Sepuluh

670 40 0
                                    

Happy Reading 💐
.
.
.
.

Author POV

Setelah kepergian sang putri untuk sekolah. Seana dia memanggil sang bibi, untuk melihat keadaan gadis yang bernama Sherin itu.

Sementara dirinya duduk menunggu di meja makan.

Tok tok tok

Bi wati mengetok pintu kamar milik non-nya.

Cklek

Pintu terbuka menampilkan wajah sherin yang terlihat segar, dan tak terlihat wajah baru bangun tidur.

"Maaf bibi ganggu tidur non" ucap bi wati.

Sherin menggeleng. "Gak ganggu. Saya udah bangun daritadi kok bi" ucap sherin berkata apa adanya, karena dirinya terbangun bersamaan dengan zee yang pergi dari kamar.

Bi wati mengangguk. "Ayok sarapan non" ajaknya.

Sherin terdiam sejenak. "Zee berangkat sekolah bi?" Tanyanya kembali memastikan.

Bi wati mengangguk. "Ayok non!" Ajaknya kembali yang langsung dapat anggukan dari Sherin.

Langkah Sherin memelan, ketika matanya mendapati wanita paruh baya asing tengah duduk di meja makan yang akan di hampirinya. Sherin menundukkan kepalanya, bahkan dirinya bisa merasakan jantungnya yang berdegup tak karuan.

"Kenapa nunduk?!"

Pertanyaan itu lantas membuat Sherin mengangkat wajahnya, membuat wajahnya berpandangan sempurna dengan paruh baya dihadapannya.

Seana tersenyum tipis. "Ayok sarapan bersama" ucapnya.

Sherin mengangguk pelan. Mendudukkan dirinya tepat di kursi yang bersebelahan dengan seana.

"Nama kamu siapa sayang?" Ucap seana angkat suara, di tengah-tengah acara sarapan. Bertanya kembali siapa nama gadis di sampingnya, meskipun sang putri sudah memberitahunya. Berbasa-basi sebelum melakukan obrolan.

"S-saya Sherina zeline"

Seana terkekeh kecil ketika mendengar nada gugup dari gadis di sampingnya. Terlebih lagi ketika melihat bagaimana gadis di sampingnya itu menyuapkan sendok berisi makanan itu kedalam mulutnya, terkesan kaku.

"Nama saya seana athelsthen bundanya zee" ucap seana memperkenalkan diri.

Sherin mengangguk, sesekali matanya mencuri-curi pandang ke arah bundanya zee. Ada rasa kagum dari dirinya ketika melihat wajah dan proporsi tubuh bundanya zee yang masih terlihat muda. Dan satu lagi tentunya cantik.

"Sherin...."

Sherin memberanikan dirinya untuk menatap balik orang yang memanggilnya, lagipula kalo dirinya terus-terusan menunduk bukan nya itu tak sopan.

"K-kenapa b-bu..." tanya Sherin sedikit gugup dan bingung.

"Panggil tante aja" potong seana cepat.

Sherin mengangguk. "Kamu sama zee satu sekolahan?" Tanya seana.

Sherin mengangguk pelan. "I-iya tante"

"Berarti kalian dah lama dong kenalnya, sekitar satu tahun lebih?!"

Sherin terdiam, kemudian menggeleng kecil.

Dirinya bahkan tak tahu, dan tak mengenal sosok zee selama satu tahun bersekolah. Tapi, setelah dirinya mengenal sosok yang bernama zee. Sosok itu jadi lebih sering bertemu dengannya, atau sekedar nampak dari kejauhan. Ah, atau dirinya yang terlalu menutup diri hingga tak tau setiap wajah yang ada di sekitaran nya.

Sementara seana? Dia mengerutkan keningnya bingung. "Kamu kelas berapa?" Tanya seana.

"Sebelas"

"Seangkatan dong sama zee?!"

Everything Will Be AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang