Happy Reading 💐
.
.
.
."ASSALAMUALAIKUM ZEE PULANG!"
Ucap zee ketika akan memasuki rumah, tak lupa kembali menutup pintu. "Pada kemana deh?!" Lanjutnya celingak-celinguk mencari penghuni lain di rumah. Tapi nihil tak ada satu batang hidung pun yang terlihat olehnya.Tangannya bergerak membuka kenop pintu kamar miliknya, dahinya menyernyit ketika tak menemukan Sherin. Lantas zee menyimpan tasnya asal di atas ranjang, kembali melangkah keluar.
"E-eh bi" ucap zee saat berpapasan dengan bi Wati.
"Loh udah pulang?!"
"Udah, baru aja" balas zee. "Liat bunda gak bi?" Lanjutnya bertanya.
"Lagi di taman belakang, lagi sama non sherin"
"Makasih bi. Zee mau nyamperin bunda dulu"
"Gak makan dulu?" Tanya bi wati saat melihat zee melangkah pergi.
"Nanti aja bi" balas zee. Langkahnya mulai memasuki area taman, dapat ia lihat sang bunda tengah berjongkok bersama Sherin dengan tanaman hias di depan keduanya.
"Bunda?"
"Eh zee!"
Senyum zee merekah, lantas zee mendekat kemudian menyalimi sang bunda.
"Kirain zee, bunda pergi ke kantor"
"Nggaklah" balas seana. "Bunda kan selalu bilang dulu sama kamu" lanjutnya.
"Bunda ngapain disini?" Tanya zee, matanya melirik sebentar ke arah sherin, sedetik kemudian kembali pada sang bunda.
"Bunda abis ngenalin tanaman hias milik bunda sama sherin"
"Huh" bingung zee. "Emang tanaman harus dikenalin?" Lanjutnya.
"Nggak juga"
"Aneh" gumam zee.
"Kamu bilang apa tadi?! Bunda aneh" Ucap seana tak santai dengan mata melotot, setelah telinga nya mendengar gumaman sang putri.
Zee menampilkan cengirannya. "Zee bercanda ya bunda hehe"
"Dasar!"
"Sayang bunda banyak-banyak"
"Gak manjur" ucap seana. Kemudian melangkah, kembali masuk kedalam rumah. Meninggalkan dua gadis yang sama-sama terdiam.
"Udah makan?" Tanya zee.
Wajah sherin mendongak, setelah daritadi hanya menunduk memainkan tanaman. Tatapan nya bertemu dengan manik milik zee, bibirnya tersenyum tipis setelah itu mengangguk.
"Sherin sayang kamu masuk, gak usah temenin zee" teriak seana dari kejauhan, lebih tepatnya depan pintu. Setelah itu kembali masuk.
Sherin tersenyum tipis, menepuk-nepukan tangannya terlebih dahulu sebelum berdiri. Melirik ke arah zee yang tengah mencebikkan bibirnya kesal, dan itu membuatnya tak bisa menyembunyikan senyuman nya. Entahlah setiap dirinya melihat tingkah zee, entah kenapa selalu terlihat gemas dimatanya.
"Ayok masuk" Ajak Sherin.
"Heum" dehem zee, sebelum ikut melangkah beriringan bersama Sherin.
"Terima kasih"
Zee menyernyit, beralih menatap wajah sherin di sampingnya yang memandang lurus kedepan. "Untuk?"
Sherin tersenyum, sangat tipis. Melirik ke arah zee sebentar sebelum berkata. "Entah, untuk semuanya yang kamu lakuin mungkin"
"Gue gak paham sama ucapan lo. Tapi, terimakasih kembali" Ucap zee diakhiri tawa kecil.
"Zee" panggil seana, setelah melihat putrinya dan juga Sherin di dalam rumah, tengah melangkah menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Will Be Alright
Teen Fiction"Bullshit!. Semua ucapan kamu bohong!" ~ Sherin. "Hahaha, yaudah sekarang aku gak peduli. Sana kamu lompat aja! Aku gak akan nyegah atau nahan-nahan kamu lagi."~zee. GXG!