SYA3 - 025

161 38 9
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)


•••


Setelah meninggalkan Havana the Hills dengan hati yang dongkol, Taeyong menghembuskan nafas kasar tatkala mendongakkan kepalanya ke atas, memandangi gedung apartemen tinggi yang di diami oleh Minho dan adik angkatnya. Demi Tuhan, Taeyong ingin sekali tinggal! Namun pria kaya sok tegas bernama Lee Minho itu terus mengganggunya. Jujur saja hatinya terusik karena sang adik atau wanita yang ia cintai, hidup di satu atap yang sama dengan pria yang mulai tidak ia sukai. Taeyong resah, kala ditambah kenyataan bahwa ternyata Taeri a.k.a Choi Jisu adalah istri sah Minho, pun ibu kandung dari gadis kecil yang tadi ia lihat. Selama ini Taeyong tidak pernah mengencani seorang wanita secara serius, selalu zonk. Jadi kali ini saja, bisakah ia bersikap egois demi kebahagiaannya sendiri?

Oh, damn! Sungguh, Taeyong tidak pernah mengira jika dirinya sampai berada di posisi seperti saat ini. Ia seperti tengah diberi cobaan mendadak yang memusingkan. Semacam Tuhan sedang menyuruhnya, dipaksa menerima semua problematika yang ada di depan mata. Hatinya tampak di gerus habis, kacau sekali. Pikirnya dulu, hidup bersama-sama dengan ayah dan juga Taeri di Jeju sudah menjadi jalan aman yang terbaik untuk menjaga wanita yang ia cintai terus tetap berada di sisinya. Namun, titik aman tersebut berubah sejak Taeri bertemu Minho, pun sejak Taeri meminta izin untuk bertransmigrasi ke Seoul. Tidak satupun terpikirkan oleh Taeyong, bahwa manusia ayu yang dulu pernah ayahnya temukan di laut, adalah wanita yang sudah beristri.

Meskipun langkah lebarnya enggan untuk meninggalkan Seoul, Taeyong tetap merasa harus pulang mengingat ia tidak dapat meninggalkan ayahnya lama-lama bersama paman Bae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun langkah lebarnya enggan untuk meninggalkan Seoul, Taeyong tetap merasa harus pulang mengingat ia tidak dapat meninggalkan ayahnya lama-lama bersama paman Bae. Memiliki paman yang super baik memang merupakan anugerah, tetapi Taeyong masih sadar diri untuk tidak merepotkan. Alih-alih ikhlas membantu, bagaimanapun paman Bae masih memiliki keluarga yang harus di nafkahi. Ya, pekerjaan utama pamannya adalah bekerja untuk mencari uang demi keluarga, bukannya menjadi sukarelawan untuk menjaga dan merawat sang ayah yang sudah sakit-sakitan. Maka dari itu, Taeyong harus pulang malam ini juga demi bisa mengejar kapal feri pertama yang berangkat paling subuh dari rute Gwangju ke Jeju.

Menghentikan taksi umum, lalu menaikinya dengan tenang tanpa mempunyai rasa khawatir tidak mampu membayar. Minho memang sudah memberinya uang tadi siang untuk perbekalan transport pulang. Taeyong memaksakan senyum, hatinya diteguhkan sementara untuk melangkah kembali, demi merawat orang tua satu-satunya yang dirinya miliki. Meskipun orang-orang sesekali menyebut Taeyong sebagai pria berandal dan tidak memiliki masa depan, tapi pria itu masih paham perihal berbakti yang seharusnya. Dan soal Lee Taeri, Taeyong sedikit bersyukur karena dirinya telah mengantongi nomor ponsel adik angkatnya tersebut. Well, walaupun tidak ada jaminan jika panggilannya akan selalu di angkat, setidaknya ia memiliki satu cara efisien untuk menghubungi adiknya tersebut jika rasa rindu kembali menyerang.

See You Again 3 || Lino & Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang