Dua puluh sembilan

318 27 3
                                    

Happy Reading
.
.
.

Jam istirahat telah berlalu kurang lebih 15 menit sedari tadi, tapi belum membuat lima orang yang terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan itu beranjak dari kelas, karena masih menyelesaikan pekerjaan kelompoknya.

Selang kurang lebih lima menit, pekerjaan kelompok lima orang itu akhirnya selesai. Membuat mereka langsung membereskan masing-masing catatannya.

"Disya.."

Bukan hanya si pemilik nama yang menoleh. Tapi empat lainnya juga ikut menoleh ke arah dimana suara tersebut. "Hi Zee... hai cintanya vellyn... Kantin ayok!" Tambahnya, menyapa teman beda kelasnya itu, sedetik setelah berdiri persis dihadapan mereka.

"Cinta pala lo peyang!" Desis Yara menatap kesal vellyn yang saat ini sudah tertawa.

"Padahal itu panggilan khusus dari gue buat lo Yar." Imbuh Vellyn seraya menatap Yara dengan bibir yang mengulas senyuman. Membuat Yara yang melihatnya Kontan mendengus.

"Lo berdua mau ke kantin gak?" Tanya Disya menatap Yara dan Zee bergantian.

"Ikut ke kantin juga dong." Seru Bimo.

"Laki gak di ajak!" Tolak Vellyn mentah-mentah. Membuat Bimo seketika mendengus.

Lain halnya dengan Zee dan Yara yang malah saling menukar pandangan. "Liat nanti aja deh." Ucap Yara.

Disya mengangguk paham. "Yaudah gue ke kantin duluan kalo gitu, ayok Vell." Ucapnya kemudian memeluk tangan kanan milik Vellyn.

Vellyn menoleh menatap Disya. "Bentarrr..." Ucapnya tanpa suara. Membuat kerutan di dahi milik Disya timbul. Sepersekian detik kemudian,

Cup

"Bye cintanya Vellyn..." Ucap Vellyn diselingi tawanya, mengacir lari sedetik setelah mengecup singkat pipi milik Yara.

Membuat si empu yang mendapat serangan tiba-tiba itu mematung seketika.

"VELLYN BANGSATTT!!!" Berang Yara marah, seraya mengusap kasar pipi kanannya. Emosi dengan kelakuan Vellyn. Yang dibalas suara gelak tawa dari luar kelas yang tentunya milik Vellyn.

Bola mata disya memutar jengah ketika melihat apa yang dilakukan temannya itu. Dirinya sudah tak aneh dan biasa melihat Vellyn yang selalu menjahili Yara.

"Napa lo masih disini?! Kantin sono!!" Sungut Yara ketika mendapati Disya masih diam, tak beranjak.

"Lah iya ya, lupa gue Yar." Ucap Disya tersadar. Sedetik menampilkan cengirannya sebelum berlalu pergi.

"Aneh!" Umpat Yara spontan. Membuat Zee seketika tertawa setelah daritadi hanya terdiam menyimak.

"Ini.." Ucap Zee seraya mengulurkan kotak bekal ke hadapan Yara.

Yara menatap Zee bertanya. "Lagi?"

"Iya."

"Bilangin makasih lagi sama Bunda." Ucap Yara tersenyum senang, sedetik setelah menerima kotak bekal tersebut. "Mau nyamperin Sherin?" Lanjutnya bertanya.

Tak ada balasan. Dahi milik Yara menyernyit menatap Zee yang malah terdiam sembari menatap kotak bekal yang ada ditangannya.

"Zee.." Ucap Yara membuat si empu yang punya nama itu menatap ke arahnya.

"Ngantuk gue Yar..." Ucap Zee pelan.

"Ngantuk? Terus itu bekel lo yang biasanya di kasihin ke Sherin gimana?.."

"Lo aja deh yang kasihin."

"Hah?" Sahut Yara merasa bingung. "Ayok ah nyamperin Sherin, kan bisa lo tiduran di sana. Biasanya juga lo paling semangat buat nyamperin Sherin." Lanjutnya, seraya menarik tangan milik Zee. Berlalu pergi dari ruangan kelas.

Everything Will Be AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang