Prolog

226 44 13
                                    

Memanfaatkannya sebaik mungkin momen ketika dimana sang putri sedang ada di libur panjang sekolahnya, Minho membawa Jiwoo kembali ke Seoul untuk mengajak gadis kecil itu bermain ke taman hiburan esok harinya di akhir pekan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memanfaatkannya sebaik mungkin momen ketika dimana sang putri sedang ada di libur panjang sekolahnya, Minho membawa Jiwoo kembali ke Seoul untuk mengajak gadis kecil itu bermain ke taman hiburan esok harinya di akhir pekan. Dunia Jiwoo yang dasarnya memang masih dunia bermain, tentu saja merasa bahagia ketika sang ayah berkata akan mengajaknya pergi ke tempat tersebut. Segala wahana yang nanti akan dimasuki, sudah terbayang dengan jelas di otak kecilnya. Kincir angin, rumah boneka, dinosaurus park, atau taman kecil yang dimana dirinya bisa memberi makan langsung kelinci dan juga kura-kura. Ah, Jiwoo tidak sabar!

Setelah berpamitan pada mertuanya sekitar satu jam yang lalu, Minho dan Jiwoo kini sudah membelah jalanan kota Seoul. Jiwoo-, gadis cantik itu tidur di kursi belakang dengan raut wajah yang menggemaskan. Well, tidak masalah. Minho akan menggendongnya nanti ketika mereka sampai di apartemen. Beruntung jalanan cukup lengang, sehingga tidak membuat keduanya bosan berlama-lama selama di perjalanan.

Setelah memastikan keadaan putrinya tetap dalam keadaan nyaman, Minho memegangi perutnya yang tiba-tiba bergemuruh karena lapar. Minho baru ingat jika dirinya belum makan apapun sejak tadi pagi. Selain karena banyaknya tumpukan berkas di atas meja, ia harus menghadiri dua rapat penting hari ini. Lee Minho, adalah orang yang tidak bisa mengabaikan pekerjaan. Ia harus bekerja keras, mengingat ada ribuan pekerja yang menggantungkan hidupnya pada Know Food.

Sesampainya di basemen apartemen, Minho hendak menggendong Jiwoo ke dalam pelukannya ketika justru gadis kecil itu terbangun. Nampak si kecil tengah menguap seraya mengusap-usap pelan kedua matanya. Tidak, bukan ini yang Minho inginkan. Maksudnya-, jika memang Jiwoo masih mengantuk, putrinya itu bisa tidur saja untuk kembali melanjutkan mimpinya yang indah. Alih-alih meminta sang ayah untuk tetap menggendongnya, apa yang baru saja di ucapkan oleh Jiwoo sukses membuat Minho tercengang.

Gadis kecil itu, tidak ingin merepotkan ayahnya. Jika anak kecil sepantarannya masih ingin terus bermanja dengan di gendong oleh orangtuanya, itu tidak berlaku dengan Jiwoo. Jiwoo ingin berjalan sendiri! At least, untuk saat ini, tidak tahu jika besok. Entah siapa yang mengajari anak itu. Ah, bukankah Jiwoo terlalu cepat tumbuh besar? Rasanya baru kemarin Minho menimang-nimangnya dalam dekapan. Dan rasanya, baru kemarin pula putrinya merengek minta dibelikan boneka Barbie.

Menunggu lift yang ia naiki sampai dilantai di mana unitnya berada, satu tangan Minho membawa tas kerjanya, sementara tangannya yang lain menggenggam erat tangan mungil Jiwoo. Jiwoo menggendong tasnya sendiri karena ingin di anggap mandiri dan keren. Sesekali mengangguk dan membalas senyum ramah para staf apartemen yang menyapa, sepasang ayah dan anak itu berhasil mencuri perhatian orang-orang yang bekerja di gedung apartemen. Well, entah itu dari resepsionisnya, penghuni unit lain yang tak sengaja bertemu papas, atau bahkan security-nya. Minho dan Jiwoo lebih pantas disebut malaikat di banding dengan manusia hanya karena paras keduanya.

Si kecil Jiwoo dengan wajah cantik dan tingkah manisnya, serta si besar Minho dengan wajah tampan dan tubuh proporsionalnya. Semua terus bergumam untuk memuji. Meski diakhirnya, mereka tetap merumorkan sesuatu yang selama ini menjadi teka-teki sekaligus pertanyaan besar. Mereka jelas tahu siapa sosok Minho, termasuk status pria mapan itu yang menurut mereka adalah seorang duda. Alih-alih penasaran dengan jodoh sendiri, mereka lebih penasaran dengan siapa jodoh Minho selanjutnya. Yes! Kira-kira, siapakah yang akan menjadi pengganti istri dari Presdir Know Food tersebut? Mereka belum pernah melihatnya.

Melepas sejenak genggaman tangannya pada tangan si kecil, Minho melempar senyum sembari menekan beberapa digit angka sebagai password untuk unit miliknya. Dan ketika pintu terbuka, Jiwoo segera melesat masuk dengan sukacita. Unit apartemen ini, rasanya sudah lama sekali sejak Jiwoo tidak menginjakkan kaki di sana serta melihat-lihat isinya. Rumah yang menjadi tempatnya tumbuh. Rumah yang selalu menjadi tempat ayahnya bercerita banyak hal tentang kenangan-kenangan. Pun rumah yang menjadi saksi hidupnya ketika dulu masih memiliki ibu. Hilangnya sosok ibu ketika Jiwoo berusia delapan bulan, tentu membuatnya tak memiliki kepingan memory yang dapat di ingat.

Berhubung Jiwoo menempuh pendidikan sekolah dasar di rumah kakek dan neneknya di Gwangju, gadis kecil itu mau tidak mau harus meninggalkan Minho seorang diri di apartemen tersebut. Bukan paksaan, melainkan keharusan sebab kala itu Minho masih dalam proses pemulihan dari gejala cemas akutnya. Semua yang telah di jalani sejauh ini, tentu memiliki alasan jelas. Ya, karena lima tahun yang lalu, Minho juga harus menyembuhkan dirinya sendiri. Kehilangan sang istri, benar-benar membuat seorang Lee Minho gila. Awalnya Jiwoo memang enggan berpisah dengan Minho ; kasihan Ayah! Namun lambat laun, Jiwoo mengiyakan ajakan Woo Sik dan juga Min Ah, karena effort kakek neneknya itu yang terus mencoba mengambil hatinya supaya ikut dengan pasrah.

"Huh?" Celetuk Jiwoo seraya memandang lurus kedepan.

"Ada apa, sayang?" Sahut Minho yang kemudian segera mengikuti arah pandang putrinya. Wanita itu ada disana, sedang memandang mereka dengan raut ekspresi yang tidak terbaca.

"Ayah, bukankah itu Ibu?" Tanya Jiwoo dengan sorot bingung, seraya mengarahkan jari telunjuknya pada sosok yang masih berdiri dengan canggung didepannya.

"Oh, dia-"

"Bukankah dia adalah wanita yang ada didalam figura foto di kamar Ayah? Ayah bilang dia Ibu. Aku benar, 'kan?" Sela Jiwoo lagi dengan ekspresi polosnya. Ia berusaha mengingat sebaik mungkin wajah itu, pun memastikan siapa wanita cantik yang kini ada didalam apartemen ayahnya.

Wanita itu mendekat, lalu berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh si kecil Jiwoo, "Hai. Kau Lee Jiwoo, 'kan? Salam kenal, ya." Ujar wanita itu dengan nada ramah dan senyumannya yang menawan.

Senyuman yang mampu membuat pertahanan seorang Lee Minho melemah, runtuh. Senyuman indah yang selama ini selalu Minho rindukan setiap harinya. Ah sialan! Perasaan ini muncul lagi, dan Minho sangat membencinya. Mungkin tidak mengapa jika wanita yang kini sedang memperkenalkan dirinya sendiri kepada Jiwoo itu adalah Choi Jisu. Namun sayangnya, bukan! Dia bukan orang itu. Berkali-kali Minho mensugestikan dirinya sendiri supaya sadar jika dia bukan Jisu, tapi entah mengapa rasanya sulit sekali.

Mengabaikan kegiatan kedua manusia disana yang masih sibuk berkenalan, Minho melenggang masuk lebih dulu untuk berjalan ke arah dapur. Mengingat bagaimana perutnya berbunyi tadi, ia hendak memasak sesuatu ketika justru di atas meja makan sudah tersedia nasi dan beberapa lauk pauk yang beragam. Minho menghela nafas lirih. Mungkinkah yang memasak ini semua adalah wanita itu? Lihatlah! Bahkan semua hidangan yang tertata disana adalah makanan-makanan kesukaannya. Apakah dia, benar-benar bukan Jisu? Istrinya yang begitu ia cintai?

••• See You Again 3 •••

Haloooo! Apa kabarnya kalian semua?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haloooo! Apa kabarnya kalian semua?

Puasanya sejauh ini lancar-lancar aja, 'kan?
😊😊

Gimana menurut kalian sama Prolog-nya?

Book SYA3 akhirnya mulai update, nih.
Semoga kalian yang memang udah menunggu book ini dari lama, selalu ikutin terus sampai akhir ya :)

Sambil menunggu-nunggu SYA3 update lagi,
kalian bisa mengulang baca book SYA1 atau SYA2.
Tujuannya biar mengingat aja, sih. Hehehe.

And by the way...
Selamat menjalankan ibadah puasa ya, gaes.

Ayooooo para stan Lino-Lia, berkumpul laaahhh!
😆😅🤭💛

See You Again 3 || Lino & Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang