#. 16

359 25 0
                                    

Drtt drtt drttt

Suara telepon dari arah ponselnya. Ethan berharap sisa tenaganya bisa untuk mengangkat panggilan tersebut. Tapi sayangnya Ethan pingsan begitu saja sebelum mengangkat teleponnya.

Akhirnya cukup lama dan berulang ulang panggilan tersebut tak diangkat oleh Ethan.
Ethan pingsan tanpa ada yang menolongnya.

"Sa-sakitt"

Itu adalah kata terakhir yang Ethan ucapan sebelum akhirnya pingsan.

Beberapa menit setelah Ethan pingsan, gerimis mulai membasahi tubuhnya itu. Emang sedari sore tadi mendung.
Kini tubuh malang itu dipenuhi dengan air yang membasahi tubuhnya.

Hingga sampai keesokan harinya, ia masih berada ditempat dan posisi yang masih sama dengan kejadian terakhir.

"Ini Ethan ga berangkat lagi?" Chevalyn menodong Jake yang baru saja datang dengan Nadiva.

Jake yang tak tahu apa apa pun hanya menggeleng.
"Enggak, dia ga ngehubungin gue semalem"

Chevalyn menopang dagunya dengan jari telunjuk dan jempolnya.

"Bukannya kemarin dia sama lo Lyn, dia kan yang mau nganterin lo katanya sih" Nadiva setelah beberapa saat terdiam.

"Iya tuh emang beneran nganterin lo gak?" Jake menambahkan.

"Seriuslah dia abis nganterin terus pulang, tapi aman aman aja kok ga ada yang aneh juga. Terus pas gue telpon nih kan lama gue bilang makasih tapi belum dibales, gue telponin tuh ga diangkat tapi berdering. Terus tadi pagi gue telpon lagi udah memanggil" Chevalyn menjelaskan secara detail, Nadiva langsung merangkul pundak Chevalyn untuk menenangkannya. Chevalyn tampak khawatir karena merasa janggal. Biasanya dia pamit, walaupun akhir akhir kemarin ga pamit tapi feeling dia masih oke lah.

"Dirumah ibunya kali" Jake mencoba mencairkan suasana. Chevalyn hanya menggeleng pelan, tidak mungkin. Ethan saja bilang kalo dia jarang kesana.

"Udah Lyn ntar pulang sekolah kita ke rumah dia aja ya biar lo tenang" Nadiva mencoba tersenyum.

"Gue ikut'' Jake

Chevalyn merasa senang telah dibantu oleh kedua temannya itu. Ia juga merasa lebih baik dari sebelumnya. Ia mencoba berpikiran positif tentang Ethan, karena dasar dia anak yang misterius.

"Cih, gak guna juga nyariin cowok gak jelas itu" Chevalyn Nadiva menghentikan langkahnya saat Riki melewati keduanya. Jake langsung menoleh dan paham lalu membawa Riki menjauh.

"Woi Ki apaan sih lo, Ntar presentasi kan lo moderatornya, oke bro?"

Chevalyn dan Nadiva menatap remeh Riki Adyathama itu. Nadiva langsung membawa Chevalyn pergi saat Jake memberikan isyarat dengan tangan kanannya.

"Udah gausah dipikirin, yang gak jelas itu emang dia bukan Ethan'' Nadiva membela.

"Benci banget gue sama Riki anjing. Bang jay juga kenapa sih masih baik sama dia!"

"Tau sendiri kan Lyn cowok kalo udah ketemu segender pasti kayak gimana"

"Ya harusnya tuh dia tau mana orang yang bikin masalah sama adeknya. Malah ngebela terus"

"Udah udah yang penting Ethan nya baik baik aja, gausah ngurusin si curut itu"

Pulang sekolah

"Nah kemarin tuh dia abis kerumah gue terus pulang lewat sini" Chevalyn berjalan didepan sendiri memimpin Jake dan Nadiva. Nadiva haya menggangguk mengikuti Chevalyn. Jake dari tadi hanya menolah noleh mencari batang idung si Ethan.

Profit or Loss || LEE HEESEUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang