SYA3 - 005

158 41 21
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)

•••

Mentari pagi tiba, Taeri terbangun dari tidurnya karena alarm jam beker di atas nakas yang tak kunjung berhenti berbunyi. Ketika nyawanya telah terkumpul sempurna, Taeri baru menyadari jika semalam dirinya tidak sengaja tertidur di tengah-tengah saat otaknya berpikir keras mengenai tawaran pekerjaan itu. Teringat lagi akan topik obrolannya semalam bersama sang kakak yang tak membuahkan hasil, membuat Taeri mendengus kesal. Ia menghela nafas frustasi, memikirkan harus dengan cara apa lagi dirinya bisa membantu sang ayah untuk mengembalikan uang deposit rumah yang telah hilang.

Meskipun aktivitas sehari-hari yang Taeri lakukan tidak pernah menghasilkan uang, tapi itu tidak serta-merta membuatnya acuh dengan masalah yang sedang menimpa keluarga. Memiliki ekonomi yang terbatas, membuatnya harus berpikir dua kali lebih ekstra untuk menemukan sebuah solusi. Kali ini saja, Taeri ingin menjadi sosok yang berguna bagi keluarga Lee Yonghwa. Bukan dengan cara membereskan urusan rumah, tetapi dengan bekerja diluar.

Setelah melamun selama satu sampai dua menit, Taeri mengusak-usak kasar surainya hingga berantakan karena depresi akibat tak menemukan cara sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melamun selama satu sampai dua menit, Taeri mengusak-usak kasar surainya hingga berantakan karena depresi akibat tak menemukan cara sama sekali. Oh, sialan! Taeri sungguh berharap jika Tuhan memberinya keajaiban hari ini. Tidak perlu jauh-jauh dengan sesuatu yang mustahil. Cukup dengan melembutkan hati Taeyong supaya kakak laki-lakinya itu berubah pikiran, lalu berakhir dengan memberinya izin pergi ke Seoul guna mengambil kesempatan emas yang telah ditawarkan oleh Minho kemarin pagi.

Menghela nafasnya sekali lagi, Taeri berjalan gontai ke arah cermin untuk membetulkan penampilannya yang jauh dari kata rapi, sebelum ia keluar dari dalam kamar dan memulai masak pagi untuk sarapan. Namun baru dua langkah menjauh dari kamarnya, Taeri dibuat terkejut dalam diam karena melihat sesuatu yang tidak biasanya terjadi. Di dalam area dapur yang tidak bersekat, Taeri dapat melihat jelas jika Lee Taeyong-, kakaknya tersebut bergerak dengan cepat dan cekatan dalam menata rapi mangkuk berisi lauk pauk, serta piring-piring dan sendok sumpit di atas meja. Singkatnya, sarapan telah siap sedia.

Taeri berjalan mendekat ke arah meja makan, dan mulai memperhatikan beberapa menu makanan yang sangat menggiurkan di depannya. Entah darimana asal makanan-makanan tersebut, ia sungguh dibuat penasaran. Penasaran tentang apakah Taeyong sendiri yang sudah memasak semuanya, serta penasaran apakah hari ini Taeyong sedang kerasukan oleh sesosok arwah dari laut? Setahu Taeri, memasak bukanlah gaya kakaknya. Dengan kata lain, memasak bukan kegiatan yang digemari oleh Taeyong mengingat banyak kerepotan yang harus dilakukan di dalamnya. Taeyong benci kerepotan ; rumit.

"Oh? Kau sudah bangun? Kemarilah, sarapan sudah siap. Ayo kita makan dulu." Titah Taeyong sebagai sapaan di pagi hari pada sang adik, kemudian dengan baik hatinya menarik salah satu kursi untuk Taeri duduki.

See You Again 3 || Lino & Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang