SYA3 - 007

124 41 24
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)

•••

Beberapa jam berlalu, dan Taeri baru saja terbangun dari tidur siangnya. Taeri langsung duduk tegak dengan terkejut, sebab pemandangan bagus dari kamar besar milik Minho belum terbiasa di ingatannya. Desahan lega lolos begitu saja, dugaan bahwa ia sedang diculik oleh seorang pembunuh berdarah dingin yang kaya raya ternyata salah. Konyol memang!

Semua gara-gara mimpi buruk yang sialnya menjadi bunga tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua gara-gara mimpi buruk yang sialnya menjadi bunga tidurnya. Namun tidak mengapa, sepertinya ini lah cara dari otaknya untuk membangunkannya dalam sekejap. Bagaimana tidak? Tidur di ranjang empuk milik sang tuan rumah membuat Taeri sampai tidak tahu diri. Saking nyamannya busa yang di tiduri, membuat dirinya merasa enggan untuk beranjak dari sana.

Taeri melihat waktu yang tertera pada jam di dinding kamar, sudah pukul lima sore. Ia lantas segera beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci wajah, dan setelahnya membereskan barang bawaan yang sebelumnya belum sempat ia keluarkan dari dalam tas. Beruntung sekali Taeri tidak membawa banyak pakaian, hingga ia tidak membutuhkan waktu lama untuk membereskan semuanya.

Selesai dengan kegiatannya, Taeri keluar dari kamar untuk mencari sang tuan rumah. Niat hati ingin mengetuk pintu kamar yang berada di seberang, Taeri urungkan ketika sosok yang ia cari ternyata sedang duduk di meja dapur sembari memandangi laptopnya dengan wajah serius. Meski jarak pandangnya cukup jauh, Taeri dengan kemampuan mata elangnya masih bisa menelisik dengan baik detail dari pria tampan tersebut.

Rambut cokelat tua yang tertata acak, kacamata anti radiasi yang bertengger di hidung mancungnya, urat seksi di sepanjang tangan besar dan lehernya, serta piyama berlengan panjang berwarna biru langit yang kancingnya tidak menutup dengan sempurna. Oh God, apakah pria matang itu sengaja? Ataukah, pria itu lupa jika ada orang lain yang tinggal di apartemen ini? Ah, sungguh pemandangan dewasa yang tidak boleh dilewatkan!

Harusnya Taeri mendekat, tetapi sungkan karena terlihat bahwa Minho sedang sibuk. Jika Minho memang orang kaya dengan segenap usaha yang di milikinya, Taeri bisa mengerti dan paham betul jika waktu untuk mengurus pekerjaan sangatlah berharga bagi pria pebisnis seperti bosnya tersebut. Bukankah akan menyebalkan bagi Minho, jika Taeri datang dan berakhir mengganggunya? Nampak Minho begitu fokus pada laptopnya, sebab pria itu masih tidak menyadari satu menit kehadirannya.

Minho sendiri sedang memeriksa file-file penting yang sejak kemarin telah dikirimkan via surel oleh masing-masing divisi di perusahaannya. Mengingat empat hari ke belakang ia absen dari kantor karena urusan pribadi, Minho selaku kepala tertinggi yang bertanggungjawab atas ketentraman hidup dari ribuan pegawainya, mau tidak mau harus mampu menyelesaikan segala urusan perkantoran hari ini. Karena jika tidak, salary bulanan para pegawai tidak akan cair tepat waktu sesuai dengan tanggalnya.

See You Again 3 || Lino & Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang