-24

4K 125 3
                                    

"Stay with me"

🌷Happy Reading🌷

Tak lama datang satu Pemuda dengan baju yang berlumuran darah. Oliv yang mengenali pemuda itu segera berlari dan memeluknya erat.

Tangis perempuan baby face itu pecah didalam dekapan sang Suami. Ia menggenggam erat kerah baju Haikal seraya menatapnya dengan tajam namun itu terlihat menggemaskan bagi Pemuda yang saat ini berada didepannya.

"Hiks ..., Gus jahat!" Maki Oliv kemudian kembali menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Haikal, menangis dalam pelukan. Sesekali Oliv memukuli Suaminya.

"Shutt ... Jangan begitu Yang, Aa udah ada di sini." Haikal mencoba untuk menenangkan Oliv seraya mengusap punggungnya lembut.

Sedangkan Rifat melihat hal itu dari kejauhan, keningnya berkerut sesaat. Selang beberapa detik tubuhnya ambruk ke lantai.

Para rombongan polisi sudah pergi membawa adam dan juga bodyguardnya. Pak penghulu tadi sudah kabur lewat belakang pintu rumah Adam.

"Aa tau?! Aku hampir aja jadi istri orang," celetuk Oliv dengan nada sedikit emosi. "Untung aja ada Rifat.

"Ri-Rifat!" Oliv spontan menoleh kebelakang ketika menyadari sesuatu. Ia mendapati tubuh cowok yang menyelamatkan nyawanya terbaring dilantai, lemas dan pucat.

Darah dari mulutnya mulai mengering. Lebam kebiruan bertambah, karena tadi sempat di pukuli oleh Bodyguard berbadan kekar.

Berlari ke arah Rifat, Oliv menutup mulutnya. Keadaan Rifat Sangat memprihatinkan.

"Kita harus bawa dia kerumah sakit," usul Haikal dan langsung disetujui Oliv dengan anggukan kepala. Segera saja Haikal membopong tubuh Rifat yang tak terlalu berat menuju taksi yang ia tumpangi tadi masih menunggu setiap didepan sana.

Tidak membutuhkan waktu lama, mereka akhirnya sampai. Haikal dan Oliv menunggu di luar UGD, tak lama keluar seorang dokter.

"Pasien harus segera di operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang dibagian punggung serta kakinya, dan dia membutuhkan empat kantong darah golongan O. Apakah anda keluarga pasien?" Tanya Dokter.

Haikal maupun Oliv saling bertatapan sesaat sebelum menjawab.

"Saya temannya, Dok," kata Oliv.

Dokter menggelengkan kepala. "Maaf, persetujuan harus dari keluarga pasien. Tolong hubungi mereka," suruh Dokter pria tersebut dan melenggang pergi dari sana.

Panik, ya, itulah yang di rasakan Oliv saat ini. Bingung harus bagaimana, ia tak mempunyai nomor telepon keluarga Rifat satu pun.

Haikal yang sadar bahwa ia menggenggam ponsel teman Oliv langsung menyodorkannya. "Ini ponselnya 'kan," celetuk Haikal.

Dengan cepat Oliv mengambil ponsel itu. Tangan kecil putih mulusnya mencoba untuk membuka sandi ponsel Rifat, tapi ada sesuatu yang membuatnya salfok (salah fokus).

Yaitu foto dirinya yang sedang tersenyum, sepertinya ini adalah hasil gambar yang diambil secara diam-diam. Untung saja Suaminya tak melihat ini, jika itu terjadi, maka akan terjadi kesalahpahaman di antara mereka.

Sandinya apa! Tolonglah hamba mu ini Ya Allah. Batin Oliv.

Dalam sekejap ia mendapatkan sebuah ide, mungkin sandinya adalah tanggal lahir dirinya.

Tangan lihai Oliv memasukkan tanggal, bulan dan tahun kelahirannya. Benar saja dugaan Oliv! Itu berhasil. ia segera menelepon nomor salah satu keluarga Rifat.

YOUNG GUS IS MY HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang