luka 35

41 19 14
                                    

Waktu ujian anak kelas dua belas tinggal beberapa minggu lagi, semua para siswa/i sudah diminta oleh guru BK untuk konsultasi mengenai universitas dan jurusan yang diinginkan, untuk melihat seberapa besar peluang untuk masuk ke universitas yang diinginkan.

Didalam kelas semua siswa/i mulai memilih jadwal untuk konsultasi ke guru BK.

Zuhra melihat sekeliling kelas, teman-temannya pada heboh dan tentunya sudah disetujui oleh orang tua mereka mengenai jurusan dan universitas yang mereka impikan.

"Apakah mama dan papa akan menyetujui rencanaku untuk melanjutkan kuliah di kota kelahiranku? apa mereka akan setuju dengan jurusan yang aku inginkan?" batin Zuhra menatap nanar teman-temannya.

"Ra, lanjut kemana?" tanya Lisa memecahkan lamunan Zuhra.

"Gua belum tau." ujar Zuhra dengan lemas.

"Mau bareng gua gak? rencananya sih mau masuk Universitas Riau, gua mau tinggal bersama abang gua disana, bosan gua dengar ocehan mami dan papi kalau kuliah disini." ujar Lisa yang jenuh akan nasehat kedua orang tuanya.

"Seriusan? mau jurusan apa?" tanya Zuhra dengan mata berbinar.

"Rencananya Sastra Jepang, supaya gua bisa ke Jepang dan ngobrol dengan para wibu kesukaan gua, mami dan papi gua setuju, mereka gamau membebani gua." ujar Lisa dengan semangatnya.

Zuhra merasa sedikit iri terhadap sahabatnya, Lisa sangat beruntung memiliki orang tua yang sangat perhatian kepada anaknya.

"Kalian lanjut kemana?" tanya Zuhra kepada anggota inti Defender.

"Gua lanjut Universitas Indonesia, jurusan kedokteran." ujar Clara dengan semangatnya, ia ingin membantu banyak orang.

"Gua lanjut Oxford University, jurusan ekonomi dan manajemen." ujar Bastian yang ingin membangun bisnis.

"Gua sama dengan Bastian, tapi gua ambil jurusan hukum." ujar Bramasta kembaran Bastian, pribadinya yang extrovert membuat dirinya terdorong menjadi seorang jaksa.

"Bisa ga sih, lo jauh-jauh dari gua." ketus Bastian yang tidak menyukai keputusan kembarannya.

"Ish, lo ga ingat? mommy dan daddy bilang tidak apa kalau kita satu universitas." ujar Bramasta yang juga tidak terima dengan kembarannya.

"Gua risih sama sikap lo yang prik." ketus Bastian yang dia ingin sekali merasakan ketenangan.

"Udah, nikmati aja Bastian. Hanya dimasa sekolah kalian bisa terus bersama. Tuh nantinya kalian beda jurusan dan pastinya kerjaan kalian berbeda, kalian akan jarang berjumpa, disaat itulah kalian mengerti akan kebersamaan dengan orang yang kalian sayangi, gua yakin, kalian pasti saling merindukan saat itu." jelasnya Zuhra yang tidak ingin saudara kembar tersebut adu mulut dan berakhir penyesalan.

"Lo lanjut kemana, Lang?" tanya Verrel yang membuat para anggota inti Defender menatap serius ke arah mereka berdua.

"Gua masuk Politeknik Penerbangan Indonesia Curug." ujar Gilang yang sedari kecil memiliki cita-cita sebagai pilot.

"Lo serius? gua kira lo bercanda kemarin. Yakin lo masuk sana? ga takut lo kecelakaan dan mayat lo ga ditemukan? amit-amit sih ya." ujar Verrel yang tidak ingin sahabatnya mengalami itu, sejujurnya dia tidak setuju dengan cita-cita Gilang.

"Gila, mulut dijaga! jangan bicara sembarangan!" kesal Clara yang tidak suka dengan perkataan Verrel.

"Lo lanjut kemana?" tanya Bramasta mengalihkan topik agar tidak terjadi pertengkaran.

"Gua pengen sih kuliah di luar negeri, tapi kaliankan tau kalau gua ga bisa bahasa asing. Bahasa Indonesia aja kalau ga diajarkan dari kecil gua gabisa,"

Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang