#. 2

4K 85 3
                                    


"Bisa gak sih lo itu gausah satu kelompok sama gue, bosen tau gak?!" Chevalyn mendobrak meja yang ada didepan Ethan Lee, ia hanya menampakkan wajah datar sambil memainkan jari jemarinya.

"Bukan urusan gue sih" Ketusnya. Chevalyn melotot kesal. Ia menendang kaki meja lalu pergi dan meninggalkan Ethan Lee dengan wajah cemberut. Ethan tersenyum miring melihat kepergiannya.

Entah kebetulan yang disengaja atau tidak, akhir akhir ini banyak tugas tugas sekolah yang mengandalkan sistem kerja kelompok. Yang dirasa anak ambis kurang adil karena ya tau sendirilah numpang nama.

Apalagi satu kelompok sama si Ethan.

Ethan Lee dikenal sebagai cowok penyendiri, entah dia introvert atau emang gapunya temen? Jujur saja jarang cowok yang penyendiri dikelas dijaman sekarang.

"Dirumah gue aja sepi" Ethan memberi saran tanpa membuat ekspresi wajah apapun.

"Boleh si"

"Ngikut"

"Yang penting makanan sama boba ya than"

Saut satu persatu menyetujui. Chevalyn memutar bola mata malas.
"Aman" jawab Ethan senyum. Melirik ke arah Chevalyn.

Rumah Ethan.

"Menurut kalian masih ada yang perlu direvisi gak sih?" Chevalyn mengerutkan keningnya. Tangan kanan untuk pangkuan dagunya.

"Itu deh Lyn, coba teliti lagi ada yang typo tuh"
Jake menunjuk kearah laptop.
Chevalyn mengangguk dan mulai membenahi.

"Gue yang ngeprint"
Ethan tiba tiba bersuara. Chevalyn berdecak.
"Halah lu mah kalo gak nyumbang rumah ya jasa print than than ga kaget gue mah"

Jake dan yang lainnya pun tertawa. Kecuali Ethan.
"Yang penting dia nyumbang tenaga Lyn hahaha" Nadiva tertawa setelah meneguk Chatime.

"Lagian juga print duit duit dia ya gak than?" Jake menepuk pundak Ethan yang tanpa ekspresi apa apa. "Hm" singkatnya.

"Nih udah jadi, print. Besok bawa!" Tegas Chevalyn mengarahkan laptopnya didepan hidung Ethan. Ethan mundur sejengkal menerima laptopnya.
Sembari mengecek kerjaan tadi, lalu disave.

"Oke" singkat padat gak jelas.

"Udah nih gini doang tugasnya?" Tanya Jake tanpa dosa.
"Gini doang yang kerja gue, kalian sibuk makan aja?!" Chevalyn emosi.

Nadiva yang asik dengan cemilannya mendadak berhenti. Nyengir.
"Hehe maaf"

Chevalyn cepat cepat merapikan barangnya. Kemudian memasukkannya ke dalam tas.
"Udah ayo cabut" dia dengan posisi berdiri.

"Bentar napa Lyn, belum abis nih" Nadiva kembali dengan snack nya.
Jake juga langsung berbaring disofa. Pura pura tidur.
"Aduhh aduhh ngantukk nih cocok kali kalo bikin mi terus nginep"

Chevalyn bergumam kesal. Dia mendekati Ethan yang sedang berkutik didepan laptop.
"Nih buat ngeprint" Chevalyn datar sambil menyodorkan uang ke tangan Ethan.
Ethan melirik dingin. "Apa?"

"Buat ngeprint" tegasnya.
Ethan menggeleng pelan. Kembali menatap laptop. "Gak usah, bawa aja"

"Ck, yaudah gue cabut dulu. Bye!" Chevalyn pergi begitu saja. Nadiva menatapnya bingung.  Lalu menghabiskan minuman.

"Jake mau pulang kapan?" Nadiva menggoyang goyangkan lengan Jake. Badan Jake terguncang. Jake sedang diposisi malas ingin bangun. Masih diposisi yang sama tangan satunya untuk menutup matanya.

"Hng bentar" rengeknya.

"Yaudah kalo gitu mau nemenin Ethan dulu hehe" Nadiva mendekati Ethan.

"Than, nonton film yuk" Nadiva menyenggol lengan Ethan. "Hm" jawabnya datar. Malas. Cuek.

"Ah ga asik lu than anjing'' Nadiva mempoutkan wajahnya. Sambil melipat kedua tangannya.

Tiba tiba Jake bangkit dari posisi yang awalnya tidur. Dia tertawa pelan.
"Lu mah salah kalo ngajak dia nonton Va, dia kan ambis" lanjutnya sambil tersenyum menatap Ethan.

Ethan masih sibuk dengan laptopnya. Padahal tadi udah revisi. Entah dia membuka apa atau membuat apa jelas jelas dari raut wajahnya tampak serius. Tak peduli mau itu ajakan Nadiva atau Jake.

Dirumah Chevalyn

Dari tadi dia hanya bisa lontang lantung dengan gadgetnya. Rambutnya mulai acak acakan karena posisinya random.

 Rambutnya mulai acak acakan karena posisinya random

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huh ~" ia membuang nafas kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huh ~" ia membuang nafas kesal. Sering ditinggal orang tuanya kerja, abang Jay juga sering pulang malem. Kesepian. Tapi udah jadi makanan sehari hari. Baginya dengan dikirimin makanan sama abangnya bisa sedikit mengurangi rasa kesepian itu.

Chevalyn sering berandai andai bahwa suatu saat dia bisa pergi berlibur bareng mama papanya abang jay juga. Ia pengen semua waktu entah itu waktu orang tua nya sibuk banget atau abang jay penting intinya dia pengen bisa banyak ngehabisin waktu bareng keluarganya.

Kadang ia juga pengen teman temannya bisa datang main kerumah, tapi ia tak mau merepotkan orang lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




#justinfo

Source fotonya dari pinterest.
Maaf kalo masih belepotan kata katanya.

Profit or Loss || LEE HEESEUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang