SYA3 - 004

129 41 22
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)


•••


"Ah maaf, biar aku perbaiki kalimatnya. Aku, akan mengontrak mu. Lebih tepatnya, mengontrak jasamu. Jasa sebagai tenaga pengajar untuk putriku."

Taeri tertegun sejenak, mencerna yang baru saja ia dengar, "Jadi kau sudah menikah?"

Minho tersenyum lagi, kemudian memiringkan kepalanya sengaja menatap Taeri lekat, "Kenapa? Kau kecewa? Apa kau berpikiran bahwa aku masih lajang?"

Taeri mengerjapkan kedua matanya canggung, "Hei, apa kau kau bicarakan?! Aku tidak mengerti."

"Aku tahu kau wanita yang pintar. Maka dari itu, aku bersedia repot-repot datang kemari hanya untuk menemuimu."

"Bukankah kau bilang kemarin bahwa kau bukan dari Jeju?"

"Hm. Aku dari Seoul."

"Kurasa Seoul mempunyai banyak orang yang lebih mumpuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kurasa Seoul mempunyai banyak orang yang lebih mumpuni. Kenapa kau tidak mencari tenaga pengajar dari sana saja?"

Minho mengendikkan kedua bahunya, "Hanya tidak ingin. Mereka memasang harga yang sangat tinggi, dan tidak jarang juga bersikap seenaknya ketika bekerja. Kau tahu, kejahatan di zaman sekarang itu makin merajalela. Jadi yah-,  aku kurang percaya pada orang kota." Jawab Minho mengada-ada. --- "Iya, 'kan?" Imbuh Minho sembari tiba-tiba memandang ke arah Chris.

Chris terkesiap, kemudian sejenak menatap ke arah Taeri dengan sorot bingung. Damn! Mengapa Minho tidak mengajak dirinya briefing sebelum ini? Padahal waktu lengang mereka di mobil tadi sangatlah banyak! Sadar jika inilah yang dimaksud dengan 'membantu', dengan cepat Chris mengubah mimik wajahnya untuk menangkap umpan yang baru saja diberikan oleh sang sahabat, "Ya! Dia-, maksudku Minho benar. Dengan kata lain, kami percaya pada orang-orang Jeju. Maka dari itu, kami rela jauh-jauh datang kemari hanya untuk mencari tenaga pendidik yang baik dari segi kualitas, attitude, dan juga harga."

Minho segera menyenggol Chris dengan sikunya, "Harga bukan menjadi faktor utamanya, Chris. Aku masih mampu." Ucapnya seraya meringis canggung.

"Maafkan temanku. Tapi sebetulnya, kami juga mencari tenaga pengajar yang sanggup untuk menginap." Celetuk Haruto menambahi, dan Minho segera memelototinya karena apa yang baru saja pria itu ucapkan diluar rencananya. --- "Ya hitung-hitung, sekaligus mengurusi putri temanku ini." Imbuh Haruto santai, membuat Minho merasa gatal untuk memperbaiki keadaan yang sayangnya berakhir ia tahan.

Taeri memicing, "Maksudmu pengajar berkedok babysitter?"

Haruto mengangguk pelan, "Yah, kurang lebih seperti itu. Kau tadi dengar sendiri, 'kan? Soal harga bukanlah sebuah masalah besar untuk temanku. Itu artinya, Minho, teman kami ini, mampu memberi bayaran berapapun! Asalkan putrinya terjaga dengan baik, dan juga aman dalam pengawasan orang yang tepat. Benar, 'kan, Minho?" Ucap Haruto seraya menepuk-nepuk pundak sahabatnya dengan bangga.

See You Again 3 || Lino & Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang