Happy Reading
.
.
.Setelah melihat penampilannya di cermin, Sherin melangkah keluar dari kamar mandi. Dirinya sudah wangi, bersih juga lengkap dengan seragam sekolahnya yang melekat rapi ditubuhnya. Pandangannya langsung tertuju pada zee yang tengah duduk di sofa sembari memainkan handphonenya. Zee juga sudah rapi, hanya saja di rambutnya itu masih ada handuk yang dibiarkan menutupi sebagian kepalanya. Membuat Sherin yang melihatnya langsung berjalan ke arah zee. Setelahnya, mengambil handuk tersebut. Membuat Zee yang mendapat perlakuan tiba-tiba tersebut terkesiap.
Zee mendongak, menatap wajah Sherin yang ada didepannya.
"Rambutnya masih basah, kenapa malah dibiarin" Ucap Sherin, seraya tangannya tak berhenti mengusak-mengusak lembut rambut basah milik zee menggunakan handuk.
Zee tersenyum kikuk "Itu, anu tadi yara ngechat, minta di jemput" Ucapnya seraya pandangannya tak berhenti menatap ke arah Sherin yang tengah sibuk mengeringkan rambutnya. Bibirnya tersenyum sendiri saat matanya memandangi wajah Sherin. Terlebih, ia merasakan pagi ini penampilan Sherin yang berkali-kali semakin tampak cantik dari biasanya. Entah sadar atau tidak, tangan kanannya terangkat memegang wajah Sherin. Membuat Sherin terkesiap.
Lain halnya dengan Zee yang tak berhenti menatap wajah Sherin. Wajah yang selalu ia rindukan tiap detiknya, wajah yang mampu mengalihkan dunianya. Bahkan, pandangannya kini tertuju pada bibir pink milik Sherin. Ada dorongan aneh yang membuat dirinya tak bisa berhenti menatapnya. Secara tak sadar Zee memajukan wajahnya. Membuat napas Sherin semakin tercekat sewaktu Zee semakin mendekatkan wajahnya ke arahnya. Dirinya bingung harus berbuat apa sementara zee malah semakin mendekat ke arahnya, bahkan ia rasakan tak ada lagi jarak di antara keduanya.
Sedetik kemudian, mata Sherin membulat tak percaya ketika bibir zee kini tengah menyentuh bibirnya. Jantungnya berdebar keras. Dirinya sungguh tak menduga jika zee akan melakukan ini. Sherin menatap mata zee yang tengah tertutup rapat. Bulu matanya yang lentik. Wajahnya yang cantik, tak ada cacat sedikitpun. Hidungnya yang mancung dan baru kali ini dirinya bisa melihatnya dalam jarak yang sedekat ini. Untuk beberapa detik itu semua membuatnya seketika tertegun, terpesona.
Lumatan lembut Sherin rasakan pada bibir bawahnya. Membuat Sherin seketika turut memejamkan matanya. Merasakan tiap lumatan lembut yang bibir zee lakukan pada bibirnya. Desiran aneh ia rasakan menjalar di tubuhnya. Sesuatu yang membuatnya seperti tengah merasakan sesuatu yang susah untuk dirinya jelaskan. Sherin hanya terdiam, bibirnya tak bergerak sedikitpun untuk sekedar membalas lumatan bibir zee. Dirinya hanya menikmati lumatan yang lembut juga tak terburu-buru tersebut. Membiarkan zee melakukan semaunya pada bibirnya. Semakin dalam dan semakin intens.
Namun, rasa tak nyaman juga risih tiba-tiba Sherin rasakan, ketika bibir zee beralih ke arah rahang dan sebentar lagi ke lehernya--- dan sebelum itu terjadi, tangannya lebih dulu menahan wajah zee. Otomatis membuat wajahnya terlepas dari tangan milik zee. Setelahnya, menarik tubuhnya sedikit menjauh dari zee. Dapat ia lihat ekspresi wajah zee yang sulit untuk dirinya jelaskan.
"Rin, maaf gue khilaf" Ucap zee dengan nada rendahnya. Sungguh kejadian tadi diluar akal sehatnya. Matanya menangkap sudut bibir Sherin yang sedikit tercoreng oleh lipstik yang entah punya dirinya atau Sherin. Tangannya bergerak mengusap lembut bibir milik Sherin, guna menghilangkan bukan berarti menghapus jejaknya, hanya saja menghilangkan noda lipstik yang belepotan tersebut.
Karena merasa tidak nyaman, zee mengalihkan pandangannya ke arah lain yang setidaknya tidak akan memandang wajah Sherin. Sungguh dirinya tak bermaksud berbuat yang jauh dari kata baik tersebut pada Sherin. Dan, juga kenapa dirinya masih saja melakukan hal tersebut padahal nyatanya Sherin tak membalas sedikitpun. Sadar, harusnya dirinya berhenti, tapi entah kenapa saat tadi dirinya melakukan lumatan lembut pada bibir Sherin, ia memiliki keyakinan jika Sherin akan turut membalas ciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Will Be Alright
Teen Fiction"Bullshit!. Semua ucapan kamu bohong!" ~ Sherin. "Hahaha, yaudah sekarang aku gak peduli. Sana kamu lompat aja! Aku gak akan nyegah atau nahan-nahan kamu lagi."~zee. GXG!