Didepan nisan bertuliskan nama dan tanggal lahir kedua temannya itu, Chevalyn berdiri. Tangannya membawa keranjang berisi bunga mawar yang akan ia taburkan diatas gundukan tanah.
Chevalyn duduk dan menyamankan posisinya sebelum air matanya jatuh ke tanah. Ethan dan Sunghoon berjejeran yang mempermudah Chevalyn untuk duduk diantaranya.
"Udah dua bulan ya, enggak kerasa" ucapnya sembari menaburkan bunga mawar itu.
Ya hari ini tepat dua bulan setelah insiden penembakan di rumah Nikolas. Bahkan hari ini bertepatan dengan kelulusan yang harusnya ia ikut.
Chevalyn baru sekali mengunjungi mereka, karena hatinya yang masih belum menerima kenyataan. Chevalyn menangis sembari mengingat ingat hal yang sangat menyakitkan dan tidak akan pernah bisa ia lupakan begitu saja.
Ayah yang justru menjadi pahlawan, malam itu adalah seorang pembunuh.
"Betah banget bobo dibawah, mimpi apa sih?"
Dua bulan yang lalu Ethan bilang jika dirinya ingin tidur dan tidak membolehkan Chevalyn begadang. Tapi salah, Ethan justru keasikan tidur dan melupakan bahwa dirinya harus bangun untuk sekedar mengecek jam tidur Chevalyn.
Chevalyn sengaja tidak tidur dua hari, ia terus menunggu laki laki itu terbangun dan akan memarahinya jika melihat kedua matanya yang berkantung dan hitam.
"Lo gak marah gue begadang terus loh, mikirin lo. Sorry ya"
Walaupun semua itu percuma, Chevalyn terus berbicara seolah olah lawannya ikut mendengarkan. Dia banyak menceritakan hari harinya selama dua bulan ini karena tidak bisa menjenguknya.
Selesai dengan bunga mawar itu, Chevalyn menyatukan kedua tangannya untuk berdoa memohon kepada tuhan agar kedua orang itu bisa tenang disisinya.
Chevalyn menghela nafas hendak ingin pergi. Tidak berlama lama karena melihat foto yang diletakkan didepan nisan membuat hatinya ngilu kembali mengingat momen momen bersama kedua orang itu.
"Besok deh gue sering sering kesini. Pamit ya jangan kelamaan tidurnya besok gue bawain makanan deh, tapi janji lo harus bangun!"
Diringa hendak bangkit namun tangan kekar itu menahan pundaknya. Chevalyn menoleh dengan pipinya yang belum kering dengan air mata itu.
Buru buru dirinya menjauh dari orang itu. Ya, orang yang sangat membuatnya kehilangan segalanya.
"Ngapain lo?" Tanyanya ketika melihat dua bucket bunga dimasing masing tangannya.
Walaupun tau niat orang itu untuk mengunjungi tetapi Chevalyn memilih untuk bertanya. Riki tersenyum sembari meletakkan bunga itu dimasing masing nisan.
"Gue kangen"
Chevalyn melempar tatapan tak nyamannya, mendengar kalimat itu yang menbuatnya ingin sekali menampar jika saja tidak sedang dimakam.
"Kangen? Setelah lo bikin mereka mati kesakitan lo bilang kangen? Bahkan Sunghoon yang harusnya gak tau apa apa ikut kena"
Bahkan didepan makam mereka Chevalyn tidak bisa menahan rasa kesalnya terhadap Riki. Air matanya kembali turun membasahi kedua pipinya, tangannya mengepal kuat ingin sekali dirinya mendaratkan pukulan pada pipi laki laki itu.
"Gue minta maaf"
Chevalyn terkekeh mendengar omong kosong yang terlontar dari bibir orang itu.
"Lo kira dengan lo minta maaf bisa bikin mereka hidup lagi?"
Apa yang salah darinya, ucapan maaf itu bahkan lebih tulus dari kedengarannya. Riki menyesali perbuatannya dulu.
"Gue tau gue telat, tapi ijinin gue buat tanggung jawab" Riki hampir saja meraih tangan Chevalyn namun berhasil dihindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Profit or Loss || LEE HEESEUNG [END]
FanfictionTentang Ethan yang berjuang sendirian ditengah kebencian semua orang. ⚠️ Banyak adegan kekerasan, 18+, bxb, dll. #1 Heeseung [03-4-2024] #1 JeffSatur [19-4-2024] #1 LeeHeeseung [29-7-2024] #1 Ethan [09-9-2024]