Tiga belas

698 48 3
                                    

Happy Reading 💐
.
.
.
.

"Zee!"

Si empu yang punya nama terlonjak kaget. Pandangannya yang sedari tadi ke depan, beralih pada orang yang dirinya lupakan akan kehadirannya. Atau mungkin karena efek dirinya terlalu nervous hingga melupakan orang yang ada disekitarnya.

"Kenapa?" Tanya zee pada orang yang sudah berdiri di samping sofa.

"Itu.... Ada rendang buat lo"

Seketika mata milik zee berbinar. "Dari bunda?"

"Heum... Karena bunda tau lo suka rendang, jadi dia misahin buat lo"

Zee mengangguk paham. "Rendangnya mana?" Tanyanya.

"Itu di meja makan, tadi udah gue pindahin ke piring"

Setelah mendengar balasan tersebut, Zee lantas beranjak cepat dari sofa, hendak melangkah menuju meja makan. Tapi, langkahnya tertahan, dahinya mengerut seakan bertanya kenapa pada orang yang tengah menahannya.

"Apa?" Tanya zee.

"Itu..." Ucapnya sangat amat pelan. Matanya melirik kecil ke arah sherin.

Zee mengikuti arah pandang tersebut. Matanya melebar, dirinya lupa kalo Sherin berada disini.

"Sherin" Panggil zee.

Sherin mengalihkan pandangannya ke arah zee. "Kenalin, dia temen gue namanya...." Ucap zee menggantung, matanya melihat ke arah orang di sampingnya yang tengah mendengus. "..... Siapa nama lo?! Gue lupa" Lanjutnya.

Orang di samping zee kembali mendengus, tangannya bergerak mencubit pinggang milik zee, membuat si empu mengaduh seketika. "Orang gila!" Ucapnya.

Zee tertawa pelan, Sedetik kemudian bibirnya tertutup rapat ketika melihat mata orang yang berada di depannya melotot. "Bercanda yar" Ucap zee mengacak gemas rambut milik yara. "Nayyara. Nama dia nayyara" lanjutnya.

"Nama gue nayyara, lo bisa panggil gue yara" Ucap yara. Mengulurkan kan tangannya bermaksud untuk berkenalan.

Sherin yang awalnya tengah duduk bergegas berdiri, menerima uluran tangan tersebut. "Sherina zeline" Ucapnya. Setelahnya, kedua jabat tangan tersebut terlepas.

Yara mengangguk paham, tersenyum se-ramah mungkin meskipun sudah tahu nama gadis didepannya. Pandangannya kembali melihat ke arah zee, mengode. Tapi, dirinya malah mendapati zee yang tengah terdiam, bahkan raut wajahnya hanya terdapat tatapan kosong.

Plak

Perih, itu yang tengah dirasakan zee pada lengannya saat ini. Matanya menatap ke arah orang yang tadi menamparnya -yara.

"Gue cuma takut lo kemasukan setan" Ucap yara.

"Tck" decak zee.

"Zee"

"Apa?" Ucap zee bertanya.

Tak ada balasan. Tapi, zee malah mendapati bibir yara yang tersenyum miring. Tangannya menyentuh bibirnya, membuat zee semakin bingung tak karuan. Tapi, beberapa saat kemudian tubuhnya mematung ketika ujung ekor mata milik yara melirik ke arah sherin.

Yara terbahak ketika melihat zee yang mematung, merasa puas mengerjai sahabatnya itu. "Komuk lo anjir zee.... Gak kuat gue" Ucap yara. "Cepu jangan yee?..." Lanjutnya, membuat mata milik zee membulat.

"Diem lo!" Tegas zee secara langsung. Bahkan tangannya bergerak menggenggam tangan milik sherin tanpa sadar, menariknya untuk mengikutinya ke arah dapur meninggalkan yara.

"Zee tangan lo haha...." Ledek yara dari kejauhan.

Zee yang mendengar perkataan yara pun lantas cepat-cepat melihat ke arah tangannya, melepaskannya detik itu juga.

Everything Will Be AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang