SYA3 - 030

136 21 6
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)





•••

Visual AI hanya sebagai pemanis.
Mohon maaf atas ketidak sempurnaannya 🙏🏻

•••





Hari itu, akhirnya Jiwoo dan Haewon memutuskan untuk berteman. Entah apakah kelak pertemuan mereka akan jadi pertemanan yang toxic, pertemanan yang sehat, atau justru dapat membuat hubungan orangtua mereka semakin baik. Tidak ada yang pernah tahu. Bagaimanapun, Jiwoo dan Haewon hanya anak kecil berusia enam tahun. Dan dua anak itu masih harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, serta berinteraksi dan berkomunikasi untuk dapat bermain, belajar, dan bekerja sama dengan teman-teman seusianya.

Maka dari itu, belum bisa diharapkan akan seperti apa ending yang terjadi di antara Jiwoo dan Haewon. Selagi tidak ada bully, yang diharapkan oleh masing-masing orangtua dari anaknya jelas adalah sebuah pertemanan sehat. Hubungan pertemanan di mana dua orang bisa saling membantu, berbagi perasaan, informasi, waktu, saling mempercayai, menghargai, serta saling mendukung baik itu fisik, ego maupun sosial agar tercapai keakraban.

 Hubungan pertemanan di mana dua orang bisa saling membantu, berbagi perasaan, informasi, waktu, saling mempercayai, menghargai, serta saling mendukung baik itu fisik, ego maupun sosial agar tercapai keakraban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa jam berlalu, Jisu sedang menghabiskan ice latte-nya ketika bel pertanda pulang sekolah berbunyi. Jisu kira akan merasa bosan ketika menunggu Jiwoo sampai jam pelajaran berakhir, tapi nyatanya, tidak juga. Sebab selain lingkungan dan beberapa fasilitas tempat duduk yang memadai di area luar gedung sekolah, rasa tanggungjawab serta ikhlas untuk menemani sang putri tercinta menjadi pondasi utama untuk menjalani aktivitasnya. Dan berhubung yang benar-benar boleh masuk ke dalam adalah penghuni sekolah, jadilah Jisu hanya mampu menunggu di pintu batas antar-jemput anak.

Jisu berjalan cepat dan menunggu dengan sabar sampai sosok kecil yang ia tunggu-tunggu terlihat. Melambaikan tangan serta melempar senyuman, membuat Jiwoo semakin tersenyum bahagia ke arahnya. Wajahnya yang riang Jisu anggap bukti bahwa hari pertama sekolah anak itu cukup baik. Jisu tebak, mungkin setelah ini anaknya akan bercerita banyak hal sebelum ia menanyakannya. Kedua mata yang berbinar, serta mulut mungil yang tidak henti-hentinya berceloteh, sudah menjadi gambaran di otak Jisu akan seheboh apa rupa putrinya kala bercerita. Tiba-tiba rasa haru menyerang. Ah, ternyata seperti ini rasanya menjadi seorang ibu!

"Bibi Taeri!" Seru Jiwoo sesaat setelah menempelkan kartu penghuni sekolah pada mesin tap. Tangannya terbuka lebar, bersiap memeluk Jisu.

"Halo, sayang. Bagaimana hari ini? Semuanya baik-baik saja, 'kan?" Tanya Jisu sesaat setelah memeluk dan berlutut untuk menyesuaikan tinggi tubuh Jiwoo.

See You Again 3 || Lino & Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang