SYA3 - 012

124 35 18
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)


•••


Satu jam berlalu sejak Taeri masuk tanpa sadar ke alam mimpinya. Dan selayak kakunya manekin, selama itu pula wanita tersebut tidak bergerak sedikitpun. Bahkan ketika Minho akan merenggangkan sedikit tangannya karena pegal, yang Taeri lakukan justru menarik tangan sang bos kembali karena ingin tetap ada dalam suhu hangat. Katakan lah Taeri munafik, sebab kali ini dirinya tertidur pulas di saat awalnya enggan ada di dekapan.

Well, Taeri memang tidak sadar sekarang. Dan bisa jadi Taeri akan memaki dirinya sendiri habis-habisan, karena sudah dengan kurang ajarnya tidur di lengan Minho. Jelas-jelas seingatnya, Minho meminta dirinya untuk tidak pergi sampai pria itu tertidur. Bukan justru dirinya lah yang tidur! Dasar, Lee Taeri! Bodoh, dan juga memalukan. Akan ditaruh di mana kelak wajahnya?! Tolong salahkan Minho karena memiliki lengan padat impian para wanita yang sandarable.

Dan selagi Taeri masih terpejam, yang sedari tadi Minho lakukan hanya terus menarik nafasnya dalam-dalam sebagai bentuk pengendalian diri, akibat satu bagian tubuhnya yang terasa amat sangat freeze. Lengan kekar miliknya yang menjadi tumpuan, rasanya begitu lumpuh dan mungkin nyaris akan di amputasi jika Taeri benar-benar tidak bangun hingga sore nanti.

Namun meski dalam keadaan semi tersiksa, Minho dengan kemurahan hatinya tetap berusaha menahan semua sedikit lebih lama. Hanya karena tidak ingin wanita itu terusik tidurnya. Ya, Minho melakukan semampu yang ia bisa. Tidak ada pemandangan yang lebih indah dari bisa melihat orang yang disukai tertidur lelap dengan nyenyak.

Beberapa menit berlalu, Taeri bangun dengan sedikit terkejut ketika mendengar suara dering ponsel yang terus berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit berlalu, Taeri bangun dengan sedikit terkejut ketika mendengar suara dering ponsel yang terus berbunyi. Ia bangun dengan cepat sehingga membuat kepalanya sedikit pusing. Taeri duduk sejenak untuk sekedar mengumpulkan nyawa. Satu detik, tiga detik, Taeri menoleh ke belakang. Tempat di mana masih ada sosok Lee Minho yang tertidur dengan nyaman di sana. Damn!

Dan sesuai perkiraan, Taeri kini mengumpat dalam hati. Memaki sebanyak mungkin dirinya yang begitu bodoh karena terlelap dengan tumpuan lengan sang bos sebagai bantalnya. Jika ada orang lain yang melihat situasi saat ini, sudah dipastikan bahwa mereka akan menganggap dirinya sebagai wanita yang murahan! Mengabaikan suara ponsel yang kembali berbunyi, Taeri turun dari ranjang dengan perlahan. Berniat buru-buru pergi sebelum Minho memergokinya.

"Ouwh! Sangat memalukan." Gumam Taeri lirih dengan langkah mengendap-endap.

Sementara disisi lain ketika Taeri sudah keluar dari kamar sang tuan putri, Minho membuka mata dengan senyuman bahagia yang tertoreh di wajahnya. Sejak menemani Taeri tidur selama kurun waktu sekitar satu jam lebih, dirinya tak ikut memejamkan mata karena fokusnya sudah berubah. Rasa kantuk akibat obat yang di konsumsi, rasanya hilang tidak tahu kemana hanya karena kehadiran Taeri. Konyol, bukan? Mustahil, tetapi itu kenyataannya.

See You Again 3 || Lino & Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang