Lima belas

557 41 4
                                    

Happy Reading 💐
.
.
.
.

Bel pulang berbunyi.

Semua murid yang berada di dalam kelas bersorak gembira, bergegas merapikan alat tulisnya masing-masing ke dalam ransel.

Perlahan semua murid mulai melangkah keluar, meninggalkan kelas. Termasuk juga zee dan juga yara.

"Mau kemana lo?" Tanya yara.

Pasalnya, baru beberapa langkah keduanya keluar dari kelas, zee malah melipir ke kelas sebelah.

"Liat Sherin" Balas zee singkat.

Yara menaikkan alisnya, sembari tetap mengekor dibelakang zee.

Zee sudah berada di pintu masuk kelas Sherin. Matanya mendapati kelas itu sudah kosong, tak sepenuhnya kosong sih karena masih ada empat murid yang tengah fokus dengan kegiatan piketnya.

"Nyari siapa zee?"

"Nyari Sherin" Jawab zee pada teman beda kelasnya itu, jika tak salah namanya itu alya.

"Sherin? Dia udah pulang daritadi"

Zee mengangguk paham, setelahnya berterimakasih kemudian berlalu pergi.

"Gimana, ketemu?" Tanya yara.

Zee menggeleng pelan "Udah pulang" Ucapnya "Lo dijemput gak?" Lanjutnya melirik sekilas ke arah yara bertanya.

"Nggak kek nya, anterin ya"

Sementara zee dia hanya berdehem pelan, guna menanggapi permintaan yara.

....

Hari kembali berganti.

"Bayar kas!"

Zee terperanjat kaget. Lamunannya yang tengah ia nikmati itu buyar ketika mendengar suara tegas yang seringkali membuatnya jengkel dan juga dongkol, siapa lagi kalo bukan suaranya si bendahara kelas aka disya.

"Assalamualaikum dulu kek, bukannya malah langsung nagih" Ucap zee.

"Assalamualaikum.... Udah kan?"

"Waalaikum sallam, gitu kan enak"

"Bayar kas zee" Ucap Disya sesaat setelah menddukkan bokongnya di kursi samping zee.

"Gak ada uang, libur dulu bisa gak?"

Bendahara kelas aka si disya itu terdiam sejenak "Bisa" Ucapnya.

Zee speechless, gak biasanya si disya ini jinak langsung ngeiyain.

"Bener ya gak boong" Tanya zee memastikan.

Pasalnya, dia masih gak percaya. Takut kena prank, kek dulu ada temen sekelasnya yang cowok yang susah buat bayar kas dan selalu nego gak jelas nunda-nunda. Akhirnya? diajak baku hantam sama adu bacot sama disya. Dan, tau siapa yang menang? Si disya cuy.

"Iya, gak percaya'an amat lo jadi orang" Ucap Disya.

"Musrik percaya sama lo"

"Mau tau gak alasan gue ngebiarin lo kali ini gak bayar kas?"

"Apa?"

"Gue kasian anjir sama lo, baru juga gue masuk ke kelas udah liat lo ngelamun kek lagi mikirin utang"

"Lo kali yang punya utang"

"Seratus buat lo, jadi besok bayar kas yee"

"Tck, sama aja harus bayar"

Disya tergelak, tak lama matanya menyipit ketika melihat nama seseorang di buku catatan milik zee. Wajahnya berkerut heran, dengan satu tarikan tangannya berhasil mengambil buku milik zee.

Everything Will Be AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang