SYA3 - 020

171 36 18
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)

•••

"Wow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow." Gumam Taeri pada akhirnya. Ia membungkuk, lantas menyingkirkan boneka dan belasan jepit rambut ke sisi yang jauh dari jangkauan kaki panjang itu.

"Ya. Wow." Sahut Minho singkat, lalu memberi kode supaya Taeri membantunya untuk menenangkan Jiwoo. --- "Princess kecil mengamuk."

Dan Taeri sudah berdiri di sisi Minho, mengusap-usap surai panjang Jiwoo dengan sangat lembut, "Siapa yang membuat Princess kecil menangis?" Ujarnya sembari tersenyum ramah pada Jiwoo. Membuat gadis kecil itu buru-buru menyembunyikan wajah di ceruk leher ayahnya.

Sialan, Lee Taeri! Mengapa pula harus tersenyum seperti itu, sih?! Cantik sekali, sampai-sampai membuat sisi dewasa Minho merengut lemah. Ia ingin sekali memegang bibir segar itu, menyentuhnya, dan mengulumnya? Oh, wait, tidak! Padahal masih pagi, tetapi rasa-rasanya pikiran Minho sudah bermasalah. Otaknya harus di cuci, wajib di bersihkan dengan detergen terbaik sedunia supaya tidak berpikiran liar lagi.

"Dia ingin ikut pergi denganku." Jawab Minho mewakili Jiwoo.

"Pergi?"

"Aku harus pergi belanja bulanan. Aku sudah bilang padamu semalam, 'kan? Aku selalu belanja sendiri karena tidak mungkin aku membawa Jiwoo dan belanjaan sekaligus."

Netra Taeri menyipit, "Kenapa juga tidak mungkin? Putrimu sudah besar, dia sudah bisa jalan sendiri. Benar, 'kan, Jiwoo?" Ujar Taeri yang segera di angguki cepat oleh putri bosnya.

"Bukan putriku, tapi putri kita." Sahut Minho dalam hati.

"Biarkan aku ikut denganmu." Sambung Taeri lagi seraya mundur dua langkah dari Minho. Sementara Minho memanfaatkan waktu hening di antara keduanya untuk mencari tahu apakah Taeri sekadar berbasa-basi demi kesopanan, atau lainnya.

"Kau bisa tinggal di rumah saja bersama Jiwoo selagi aku pergi. Akan ku usahakan untuk tidak belanja terlalu lama."

"Mungkin, Jiwoo ingin jalan-jalan bersama ayahnya." Ucap Taeri lagi, seolah ingin menghapus opsi menawarkan demi kesopanan dari benak Minho. --- "Aku juga perlu membeli beberapa kebutuhan pribadi. Win-win solution, 'kan?"

Minho menghela nafas, "Kau ke sini bukan untuk liburan, tapi bekerja. Kau serius?"

"Aku serius. Lagi pula, aku juga masih harus mengakrabkan diri dengan Jiwoo." Balas Taeri meringis seraya memainkan jemarinya di depan perut, membuat rahang kokoh Minho mengetat. --- "Bagaimana? Boleh?"

Minho menggigit bibir dan menatap Taeri. Awalnya ia benar-benar tidak tahu apakah ide pergi bersama adalah sebuah pilihan yang bagus. Namun setelah dipikir-pikir lagi, jika seperti yang dikatakan oleh Haruto bahwa Taeri adalah Jisu, rasanya wanita tersebut memang harus memiliki waktu yang lebih banyak lagi agar dapat akrab dengan Jiwoo. Bagaimanapun, Jiwoo bukan hanya putri kandungnya seorang, melainkan juga putri dari Choi Jisu. Dan soal niat membantu belanja bersama, hanya hati Taeri lah yang tahu kebenarannya. Entah memang karena serius ingin membantu Minho membawa barang-barang, atau karena memang ingin lebih dekat dengan Jiwoo demi mengganti waktu-waktu yang telah hilang.

See You Again 3 || Lino & Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang