Empat belas

636 42 0
                                    

Happy Reading 💐
.
.
.
.

"Nyaman gak?"

"Nyaman" balas sherin, paham apa yang dimaksud zee.

"Takutnya seragamnya kekecilan" ucap zee.

"Nggak zee" Ucap Sherin, kembali merapikan seragam yang ia pinjam dari zee. Seragam yang tersisa satu-satunya di lemari zee, karena seragam yang baru masih berada di rumahnya.

"Bentar"

Sherin terdiam. Jantungnya berulah manakala zee merapikan rambutnya.

"Dah cantik" Ucap zee tersenyum puas. Tak menyadari perkataan nya itu membuat jantung milik sherin semakin berulah.

"Zee berangkat sekolah dulu bi, assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam hati-hati non" balas bi wati yang tengah berada di dapur.

Zee mengangkat alisnya, ketika netra milik sherin tak teralih darinya.

"Kenapa?" Tanya zee.

Sherin mengerjap kemudian menggeleng pelan. "Gapapa"

Zee menatap tak percaya ke arah sherin. Tangannya bergerak menyentuh kening milik sherin dan merasakan sedikit panas.

"Beneran mau sekolah?" Tanya zee memastikan.

Sherin mengangguk. "Ayok" Ucapnya, dan tanpa sadar membawa tangan milik zee, menggenggamnya hingga sampai di depan mobil.

"Buka zee"

Zee mengerjap pelan, dilihatnya Sherin yang sudah berdiri di pintu Sisi mobil. Bahkan dirinya baru sadar genggaman itu sudah terlepas.

...

"Zee!"

Si empu yang punya nama mengalihkan pandangannya. Dilihatnya disya yang tengah menatap kearahnya.

"Apa? Bayar kas?" Tanya zee.

"Bukan itu tapi, kalo lo mau bayar kas juga ya puji syukur"

Zee memutar bola matanya malas, dan lebih memilih mengeluarkan buku catatannya dari dalam tas, menyimpannya di atas meja.

"Mana?" Ucap disya yang sudah berdiri di depan mejanya.

"Apa?" Tanya zee pura-pura tak paham.

Disya memutar bola matanya malas. "Lo mau bayar kas kan?"

"Kata siapa? Bukannya lo yah"

"Arghhhhh zee, ini masih pagi bisa gak sih lo gak bikin gue frustasi"

Zee tertawa ketika disya menggeram kesal. "Seribu kan?"

"Anjing!"

Tawa zee pecah seketika. "Bercanda" dikeluarkannya uang sepuluh ribu dari sakunya yang langsung di rebut oleh disya.

Zee menatap tak percaya ke arah disya. "Heh kok gak ditulis, wah korupsi lo disya" Ucap zee ketika disya malah memasukkan uangnya ke dalam sakunya.

"Kalo iya kenapa? Lagian kan juga hari ini bukan waktunya buat bayar kas, jadi duit lo buat gue aja ya Zee"

"Lah mana bisa gitu"

"Sekali-kali gue jajan pake duit lo elahh, pelit amat jadi orang"

"Terserah lo lah" pasrah zee.

Everything Will Be AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang