Empat

926 67 0
                                    

Happy Reading 💐
.
.
.
.

Sherina POV

Aku berjalan gontai menyusuri jalanan tanpa tujuan dengan kedaan yang mungkin sudah dianggap gila oleh orang-orang karena berjalan kaki menembus hujan tanpa memakai payung atau jas hujan, aku mengingat pertengkaran yang terjadi di rumah yang mebuat ku berakhir seperti ini, di jalanan dengan bibir yang berdarah dan sedikit robek.

Sepanjang jalan aku hanya menunduk menahan isakan yang akan keluar dari mulutku Mengelap kasar mataku mencegah air mata menetes. Kaki ku terus berjalan tanpa arah ke jalanan yang banyak kendaraan berlalu lalang.
Tanpa ada rasa takut terus berjalan mengabaikan kendaraan yang mungkin saja bisa menghilangkan nyawaku.

Aku tak keberatan jika kehilangan nyawaku sekarang, buat apa hidup jika hanya kesedihan dan penderitaan yang terus berada pada diriku. Aku berhenti di tengah-tengah jalan tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Sekarang aku hanya ingin mati dan mengakhiri penderitaan ku.

Srettt

Aku merasakan seseorang menarik tanganku kencang yang sontak membuat tubuhku bertubrukan dengan tubuhnya. Tak lama dia menarik ku menuju sisi jalan. Aku hanya menunduk dan diam menahan isakan. Tubuhku semakin bergetar ketika orang di depan ku menyentuh bahu ku, tak lama dia menyentuh daguku yang membuat ku mengangkat wajah milikku. Aku mengalihkan wajahku menatap orang yang ada dihadapan ku yang tiba-tiba terdiam setelah melihat wajahku.
Tangannya tiba-tiba mengusap bibir ku yang membuat ku tertegun.
Aku tersadar kemudian berjalan mundur berjalan menjauhi nya, membuat orang di hadapan ku mengernyit heran.

"H-hiks aku takut" suaraku lolos dari mulutku tanpa di sadari.

Orang yang di hadapan ku berjalan mendekati ku dengan ucapan-ucapan nya yang lembut. Membujuk ku mengikuti perkataan nya yang membuat tubuhku tak menolak perlakuannya yang lembut. Dan berakhir membuat tubuhku berada di gendongan nya dengan tanganku yang sudah melingkar di leher miliknya.


.....


"Kamu namanya siapa sayang?" Lamunan ku bayar ketika seorang wanita paruh baya bertanya padaku. Aku menatap nya yang sedang tersenyum membuat hatiku sedikit menghangat.

"Saya sherina zeline" balasku singkat yang dibalas senyuman.

"Namanya cantik" puji nya "saya bi Wati art nya non z..." Ucapannya tiba-tiba terpotong oleh gadis yang ada di sampingku. Aku memperhatikannya dan menahan senyumanku. Zee nama yang keren dan cantik.

.....

"Lo tidur disini aja" tunjuk gadis yang bernama zee itu ke ranjang miliknya.

"Kamu?" Tanyaku pelan.

"Di sofa" jawab nya singkat kemudian menghampiri meja belajarnya dan mengeluarkan buku dari tas.

"Kalo lo capek tidur aja" ucapnya lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari tugasnya. "Anggap aja kamar sendiri" sambungnya.

Aku mengernyit heran dengan nada ucapan nya yang sedikit dingin, berbeda dengan tadi yang penuh dengan kelembutan. Aku menggeleng kan kepala ku pelan kenapa jadi memikirkan gadis yang di hadapanku saat ini.

Aku menghela nafas pelan kemudian menaiki ranjang dan merebahkan tubuhku terlentang menatap langit-langit kamar.

Beberapa jam hanya terjadi keheningan, sesekali aku melirik ke gadis yang masih asik berkutat dengan bukunya. Mataku melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul sebelas malam.

"Lo belum tidur?" Tanya sebuah suara yang membuat ku terkejut.

Aku mengalihkan pandanganku melihat zee yang sedang membereskan buku-bukunya ke dalam tas.

Everything Will Be AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang