Happy Reading 💐
.
.
.
.Mobil yang ku tumpangi berhenti. Tanganku bergerak membuka pintu mobil milik zee, diikuti pemiliknya.
"Disini?" Tanyanya. Matanya melihat ke depan ke arah rumahku.
"Iya. Makasih tumpangannya." Ucapku menatap ke arahnya. Dia mengabaikan ku, tak lama bibirnya berdecak, Membuat ku menyernyit bingung. Mataku ikut melihat ke arah yang zee lihat, ah rupanya didepannya ada seorang laki-laki yang tengah berjalan mendekat sembari tersenyum tipis.
"Ngapain lo disini zee?" Tanya laki-laki yang sudah berada tepat dihadapan ku dan zee.
"Harusnya gue yang nanya gitu sama lo ayres." Balas zee.
Aku kembali tertegun mendengar nada yang dingin dan amat sangat datar keluar dari mulut zee, cepat sekali ekspresi nya berganti.
"E-eum itu anu g-gue..." Mataku bisa melihat kegugupan dari laki-laki yang tengah berbicara dengan zee.
"Rumah lo disini?" Tanya zee.
Aku melihat laki-laki yang dipanggil ayres itu menggeleng cepat, menyangkal perkataan zee.
"Ohhh atau lo serumah sama Sherin?" Ucap zee membuat ku terkejut, ujung mataku melirik ke arah ayres yang sama terkejutnya dengan ku.
"YAKALIIII... Gue aja gak kenal sama dia" jawab ayres membuat zee mengangguk. "Rumah gue diseberang sana, gue lagi jalan-jalan aja disini. Nyari angin." Sambungya.
Aku hanya terdiam, menyimak obrolan mereka.
"Kirain.... Kalian serumah" ucap zee, mengangguk paham.
"Nggak. Kok bisa lo disini zee?"
"Tadi gak sengaja ketemu di jalan, jadinya gue anterin."
Ayres mengangguk, matanya beralih menatap ke arahku sebentar sedetik kemudian membuang pandangannya kembali pada zee.
"Zee... "
"Apa?"
"Jadi selir gue ayok!" Ucap ayres membuat ku terkejut. Apa-apaan maksudnya itu, Kenapa dia berkata seperti itu pada zee.
"Ngadi-ngadi lo anj...." Umpatan zee terhenti, dia mengelus dadanya pelan seperti meredam kekesalannya. Bibirnya melafalkan sesuatu yang tak ku mengerti, yang entah kenapa membuat bibirku ingin tertawa lepas.
Matanya tiba-tiba mengarah padaku, membuat ku seketika terdiam."Gue pulang duluan." Ucapnya singkat. Tubuhnya bergerak berjalan memunggungiku dan juga ayres.
"Zee lo gak mau cium pipi gue dulu gitu?" Teriak ayres membuat ku dan juga zee sontak mengalihkan pandangannya ke arah nya.
Zee terdiam sejenak, menatap datar ke arah ayres yang sudah terbahak. Aneh.
Tak lama zee kembali melangkah kan kakinya masuk ke dalam mobil miliknya, kemudian melaju meninggalkan ku dan ayres berdua.
Ayres menghentikan tawanya ketika zee sudah menjauh, matanya beralih menatap ke arahku datar tanpa ekspresi, berubah 180° berbeda saat ada zee. Aku menghela nafas ketika ayres melangkah pergi, masuk ke dalam rumah.
.....
Zee POV
Aku sudah sampai di depan rumah. Kakiku melangkah menuju pintu, membukanya.
"Assalamualaikum...." Ucapku mengucap salam.
Hening. Tak ada balasan, kemana bi wati pergi. "Bi...." Panggilku, masuk kedalam rumah tak lupa kembali menutup pintu sekaligus menguncinya. Takut sesuatu yang tak diinginkan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Will Be Alright
Teen Fiction"Bullshit!. Semua ucapan kamu bohong!" ~ Sherin. "Hahaha, yaudah sekarang aku gak peduli. Sana kamu lompat aja! Aku gak akan nyegah atau nahan-nahan kamu lagi."~zee. GXG!