aja ya, sampai keadaan kamu membaik." ujar Raisa menatap sang suami dan Aldara.
Zuhra melihat ada obat-obatan didepan mereka, dia merasa sedih membayangkan Aldara meminum obat yang begitu banyak.
"Kak, obat kakak banyak banget." ujar Zuhra melihat obat-obat tersebut satu persatu.
![](https://img.wattpad.com/cover/336454100-288-k173723.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]
Teen Fictionkisah ini menceritakan seorang anak perempuan cantik dan baik hati, namun hidupnya penuh penderitaan anak perempuan yang jiwanya sudah mati, anak perempuan yang selalu dituntut sempurna, anak perempuan yang tidak tahu harus pulang kemana apa itu b...